Pengendalian Banjir dan Kekeringan. Pengelolaan Infrastruktur

PJT II mengimplementasikan Program Air Bersih di Sungai Citarum dan Bekasi sebagai aktivitas pengelolaan kualitas air, PJT II telah memonitor kualitas air pada 70 stasiun sepanjang kedua sungai tersebut dan menganalisa sampel di laboratorium sebulan sekali. Parameter hasil analisa dilaporkan ke institusi terkait di Provinsi Jawa Barat, lembaga lingkungan hidup provinsi dan kabupaten menindak lanjuti hasil laporan tersebut. Telah terjadi beberapa kasus, dimana pemantauan dan laporan tidak tepat waktu sehingga tindak lanjutnya kurang tepat.

2.7.3. Pengendalian Banjir dan Kekeringan.

Kegiatan pengendalian banjir dikoordinasi oleh Satkorlak tingkat kecamatan sedangkan pegawai pemerintah dan staf PJT II merupakan anggota unit tersebut. Kegiatannya meliputi persiapan antisipasi bencana banjir, penyelamatan dan pemulihan. PJT II memfasilitasi dengan bahan dan fasilitas yang ada di sistem jaringan Jatiluhur untuk mencegah banjir. Dalam pengoperasian waduk-waduk di Citarum secara terpadu, PJT II telah menyiapkan dan menetapkan aturan pelaksanaan harian untuk mengatasi banjir dan kekeringan. PJT II memberi peringatan dini bila terjadi banjir ke wilayah bencana, dan tim pengendali banjir untuk mencegah banjir di wilayah hilir. Analisa pengoperasian waduk dengan berbagai kombinasi kesalahan atau kejadian luar biasa yang mungkin terjadi pada ketiga waduk di sungai Citarum. PJT II juga menetapkan dan merancang air yang tersedia selama kemarau melalui pengenalan cara pemberian air gilir-giring pada saluran sekunder sistem irigasi. Selanjutnya koordinasi dengan BBPT dan agensi lain yang berkompeten dalam mempersiapkan dan melakukan pembibitan untuk melakukan hujan buatan pada beberapa wilayah tertentu.

2.7.4. Pengelolaan Infrastruktur

Tugas dan tanggung jawab PJT II meliputi operasional dan pemeliharaan infrastruktur sampai ke saluran sekunder sistem irigasi yang ada. PJT II tidak berwenang memperbaiki infrastuktur karena merupakan aset pemerintah pusat, semua biaya operasonal dan pemeliharaan dikeluarkan dari anggaran PJT II. Pembangunan dan rehabilitasi infrastuktur sumberdaya air telah dilakukan oleh Proyek Pengembangan DAS Citarum, dibawah pengendalian Direktorat Jenderal Sumberdaya Air, Departemen Pekerjaan Umum. Proyek bertanggung jawab atas konservasi air, perbaikan sungai dan provisi air baku. Sedangkan rehabilitasi dan perbaikan saluran sekunder telah dimplementasikan melalui Proyek Andalan Irigasi Jawa Barat, dan anggarannya berasal dari Provinsi Jawa Barat. Banyaknya lembaga atau institusi yang terlibat dalam pengelolaan suatu DAS menimbulkan berbagai masalah yang diakibatkan oleh tidak adanya koordinasi serta menyebabkan ketidak jelasan tanggung jawab apabila terjadi suatu resiko. Selain itu, banyaknya institusi atau lembaga yang terlibat menyebabkan tingginya biaya pengelolaan serta sulitnya mengevaluasi pelaksanaan program tersebut. Pengelolaan suatu DAS sebaiknya dilakukan secara terpadu mulai dari hulu sampai ke hilir karena DAS merupakan suatu kesatuan dimana kegiatan ataupun program yang diberlakukan pada wilayah hulu akan mempengaruhi kondisi sumberdaya air di wilayah hilir.

III. KONSEP KELANGKAAN DAN ALOKASI SUMBERDAYA AIR