Alokasi Air Optimum di Wilayah Cibeet

Ketika tahap pertumbuhan vegetatif air yang dibutuhkan lebih banyak dibandingkan dengan tahap pertumbuhan generatif. Hasil optimasi Model DIJ menunjukkan bahwa kebutuhan air semua sektor dapat dipenuhi, hal ini dapat dipahami karena wilayah ini merupakan wilayah terhulu dari Tarum Barat dimana langsung dilayani oleh Bendung Curug sebagai bendung pembagi di DI Jatiluhur, dengan ketersediaan air yang cukup sepanjang waktu. Ketersediaan air yang cukup menandakan tidak ada kelangkaan air di wilayah tersebut. Selain ketersediaan air yang cukup, proporsi penggunaan air di wilayah ini didominasi oleh sektor pertanian sedangkan sektor domestik dan industri proporsinya sangat kecil. Dominasi penggunaan air oleh salah satu sektor dengan proporsi yang sangat berbeda tidak menyebabkan kompetisi antar sektor di wilayah ini. Hasil optimasi Model DIJ merubah proporsi penggunaan air sektor-sektor tersebut, terutama sektor pertanian dan juga pola alokasi sepanjang horison waktu. Pola alokasi optimal sesuai dengan tahapan pertumbuhan tanam padi sedangkan alokasi aktual tidak mengikuti fluktuasi kebutuhan air tanaman.

7.3. Alokasi Air Optimum di Wilayah Cibeet

Wilayah Cibeet terbagi dalam 2 sub wilayah, yakni sub wilayah Cibeet A yang dilayani oleh Bendung Cibeet, berada di sebelah selatan saluran induk Tarum Barat dan sub wilayah Cibeet B yang terletak di sebelah utara saluran induk Tarum Barat antara pertemuan saluran induk Cibeet dan Bendung Cikarang. Di sub wilayah Cibeet A terdapat 2 aktivitas, yakni sektor pertanian terdiri sawah golongan I seluas 485 hektar dan dan sektor industri kelompok sedang dengan 1 perusahaan. Hasil optimasi menunjukkan bahwa semua aktivitas yang ada di wilayah ini terpilih. Produktivitasnya mencapai 5.41 ton per hektar pada musim tanam I dan 5.13 ton pada musim tanam II, produktivitas ini lebih tinggi dibandingkan dengan produktivitas aktual Tabel 19, sedangkan produksi padi yang dihasilkan sebanyak 2.62 ribu ton pada musim tanam I dan 2.49 ribu ton pada musim tanam II. Benefit optimum yang dihasilkan sebesar 741.19 juta rupiah pada musim tanam, sedangkan pada musim tanam II sebesar 770.64 juta rupiah. Sektor pertanian di sub wilayah Cibeet B, terdiri dari 5 golongan sawah masing-masing luasnya 4.03 ribu hektar, 4.28 ribu hektar, 5.44 ribu hektar, dan 4.76 ribu hektar serta 2.02 ribu hektar. Seluruh areal ini diairi baik pada musim tanam I dan musim tanam II, dengan produktivitasnya sebesar 5.41 ton, 5.01 ton 4.61 ton, dan 4.31 ton serta 3.61 ton per hektar. 1.000 4.000 9.000 14.000 19.000 24.000 29.000 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 Periode D ebi t m 3 det ik IRAKT IROPT Keterangan : IRAKT : irigasi aktual, DAKT : domestik aktual, INAKT:industri aktual Gambar 16. Alokasi Air Optimum ke Sektor Pertanian di Wilayah Cibeet Produktivitas pada musim tanam II sebesar 5.00 ton, 4.60 ton, 4.33 ton dan 3.92 ton serta 3.36 ton per hektar, dengan total produksi sebesar 88.84 ribu ton pada musim tanam II. Alokasi optimum pada musim tanam I sama dengan alokasi aktual sedangkan pada musim tanam II alokasi optimum lebih besar dibandingkan alokasi aktual, dimana sawah golongan V diairi sedangkan alokasi aktual yang dilakukan PJT II sawah golongan V tidak terairi. Benefit yang dihasilkan sektor pertanian sebesar 25.09 milyar rupiah pada musim tanam I dan sebesar 25.02 milyar rupiah pada musim tanam II. Sektor domestik di sub wilayah Cibeet B hanya terdiri 1 PDAM kategori sedang dengan alokasi setiap tengah bulannya sebesar 220.00 ribu meter kubik atau 0.18 meter kubik per detik sampai dengan 0.21 meter kubik per detik Lampiran 11. Sektor domestik hanya ada di sub wilayah Cibeet B sehingga total air yang dialokasikan sebesar yang dialokasikan di sub wilayah tersebut Gambar 17. Benefit yang dihasilkan dari alokasi air di sektor ini sebesar 18.65 juta rupiah per tengah bulannya, sedangkan total benefit selama setahun sebesar 447.55 juta rupiah. 0.125 0.140 0.155 0.170 0.185 0.200 0.215 0.230 Ok t. I O k t. II No p .I No p .I I De s .I De s .I I Ja n. I Jan .I I Pe b .I Pe b .I I Ma r. I Ma r. II Ap r. I Ap r. II Me i. I Me i. II Ju n. I Jun .I I Ju l.I Ju l.I I Ag s .I Ag s .I I Se p .I Se p .I I Periode D e bi t m 3 de tik DAKT DOPT Keterangan : DAKT : alokasi aktual, DOPT : alokasi optimal Gambar 17. Alokasi Air ke Sektor Domestik di Wilayah Cibeet Sektor industri di sub wilayah Cibeet A hanya meliputi 1 perusahaan yang masuk dalam kategori industri menengah, dengan alokasi air per tengah bulanan sebesar 37.00 ribu meter kubik Lampiran 10. Alokasi air optimum ke sektor industri menghasilkan benefit sebesar 1.51 juta rupiah setiap tengah bulannya dan total benefit yang dihasilkan dalam setahun sebesar 36.18 juta rupiah. Sektor industri di sub wilayah Cibeet B terdiri dari 2 kategori yakni sedang dan besar masing-masing kategori terdapat 3 perusahaan, dengan alokasi air 0.450 0.500 0.550 0.600 0.650 0.700 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 Periode D ebi t m 3 det ik INAKT INOPT Keterangan : INAKT : alokasi aktual, INOPT : alokasi optimal Gambar 18. Alokasi Air ke Sektor Industri di Wilayah Cibeet rata-rata per perusahaan sebesar 29.00 ribu meter kubik dan 160.00 ribu meter kubik per tengah bulannya. Total air baku industri yang disalurkan ke sub wilayah Cibeet B sebesar 675.68 ribu meter kubik Lampiran 12, dan benefit yang dihasilkan sebesar 104.54 juta rupiah setiap tengah bulannya dan total benefit dalam setahun sebesar 2.51 milyar rupiah. Total air baku industri yang disalurkan di wilayah Cibeet sebesar 819.31 ribu meter kubik dengan debit antara 0.54 meter kubik per detik sampai 0.66 meter kubik per detik Gambar 18. Hasil optimasi Model DIJ menunjukan bahwa kebutuhan semua sektor terpenuhi sepanjang horison waktu, hal ini disebabkan suplai air ke wilayah ini bersumber dari Sungai Cibeet dan tambahan dari Bendung Curug dan suplai air ini mencukupi kebutuhan baik di sub wilayah Cibeet A maupun Cibeet B. Wilayah Cibeet memiliki golongan sawah yang paling lengkap, kelengkapan kategori ini justru memperkuat dominasi sektor pertanian. Dominasi salah sektor dengan proporsi yang tidak seimbang, meniadakan kompetisi antar sektor Gambar 19. - 2.000 4.000 6.000 8.000 10.000 12.000 14.000 16.000 18.000 20.000 Ok t. I O k t. II N op. I No p .I I De s .I De s .I I J an. I Ja n .I I P eb. I Pe b .I I Ma r. I Ma r. II Ap r. I Ap r. II Me i. I Me i. II J un. I Ju n .I I Ju l. I Ju l. II Ag s .I Ag s .I I S ep. I Se p .I I Periode D eb it m 3 det ik IRAKT DAKT INAKT Keterangan : IRAKT : irigasi; DaKT : domestik; INAKT : industri Gambar 19. Proporsi Alokasi Air Aktual di Wilayah Cibeet Alokasi aktual untuk sektor pertanian pada musim tanam II lebih kecil dibandingkan dengan alokasi aktual, karena luas lahan yang diairi lebih kecil dimana sawah golongan V di wilayah ini tidak diairi. Alokasi optimum ke sektor domestik dan industri pada tingkat permintaan air yang maksimum, sehingga alokasi optimum kedua sektor ini lebih tinggi dibandingkan alokasi aktual Gambar 20. - 5.000 10.000 15.000 20.000 25.000 30.000 Ok t. I Ok t. II N op. I N op. II De s .I De s .I I J an. I Jan. II P eb. I P eb. II Ma r. I Ma r. II Ap r. I Ap r. II Me i. I Me i. II J un. I Jun. II Ju l.I J u l.II Ag s .I Ag s .I I S ep. I S ep. II PERIODE D E B IT m 3 det ik IROPT DOPT INOPT Keterangan : IROPT : irigasi: DOPT : domesti; INOPT : industri Gambar 20. Proporsi Alokasi Air Optimum Per Sektor di Wilayah Cibeet Pola alokasi aktual dan optimum agak berbeda dimana pola alokasi ke sektor pertanian disesuaikan dengan kebutuhan air berdasarkan pada tahapan pertumbuhan Gambar 20. Perbedaan alokasi ini terutama untuk sektor pertanian dapat disebabkan dengan bertambahnya sumber air setempat akibat hujan yang terjadi di wilayah tersebut, atau pergeseran jadwal tanam sehingga penyaluran dari Bendung Curug yang seharusnya disesuaikan dengan jadwal penyaluran yang telah dirancang sebelumnya berubah akibat perubahan jadwal tanam. Dominasi sektor pertanian menyebabkan pola alokasi air mengikuti pola alokasi sektor pertanian, alokasi ke sektor domestik dan industri kurang fluktuatif.

7.4. Alokasi Air Optimum di Wilayah Cikarang