5.3. Model Integrasi Ekonomi dan Hidrologi Daerah Irigasi Jatiluhur Model Integrasi Ekonomi dan Hidrologi Daerah Irigasi Jatiluhur Model
DIJ dibangun dari beberapa model yang telah ada, dengan beberapa perubahan sesuai kondisi yang ada di DI Jatiluhur. Model DIJ merupakan model ekonomi
dengan mempertimbangkan pengaruh hidrologis. Fungsi tujuannya adalah memaksimumkan net benefit sosial dari alokasi air ke sektor pertanian, domestik
dan industri dengan menggunakan pendekatan optimasi dinamik. Pendekatan dinamik yang dipilih sebab kondisi sumberdaya air yang selalu berubah menurut
waktu Conrad 1999. Net benefit sosial merupakan kumulatif net benefit sektor pertanian, net benefit PDAM, net benefit industri dan net benefit PJT II.
max
ijk PRT
PDAM IND
JT
NSB X t
NB t
NB t
NB t
NB t
= +
+ +
1
5.3.1. Fungsi Produksi Pertanian
Produktivitas Per Musim Tanam
j,m t,j,,m
t,j,m
24 5
10 ak j,k,n
pot j,k,n t =1 j=1 m=1
1
X WA
Y Y
e
b -
-
= -
å å å
2 dimana:
Y
akj
=
produktivitas aktual pada masing-masing golongan sawah tonha
Y
potj
=
produktivitas potensial pada masing-masing golongan sawah tonha
β =
koefisien respons tanaman terhadap air pada masing-masing golongan sawah menurut musim tanam dan tahap pertumbuhan
t =
per dua minggu
j =
golongan sawah j =1,2, . . ., 5 j = 1 ialah sawah golongan I,
j=2 ialah sawah golongan II, dst
m =
tahap pertumbuhan per golongan m=1, 2, . . ., 10
k =
wilayah layanan bendung k = 1, 2, . . ., 7 k =1 adalah wilayah Curug; k=2 ialah wilayah Cibeet A dst
Produksi potensial
Y
pot,j,k
merupakan produksi padi per hektar yang dapat dicapai berdasarkan benih dan input lain yang diberikan termasuk air
irigasi. Sedangkan produksi aktual
Y
ak
,
j,k,n
merupakan produksi yang dicapai petani akibat musim yang berhubungan langsung dengan ketersediaan air.
Koefisiens respons β merupakan koefisien respons tanaman terhadap
ketersediaan air, untuk tanaman padi oleh FAO ditetapkan lebih besar dari 1.15 pada masa pertumbuhan mulai penanamanan sampai dengan masa awal
berbunga. Air yang diaplikasi
X
t,j,m,n
merupakan banyaknya air yang disuplai dari bendung ke petak sawah per dua minggu, dan W
merupakan syarat kebutuhan minimum air irigasi padi untuk dapat berproduksi. Fungsi respons ini
telah diterapkan tim peneliti IFPRI dalam model integrasi di DAS Brantas.
5.3.2. Net Benefit Pertanian
Dalam perhitungan net benefit pertanian NB
PRT
, air dianggap sebagai salah satu input karena tanpa adanya air irigasi produktivitas tanaman akan
menurun, terutama untuk tanaman padi sawah. Input lainnya tidak akan mempengaruhi produktivitas pertanian tanpa air irigasi. Hasil penelitian dari Bank
Dunia menunjukkan bahwa peranan air irigasi sebesar 16 persen dari produksi dan secara bersama mempengaruhi produksi sebesar 75 persen.
Net benefit pertanian merupakan selisih total penerimaan dengan biaya total selama satu musim tanam. Total penerimaan sektor pertanian merupakan
perkalian antara luas areal panen dikalikan dengan produktivitas padi dan harga gabah kering di tingkat petani. Total biaya pertanian TBA
jkm
meliputi biaya untuk pupuk, pestisida dan herbisida, tenaga kerja termasuk hewan dan mesin
yang digunakan sedangkan biaya air irigasi di pisahkan dari total biaya input lain.
{ } {
} {
}
1 5
10 8
2 jkmn
PD jkn
PRTn j kn
i=1 j=1 k=1 m=1 n=1
1jkmn IR
YA P
- TBA NB
= L
- X t P
⎡ ⎤
⎢ ⎥
⎢ ⎥
⎣ ⎦
∑∑∑∑∑
3
dimana :
L
jkn
=
luas areal irigasi pada sawah
j
wilayah
k
musim tanam
n YA
jkn
=
produktivitas padi aktual pada sawah
j
wilayah
m
musim tanam
n P
PD
=
harga padi
TB
jkn
=
total biaya pada sawah
j
wilayah
k
musim tanam
n X
1jkmn
t =
banyaknya air irigasi pada sawah
j,
wilayah
k
, aktivitas tanam
m,
musim tanam
n
m
3
per dua minggu
P
IR
=
harga air irigasi
1 =
sektor pertanian
j
= golongan
sawah
j
= 1,2,...,5.
k =
wilayah,
k
= 1,2,...,8; 1 → wilayah Curug, 2 → wilayah
Cibeet A, 3 → wilayah Cibeet B, 4 → wilayah Cikarang A,
5 → wilayah Cikarang B, 6 → wilayah Bekasi A, 7 →
wilayah Bekasi B dan 8 → wilayah Bekasi C.
m =
tahap pertumbuhan,
m =
1,2,...,10 untuk setiap golongan
sawah
n =
musim tanam,
n
= 1,2. Sektor
pertanian tidak
membayar air irigasi yang diperolehnya kepada
Perum Jasa Tirta II. Dalam penelitian ini untuk memperoleh berapa benefit yang diterima sektor pertanian harga air irigasi yang dipakai adalah harga air irigasi
yang ditetapkan JICA diacu dalam Ringler 2002, yakni Rp. 5.00 per meter kubik.
5.3.3. Net Benefit Domestik