5.9. Kendala Efisiensi
Efisiensi areal irigasi berkaitan dengan hilangnya air di lahan melalui perkolasi. Sedangkan efisiensi saluran induk
Ec
dan efisiensi saluran distribusi atau saluran sekunder
Ed
berhubungan dengan hilangnya air melalui perembesan. Pada penelitian ini efisiensi saluran tidak dipakai, tetapi
menggunakan prsentase hilangnya air di petak sawah
lpt
, hilangnya air di saluran sekunder
lss
dan hilangnya air di saluran induk
lsi
. Ketiga presentase ini sangat mempengaruhi keputusan berapa volume air
yang harus diberikan melalui bendung, sehingga air yang disalurkan dapat memenuhi kebutuhan
sektor pemakai air di wilayah hilir.
5.10. Horison Waktu
Periode horison waktu ditentukan dengan sengaja, yaitu mulai bulan pertama masa tanam di wilayah tersebut selama setahun. Pemilihan tersebut
berdasarkan pada kondisi dimana suplai air untuk sektor non pertanian relatif tetap setiap bulannya sedangkan suplai air pertanian sangat dipengaruhi oleh
masa tumbuh tanaman. Horison waktunya setahun dengan 24 tengah bulanan periode waktu t.
Periodenisasi mengikuti penyaluran air dari bendung Curug yang sangat variatif dan berubah dalam jangka waktu yang singkat maka periode 2 mingguan atau
setengah bulanan ini yang dipilih. Selain itu memudahkan dalam menghitung kebutuhan air pertanian yang disesuaikan dengan musim tanam. Periode
horison waktu ini dibagi dalam 24 tahap keputusan t = 1,2,..., 24. Tahapan keputusan dalam penelitian ini adalah suplai air setiap tengah
bulannya ke masing-masing sektor dalam hal ini pertanian, domestik dan industri, yaitu t = 1, minggu I -II bulan Oktober; t = 2, minggu III – IV bulan Oktober; dan
seterusnya.
5.11. Variabel Keputusan
Suplai air sebagai variabel keputusan the decision variable, karena suplai air ini akan mempengaruhi produksi padi yang akan dihasilkan dari wilayah
tersebut. Suplai air ke sektor pertanian dan non pertanian sangat mempengaruhi satu dengan lainnya, karena keduanya memperoleh air dari sumber yang sama.
Kelebihan atau kekurangan suplai ke salah sektor akan mempengaruhi sektor lainnya. Hampir seluruh wilayah ini merupakan areal persawahan dimana air
merupakan kebutuhan utama sejak pengolahan tanam sampai masa tumbuh tanaman.
Hasil yang diharapkan dari setiap tahap stage return adalah benefit ataupun profit yang diperoleh akibat suplai air yang dilakukan. Benefit ini ada
yang secara langsung dinikmati petani, ada juga yang dinikmati pengelola dalam hal ini Perum Jasa Tirta II. Hasil ini merupakan penjumlahan benefit yang
diperoleh dari sektor pertanian, domestik dan industri. Asumsi yang mendasari hasil dalam setiap tahapan adalah bahwa
1. Harga padi merupakan harga yang diterima petani di wilayah tersebut 2. Teknologi yang digunakan sama di setiap wilayah yang sama
3. Harga air domestik merupakan harga air yang diberlakukan Perum Jasa Tirta II kepada perusahaan pengelola air minum.
4. Harga air industri merupakan harga air baku yang diberlakukan Perum Jasa Tirta II kepada industri.
VI. METODE PENELITIAN
6.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Daerah Irigasi Jatiluhur yang merupakan wilayah kerja dari Perum Jasa Tirta II, khususnya wilayah yang dilayani oleh
Saluran Tarum Barat atau wilayah antara Bendung Curug sampai dengan Bendung Bekasi. Lokasi penelitian ini dipilih dengan sengaja purposive,
berdasarkan kompetisi antar sektor pemakai air, dimana wilayah yang dilayani Saluran Induk Tarum Barat lebih kompetitif dibandingkan dengan wilayah Tarum
Utara dan Tarum Barat. Wilayah penelitian ini terdiri dari wilayah Curug, wilayah Cibeet A dan B,
Cikarang A dan B serta Bekasi A,B dan C. Penentuan sub wilayah A, B dan C berdasarkan saluran dari masing-masing bendung.
Wilayah Curug merupakan wilayah yang dilayani dari saluran induk Tarum Barat antara Bangunan Tarum Barat BTB 1 sampai dengan BTB 22.
Selanjutnya sub wilayah Cibeet A merupakan wilayah yang dilayani oleh Bendung Cibeet yang bersumber dari Kali Cibeet atau sebelah selatan saluran
induk Tarum Barat. Sub wilayah Cibeet B merupakan wilayah antara pertemuan kali Cibeet dengan dengan saluran induk Tarum Barat dan Bendung Cikarang.
Sub wilayah Cikarang A merupakan wilayah yang dilayani oleh saluran Cikarang A atau kali Cikarang sedangkan sub wilayah Cikarang B dilayani oleh
saluran induk Tarum Barat, yang terletak antara Bendung Cikarang dan Bendung Bekasi.
Wilayah Bekasi terdiri dari sub wilayah Bekasi A merupakan wilayah yang dilayani oleh saluran Bekasi A atau biasa dikenal dengan tempat pengambilan air
irigasi intake irigasi. Sub wilayah Bekasi B merupakan wilayah yang dilayani oleh saluran Bekasi B dalam hal ini saluran khusus untuk PAM DKI Kali