2. Usaha remaja untuk memperoleh kebebasan emosional sering disertai perilaku
pemberontakan dan melawan keinginan orangtua. Bila tugas perkembangan ini sering menimbulkan pertentangan dalam keluarga dan tidak dapat
diselesaikan di rumah, maka remaja akan mencari jalan keluar dan ketenangan di luar rumah.
3. Pada masa remaja, remaja sudah seharusnya menyadari akan pentingnya
pergaulan. Remaja yang menyadari akan tugas perkembangan yang harus dilaluinya adalah mampu bergaul dengan kedua jenis kelamin maka termasuk
remaja yang sukses memasuki tahap perkembangan ini. Dari sudut perkembangan manusia, remaja merujuk kepada satu peringkat
perkembangan manusia, yaitu peringkat transisi antara peringkat kanak-kanak dan peringkat dewasa. Seseorang yang berada di masa remaja akan mengalami
pelbagai perubahan yang drastis, termasuk perubahan jasmani, sosial, emosi, dan bahasa. Oleh karenanya remaja merupakan seseorang yang emosinya tidak stabil,
dan sentiasa “bermasalah. Ciri-ciri khusus pada remaja, di antaranya pertumbuhan fisik yang sangat cepat, emosinya tidak stabil, perkembangan
seksual sangat menonjol, cara berpikirnya bersifat kausalitas hukum sebab akibat, dan terikat erat dengan kelompoknya.
2.3 Periode-Periode Pada Usia Remaja
Berdasarkan definisi para pakar, maka masa remaja dapat dibagi dalam dua periode yaitu sebagai berikut :
1. Periode Masa Puber 12-18 tahun
a. Masa Prapubertas 12-13 tahun, peralihan dari akhir masa kanak-kanak ke
masa awal pubertas. Ciri-cirinya: tidak suka diperlakukan seperti anak kecil lagi dan mulai bersikap kritis
b. Masa Pubertas 14-16 tahun, masa remaja awal. Ciri-cirinya: mulai cemas
dan bingung tentang perubahan fisiknya, memperhatikan penampilan, sikap tidak menentuplin-plan, dan suka berkelompok dengan teman
sebaya dan senasib. c.
Masa Akhir Pubertas 17-18 tahun, peralihan dari masa pubertas ke masa adolesen. Ciri-cirinya: pertumbuhan fisik sudah mulai matang tetapi
kedewasaan psikologisnya belum tercapai sepenuhnya, dan proses kedewasaan jasmaniah pada remaja putri lebih awal dari remaja pria.
2. Periode Remaja Adolesen 19-21 tahun
Merupakan masa akhir remaja. Beberapa sifat penting pada masa ini adalah perhatiannya tertutup pada hal-hal realistis, mulai menyadari realitas, sikapnya
mulai jelas tentang hidup, dan mulai nampak bakat dan minatnya. Melihat ciri-ciri dari ketiga periode masa remaja diatas dapat disimpulkan
bahwa periode yang lebih menunjukkan pada remaja yang lebih rentan dan potensial terpengaruh adalah remaja usia 12-18 tahun. Remaja usia tersebut
dengan ciri-ciri diantaranya adalah : anak tidak suka diperlakukan seperti anak kecil lagi, anak mulai bersikap kritis, mulai cemas dan bingung tentang perubahan
fisiknya, memperhatikan penampilan sikapnya yang tidak menentu, suka berkelompok dengan teman sebaya, dan pertumbuhan fisik sudah mulai matang
tetapi kedewasaan psikologisnya belum tercapai sepenuhnya.
Kepribadian remaja masih sangat labil dan rentan terhadap pengaruh luar stimulus yang akan membentuk sikap dan pola hidupnya, terutama pada remaja
dengan batasan usia 12-18 tahun. Gejolak emosi, pikiran, dan keyakinan remaja bisa sewaktu-waktu berubah secara drastis dengan tidak terduga sebelumnya.
Budaya dan karakteristiknya ditandai dengan sifat-sifat seperti eklusif, solidaritas tinggi dan serba tidak menentu. Berkelompok dengan penuh dinamika dan
romantika serta ikut-ikutan adalah ciri kegiatannya. Pada diri remaja amat besar peniruannya.
Masa remaja merupakan sebuah periode dalam kehidupan manusia yang batasannya usia maupun peranannya seringkali tidak terlalu jelas. Pubertas yang
dahulu dianggap sebagai tanda awal keremajaan ternyata tidak lagi valid sebagai patokan atau batasan untuk pengkategorian remaja sebab usia pubertas yang
dahulu terjadi pada akhir usia belasan 15-18 kini terjadi pada awal belasan bahkan sebelum usia 11 tahun.
Bagi produsen, kelompok usia remaja adalah salah satu pasar yang potensial. Alasannya antara lain karena pola konsumsi seseorang terbentuk pada
usia remaja. Di samping itu, remaja biasanya mudah terbujuk rayuan iklan, suka ikut-ikutan teman, tidak realistis, dan cenderung boros dalam menggunakan
uangnya. Di kalangan remaja rasa ingin menunjukkan bahwa mereka juga dapat mengikuti mode yang sedang beredar sangatlah besar, padahal mode itu sendiri
selalu berubah sehingga para remaja tidak pernah puas dengan apa yang dimilikinya, sehingga muncullah perilaku yang konsumtif tersebut. Sifat-sifat
remaja inilah yang dimanfaatkan oleh sebagian produsen untuk memasuki pasar remaja.
7
Perilaku konsumtif pada remaja sebenarnya dapat dimengerti bila melihat usia remaja sebagai usia peralihan dalam mencari identitas diri. Remaja ingin
diakui eksistensinya oleh lingkungan dengan berusaha menjadi bagian dari lingkungan itu. Kebutuhan untuk diterima dan menjadi sama dengan orang lain
yang sebaya itu menyebabkan remaja berusaha untuk mengikuti berbagai atribut yang sedang in. Remaja dalam perkembangan kognitif dan emosinya masih
memandang bahwa atribut yang superfisial itu sama penting bahkan lebih penting dengan substansi. Apa yang dikenakan oleh seorang artis yang menjadi
idola para remaja menjadi lebih penting untuk ditiru dibandingkan dengan kerja keras dan usaha yang dilakukan artis idolanya itu untuk sampai pada
kepopulerannya
2.4 Penelitian terdahulu