Malang, sedangkan wilayah Bekasi C merupakan wilayah dari saluran Bekasi C atau saluran limpasan dari Bendung Bekasi yang menuju ke laut.
Bendung yang diambil sebagai sampel semuanya bendung gerak, yang fungsinya hanya menaikkan tinggi muka air dan mengatur volume air yang
keluar, bukan sebagai penyimpan air. Sektor yang diambil adalah sektor pertanian, sektor domestik PDAM
dan sektor industri, semua sektor ini letaknya sebelah utara dari saluran induk Tarum Barat. Sedangkan sektor-sektor yang mengambil air di hulu atau sebelah
selatan bendung tidak diambil kecuali sub wilayah Cibeet A. Penelitian ini dilaksanakan sejak bulan Mei 2004, yang diawali dengan
penyusunan proposal, pengumpulan data, pengolahan data dan penyusunan disertasi.
6.2. Pengambilan Data
Jenis data yang dikumpulkan meliputi data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dari hasil wawancara kelompok tani yang ada di setiap wilayah
layanan bendung. Data yang dikumpulkan terdiri produktivitas, total biaya usahatani per musim tanam, dan biaya air irigasi. Responden petani dipilih
secara sengaja menurut wilayah layanan bendung dan golongan sawah. Sedangkan data sekunder dengan mengumpulkan dari Perum Jasa Tirta II,
PDAM Kota dan Kabupaten Bekasi, PAM DKI serta BPS.
6.3. Sistem Pengairan di Daerah Irigasi Jatiluhur
Sebelum melakukan penghitungan benefit optimal, perlu dicermati alur pengaliran mulai dari Waduk Juanda sampai ke hilir. Adapaun alur aliran airnya
adalah sebagai berikut 1. Air keluar dari Waduk Juanda melalui turbin atau holojet ke Bendung Curug.
2. Dari Bendung Curug dialirkan ke tiga saluran induk, yakni Saluran Induk SI
Tarum Barat, Tarum Utara dan Tarum Timur. 3. Di Tarum Barat dialirkan ke hilir sepanjang aliran antara Curug sampai
dengan pertemuan dengan SI Beet, air disalurkan ke sektor pemakai yakni pertanian, industri dan PDAM.
4. Bendung Cibeet menerima air dari Kali Cibeet disalurkan ke sektor pemakai air wilayah Cibeet dan sisanya merupakan tambahan bagi sisa air
Curug,dialirkan ke pemakai air antara Cibeet dan Cikarang, dan sisanya masuk ke Bendung Cikarang.
L A U T J A W A
S .
C I
T A
R U
M K .
C I
B E
E T
K . C
I K
A R
A N
G K .
B E
K A
S I
B .B E K AS I B .C IIKA
R AN G
B .C IB EE T W .JU AND A
B .C U RU G B .C BL
B E K AS I A B
E K
A S
I C
C BL
TARU M TIM UR
TAR U M U TAR A
TARU M B A RA T
C IK AR AN G B
C IK AR AN G A
C IB E E T A C IB E E T B
B E K AS I B
WADUK
PERTANIAN INDUSTRI
BENDUNG PDAM
KETERANGAN
Gambar 9. Sistem Pengairan Tarum Barat
5. Bendung Cikarang menerima air dari Kali Cikarang, dan sisa air pada poin 4, disalurkan ke saluran kali Cikarang saluran Cikarang ACKA dan SI Tarum
Barat saluran Cikarang BCKB yang menghubungkan Bendung Cikarang dan Bekasi, untuk memenuhi permintaan sektor pemakai air baik di Saluran
CKA maupun CKB. Saluran CKA selain untuk memenuhi kebutuhan di wilayah hilir kali Cikarang juga untuk membuang kelebihan air dari bendung
Cikarang ke saluran CBL Cikarang Bekasi Laut. 6. Bendung Bekasi menerima air dari Kali Bekasi dan sisa air di CKB, air
tersebut dialirkan ke Saluran Bekasi A intake irigasi untuk memenuhi permintaan sektor pertanian, PDAM dan industri kota Bekasi; Bekasi B untuk
memenuhi permintaan PAM DKI dan Bekasi C untuk menyalurkan limpasan ke CBL, secara skematis dapat dilihat pada Gambar 5.
6.4. Perhitungan Volume Air