Landasan Teori Model Optimasi Dinamik

yang ada di DI Jatiluhur yakni alokasi berdasarkan pengguna untuk sektor pertanian dan berdasarkan pasar untuk sektor non pertanian. Apabila ditinjau kondisi pasar air di DI Jatiluhur telah mengalami transisi mekanisme alokasi sumberdaya air Gambar 4, meskipun secara eksplisit tidak tercantum dalam prosedur operasional Waduk Jatiluhur. Perubahan status pengelola menjadi perusahaan umum, secara implisit telah membawa sumberdaya air dari barang publik menjadi komoditi, meskipun tidak semuanya dianggap sebagai komoditi. PJT II tidak menetapkan atau memberikan harga air pertanian gratis sedangkan air urban dalam hal ini sektor domestik PDAM dan industri ditetapkan harga yang berbeda untuk setiap sektor. Jika PJT II mempunyai otoritas sebagai pengelola sumberdaya pastilah akan merespons permintaan air non pertanian dengan memenuhi permintaannya dan apabila terjadi kekurangan air akan mengurangi sejumlah air pertanian.

5.1. Landasan Teori Model Optimasi Dinamik

Penyelesaian masalah optimasi dinamik akan memberikan pola waktu optimal untuk setiap variabel yang dipilih, rincian variabel hari ini, besok dan sampai akhir periode Chiang, 1997. Beberapa komponen optimasi dinamik meliputi: 1 variabel penentu keputusan state variable, 2 periode keputusan decision stage, 3 variabel keputusan decisions variable, 4 penerimaan setiap tahap periode stage return, 5 fungsi transisi atau fungsi transformasi transformation function, dan 6 fungsi tujuan objective function. Penentuan state variable pada DI Jatiluhur didasarkan pada hubungan antara penyaluran air ke sektor-sektor pengguna berdasarkan aktivitas sektor tersebut dengan dikendalai infrastruktur yang tersedia. State variable dari suatu keputusan adalah ketersediaan air di Waduk Jatiluhur. Air yang tersedia di Waduk Jatiluhur merupakan cadangan sumberdaya air yang akan berubah seiring dengan waktu akibat variabel keputusan yang dilakukan. Ringler et.al. 2000, mengungkapkan bahwa pertumbuhan wilayah perkotaan yang didalamnya mencakup pertambahan penduduk dan industri telah mempengaruhi keputusan pengelola waduk dalam menyalurkan air ke sektor-sektior pemakai air terutama di wilayah hilir. Fauzi 2004, mengemukakan bahwa sektor pertanian, domestik dan industri merupakan sektor-sektor pengguna yang memperlakukan air sebagai sumberdaya tak terbarukan non renewable resources. Meskipun air yang disalurkan dari waduk merupakan air permukaan, tetapi akibat penggunaan oleh sektor-sektor tersebut, air yang tersisa mengalami degradasi kualitas sehingga tidak dimungkinkan digunakan oleh sektor lainnya di wilayah hilir. Komponen fungsi transisi merupakan kendala dinamis yang dimaksudkan untuk menggambarkan besarnya cadangan sumberdaya air pada tahap ke t + 1 yang ditentukan oleh besarnya cadangan dan keputusan pada tahap ke-t. Pada penelitian ini, fungsi transisi yang menjadi kendala dinamis problem alokasi air adalah ketersediaan air di Waduk Jatiluhur. Tahapan keputusan disicion stage dalam penelitian ini ditetapkan 2 mingguan atau tengah bulanan disesuikan dengan tahapan pertumbuhan tanaman padi yang dilakukan di DI Jatiluhur. Horizon waktu time horizon pemecahan problem dinamik ditetapkan dengan sengaja, yakni dari bulan Oktober 2003 sampai dengan September 2004. Bulan Oktober 2003 dipakai sebagai awal periode dihubungkan dengan awal musim tanam di DI Jatiluhur, sekaligus untuk menangkap fenomena anomali iklim El Nino yang terjadi pada tahun tersebut. Dasar pertimbangan penentuan tahun 2003 sebagai awal horizon waktu adalah karena seluruh data aspek ekonomi dan sebagian data fisik yang dipergunakan dalam analisis dikumpulkan pada saat penelitian dilakukan. Alokasi air ke sektor pengguna user sebagai variabel keputusan karena alokasi air ke berbagai sektor berperan dalam menghasilkan produk dari sektor- sektor tersebut yang akan mendatangkan benefit sosial bagi sektor-sektor yang ada di DI Jatiluhur. Pemecahan masalah optimal didasarkan pada fungsi tujuan objective function yang merupakan kumulatif dari masing-masing sektor pengguna, yakni dengan memaksimumkan net benefit sosial di seluruh wilayah DI Jatiluhur dalam satu horison waktu. Perumusan pemecahan model optimasi dinamik didasarkan pada keterkaitan antar komponen yang ada, disajikan secara skematis pada Gambar 8. ƒ Penerimaan ƒ Biaya Stage Return Kapasitas Waduk State Variable Manfaat bersih selama Time Horizon Objective Function K e n d a l a T r a n s i s i ƒ Penerimaan ƒ Biaya Stage Return ƒ Penerimaan ƒ Biaya Stage Return Alokasi Penyaluran Air Decision Variable Pertanian Domestik Industri Gambar 8. Diagram Alur Keterkaitan Komponen Optimasi Dinamik pada Wilayah Hilir Daerah Irigasi Jatiluhur

5.2. Kategori Pemakai Air