3.3.1. Queuing System
Queuing System adalah salah satu sistem yang terkait dengan masalah
lokasi, sistem ini Queuing System merupakan sistem tertua tetapi masih banyak
dilakukan di berbagai negara. Dalam sistem ini ada dua sistem alokasi yakni Riparian Water Right dan Prior Appropriation Water Right. Riparian Water Right,
alokasi didasarkan pada jarak lahan dengan sumberdaya air yang ada, lahan yang berada di hulu akan lebih dulu memperoleh air dibandingkan yang berada
di hilir. Sistem ini sering menimbulkan eksternalitas, karena tidak adanya hak yang mengikat dan air tidak bisa dialihkan ke tempat lain yang memberikan nilai
lebih tinggi. Sistem antrian yang kedua Prior Appropriation Water Right, didasarkan
pada prinsip bahwa hak atas kepemilikan air diperoleh melalui penemuan maupun kepemilikan secara turun temurun, kepemilikan bersifat mutlak. Berbeda
dengan sistem riparian, jika pemilik tidak menggunakan air untuk kepentingan yang bermanfaat beneficial user hak tersebut bisa hilang. Sistem antrian inipun
kepemilikannya tidak bisa dialihkan kepada yang lain sama seperti sistem riparian.
3.3.2. Water Pricing
Air merupakan barang nilai tambah, salah satu usaha untuk memberikan nilai kepada sumberdaya tersebut melalui water treatment sehingga untuk
mencapai kualitas yang dikehendaki dibutuhkan biaya yang tidak sedikit. Penentuan harga yang tepat yang dapat menggambarkan biaya yang
sebenarnya dan akan memberikan sinyal kepada user mengenai nilai daripada air melalui water pricing. Model sumberdaya air yang didasarkan pada water
pricing adalah marginal cost pricing MCP.
3.3.3. Alokasi Publik
Sumberdaya air termasuk salah satu sumberdaya yang pengelolaannya cukup unik, air sulit diperlakukan sebagai barang yang diperdagangkan
marketed goods. Penyediaan sumberdaya air dalam skala besar seperti pembangunan waduk, bendung dan jaringan irigasi tidak mungkin dilakukan
secara privat tetapi diperlukan campur tangan pemerintah untuk mendanainya. Alokasinyapun dilakukan berdasarkan keputusan pemerintah, menurut
Dinar et.al. 1997 menyatakan bahwa alokasi yang dilakukan publik atau pemerintah dapat menjawab aspek equity, dimana masyarakat miskin dapat
mengakses sumberdaya air tersebut. Alokasi ini diringi dengan pemberian subsidi bagi wilayah yang memberikan nilai rendah terhadap sumberdaya air.
Subsidi inilah yang mengakibatkan inefisiensi terhadap pemanfaatan sumberdaya air, karena adanya faktor ”hidden cost” dimana subsidi tidak
menggambarkan opportunity cost yang sebenarnya dari pengelolaan sumberdaya air.
3.3.4. Alokasi Berdasarkan Pengguna