Tata Guna Lahan Daerah Irigasi Jatiluhur

Air Bersih PAB, dimana pompa ini membantu menaikkan air ke kanal agar mencapai tinggi muka air normal. Tabel 1. Stasiun Pompa Air dan Kapasitasnya di Daerah Irigasi Jatiluhur Kapasitas m 3 detik Stasiun Pompa Jenis Pompa Unit Terpasang Terpakai Tarum Timur Listrik 8 4 x 17.50 2 x 10.00 4 x 17.50 2 x 10.00 Tarum Barat Hidrolik 17 17 x 5.50 17 x 4.00 PAB Pejompongan Listrik 4 4 x 2.07 3 x 1.83 1 cadangan Sumber : Perum Jasa Tirta II 2004 Pemanfaatan air saat ini untuk irigasi, domestik, munipical dan industri, dan penyimpanan serta transfer air. Permintaan air di wilayah hilir dipengaruhi oleh transfer antar daerah aliran sungai ke wilayah Jabotabek. Suplai air untuk Jabotabek akan diberikan oleh sejumlah DAS yang lokasinya di Timur dan Barat, dengan sistem Citarum sebagai sumber utama. Suplai air di daerah aliran sungai Citarum akan meningkat dengan makin berkembangnya permintaan air di wilayah Jabotabek.

2.2. Tata Guna Lahan Daerah Irigasi Jatiluhur

Daerah Irigasi Jatiluhur terdiri dari 3 wilayah sesuai dengan saluran induk yang ada, yakni Tarum Utara, Tarum Timur dan Tarum Barat. Wilayah Tarum Barat meliputi Kabupaten dan Kota Bekasi, berbeda dengan 2 wilayah lainnya, wilayah berkembang mengarah menjadi pusat industri dan pemukiman. Kondisi ini sangat berbeda dengan wilayah Tarum Utara dan Tarum Timur yang merupakan wilayah sentra produksi pangan. Penggunaan lahan di wilayah ini dikategorikan dalam: 1 pemukiman, 2 sawah irigasi teknis, 3 ladang, 4 padang rumput dan lahan kritis, 5 hutan rakyat dan negara, 6 lahan industripabrik, 7 rawa, empang dan kolam, dan 8 penggunaan lainnya, yang secara rinci dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 2. Tata Guna Lahan di Daerah Irigasi Jatiluhur Tahun 2003 Penggunaan Lahan Kota Kabupaten Kara- Subang Indra- Total Jawa Barat Bekasi Bekasi wang mayu DIJ Sawah Irigasi Tehnis 228.00 37493.00 80618.00 60031.00 65752.00 244122.00 376865.00 1.08 29.43 45.36 29.28 32.24 33.21 10.62 Irigasi Semitehnis 36.00 6243.00 5142.00 8367.00 19229.00 39017.00 121964.00 0.17 4.90 2.89 4.08 9.43 5.31 3.44 Irigasi Sederhana - 889.00 3888.00 2241.00 2769.00 9787.00 10145.00 0.00 0.70 2.19 1.09 1.36 1.33 0.29 Tadah hujan 547.00 8278.00 3167.00 7732.00 23258.00 42982.00 167421.00 2.60 6.50 1.78 3.77 11.40 5.85 4.72 Non PU 30.00 2411.00 - 6339.00 2536.00 11316.00 163432.00 0.14 1.89 0.00 3.09 1.24 1.54 4.61 Lainnya - 675.00 - - 1444.00 2119.00 2869.00 0.00 0.53 0.00 0.00 0.71 0.29 0.08 Total 841.00 55989.00 92815.00 84710.00 114988.00 349343.00 934046.00 Lahan kering Pemukiman 6724.00 22205.00 30772.00 24576.00 26480.00 110757.00 393298.00 31.97 17.43 17.31 11.98 12.98 15.07 11.08 Ladang 12712.00 15717.00 7806.00 27962.00 7395.00 71592.00 784359.00 60.45 12.34 4.39 13.64 3.63 9.74 22.10 Padang rumput - 4.00 263.00 485.00 - 752.00 31396.00 0.00 0.00 0.15 0.24 0.00 0.10 0.88 Lahan kritis - 1264.00 421.00 380.00 54.00 2119.00 12270.00 0.00 0.99 0.24 0.19 0.03 0.29 0.35 Hutan Rakyat - 2632.00 1880.00 12616.00 5866.00 22994.00 218741.00 0.00 2.07 1.06 6.15 2.88 3.13 6.16 Hutan Negara - - 12719.00 15306.00 23577.00 51602.00 572995.00 0.00 0.00 7.16 7.46 11.56 7.02 16.15 Lahan Industri - 1013.00 1809.00 21580.00 1158.00 25560.00 318293.00 0.00 0.80 1.02 10.52 0.57 3.48 8.97 Rawa 8.00 161.00 18.00 421.00 330.00 938.00 10543.00 0.04 0.13 0.01 0.21 0.16 0.13 0.30 Bangunan Air - 10204.00 11020.00 5010.00 6613.00 32847.00 36218.00 0.00 8.01 6.20 2.44 3.24 4.47 1.02 Empang 61.00 782.00 782.00 1252.00 636.00 3513.00 23111.00 0.29 1.10 0.92 1.04 0.71 0.91 0.88 Lainnya 683.00 17417.00 17417.00 10760.00 16873.00 63150.00 213510.00 3.25 24.39 20.51 8.94 18.96 16.37 8.17 Total 20188.00 71399.00 84907.00 120348.00 88982.00 385824.00 2614734.00 Lahan Kering+Sawah 21029.00 127388.00 177722.00 205058.00 203970.00 735167.00 3548780.00 Total Prov Jabar km2 209.55 1065.35 1533.86 1855.01 1636.51 6298.28 28675.82 Sumber : BPS 2003 Keterangan : nilai persentase; DIJ : Daerah Irigasi Jatiluhur Luas hektar Tata guna lahan di Daerah Irigasi Jatiluhur didominasi sawah irigasi tehnis, proporsi tertinggi di wilayah Kabupaten Karawang 45.36 persen diikuti Indramayu 32.24 persen, Bekasi 29.43 persen, Subang 29.28 persen dan terakhir Kota Bekasi 1.08 persen. Kondisi ini menunjukan sektor yang paling dominan di wilayah tersebut, seperti Kota Bekasi merupakan wilayah yang terus berkembang menjadi wilayah perkotaan, seiring dengan peranannya sebagai wilayah penyangga Jakarta, dan berperan sebagai kota satelit dari Jakarta Tabel 2. Begitu juga dalam pengaturan dan penyaluran air baku PAM DKI dilakukan di Bendung Bekasi serta penggelontoran Sungai Ciliwung guna pemeliharan saluran. Proporsi terbesar penggunaan lahan di Kota Bekasi didominasi ladang, ada dua kemungkinan penyebab terjadinya pengalihan fungsi lahan menjadi ladang, yakni dari dulunya peruntukannya untuk ladang atau konversi dari sawah irigasi. Kemungkinan kedua yang paling banyak terjadi, dari pengamatan di lapang alih fungsi ini sengaja dilakukan sebagai respons dari pertambahan jumlah penduduk yang pesat serta nilai ekonomi tanah pemukiman yang lebih tinggi dan terus meningkat. Kota Bekasi akan terus berkembang sebagai wilayah pemukiman, dimana proporsi pemukiman mencapai 31.97 persen dan bila lahan kering ladang beralih fungsi menjadi pemukiman maka sebagian besar wilayah tersebut menjadi wilayah perkotaan.

2.3. Kondisi Perekonomian Daerah Irigasi Jatiluhur