Valuasi Berdasarkan Pasar Valuasi Air Non Pertanian

3.5.2. Valuasi Air Non Pertanian

Penggunaan air non pertanian termasuk permintaan air untuk rumah tangga, industri, air minum, pembangkit tenaga listrik, pertambangan dan pabrik, rekreasi dan lingkungan. Kesulitan valuasi air non pertanian disebabkan antara lain 1 tidak adanya pasar air yang jelas, 2 tidak adanya saingan dan eksklusifitas dalam mengkonsumsi air, dan 3 mobilitas air yang menyulitkan penentuan harga. Terdapat dua cara penentuan valuasi air non pertanian, berdasarkan pasar dan non pasar.

3.5.2.1. Valuasi Berdasarkan Pasar

Air merupakan barang nilai tambah, salah satu usaha untuk memberikan nilai kepada sumberdaya tersebut melalui water treatment sehingga untuk mencapai kualitas yang dikehendaki dibutuhkan biaya yang tidak sedikit. Penentuan harga yang tepat yang dapat menggambarkan biaya yang sebenarnya dan akan memberikan sinyal kepada user mengenai nilai daripada air melalui water pricing. Model sumberdaya air yang didasarkan pada water pricing adalah marginal cost pricing MCP. Mekanisme MCP didasarkan pada prinsip ekonomi bahwa alokasi sumberdaya air yang optimal secara sosial alah dimana manfaat sosial marjinal yang diperoleh dari konsumsi air setara dengan biaya sosial marjinal yang dikeluarkannya. Manfaat sosial marjinal dicirikan oleh kurva permintaan terhadap air, sementara biaya sosial marjinal yang menggambarkan kurva suplai air yang menunjukkan biaya yang harus dibayar oleh user untuk memproduksi satu unit tambahan air. Biaya Marjinal dengan biaya lingkungan Biaya Marjinal tanpa biaya lingkungan Manfaat Marjinal Q kuantitas Rp P L Q L Q P Gambar 5. Alokasi Optimal berdasarkan Marginal Cost Pricing Biaya marjinal atas sumberdaya air ini termasuk biaya pengguna user cost atau biaya korbanan terjadinya deplesi sumberdaya air, biaya eksternal, seperti biaya lingkungan dan sebagainya. Dinar et.al. 1997 menyatakan bahwa mekanisme MCP memiliki beberapa kelebihan, antara lain mekanisme ini secara teoritis paling efisien dan dapat menghindari underpriced penilaian di bawah harga dan penggunaan berlebihan overuse. Selain itu, MCP memiliki beberapa kelemahan antara lain aspek kesetaraan equity, dimana masyarakat berpenghasilan rendah tidak dapat mengakses sumberdaya air terutama pada musim kemarau ketika air yang tersedia lebih sedikit dan harganya meningkat. Spulber dan Sabbaghi 1994 diacu dalam Fauzi 2004, kelemahan penggunaan MCP, antara lain 1 biaya marjinal bersifat multi dimensi yang menyangkut beberapa input termasuk kuantitas dan kualitas sumberdaya air, 2 biaya marjinal berbeda antara jangka pendek short run marginal cost dan jangka panjang long run marginal cost, dan 3 biaya marjinal juga dipengaruhi oleh perubahan permintaan baik temporal maupun permanen. Hartwick dan Olewiler 1998 melihat bahwa mekanisme MCP sulit diterapkan, karena suplai sumberdaya air terbatas sehingga penyedia air biasanya dilakukan dalam bentuk monopoli dengan struktur pasar monopolistik, sehingga alokasi yang efisien sulit dicapai.

3.5.2.2. Valuasi Berdasarkan Non Pasar