III KERANGKA PEMIKIRAN
3.1 Definisi Merek
Fenomena persaingan yang ada dalam era globalisasi akan semakin mengarahkan sistem perkonomian Indonesia ke mekanisme pasar yang
memposisikan pemasar untuk selalu mengembangkan dan merebut market share pangsa pasar. Salah satu aset untuk mencapai keadaan tersebut adalah brand
merek. Menurut Durianto, et. al., 2004, sebenarnya merek merupakan nilai tangible
dan intangible yang terwakili dalam trade mark merek dagang yang mampu menciptakan nilai dan pengaruh tersendiri di pasar bila diatur dengan
tepat. Merek menjadi sangat penting saat ini, karena beberapa faktor seperti : 1.
Emosi konsumen terkadang turun naik. Merek mampu membuat janji emosi menjadi konsisten dan stabil.
2. Merek mampu menembus setiap pagar budaya dan pasar. Bisa dilihat bahwa
suatu merek yang kuat mampu diterima di seluruh dunia dan budaya. 3.
Merek mampu menciptakan komunikasi interaksi dengan konsumen. Semakin kuat suatu merek, makin kuat pula interaksinya dengan konsumen dan
semakin banyak asosiasi merek yang terbentuk dalam merek tersebut. 4.
Merek sangat berpengaruh dalam membentuk perilaku konsumen. Merek yang kuat akan sanggup merubah perilaku konsumen.
5. Merek memudahkan pengambilan keputusan pembelian oleh konsumen.
Dengan adanya merek, konsumen dapat dengan mudah membedakan produk yang akan dibelinya dengan produk lain sehubungan dengan kualitas,
kepuasan, kebanggan, ataupun atribut lain yang melekat pada merek tersebut.
6. Merek berkembang menjadi sumber aset terbesar bagi perusahaan.
Dalam kondisi pasar yang kompetitif, preferensi dan loyalitas pelanggan adalah kunci kesuksesan. Terlebih lagi pada kondisi sekarang, nilai suatu merek
yang mapan sebanding dengan realitas makin sulitnya menciptakan suatu merek. American Marketing Association
dalam Kotler 2000 mendefinisikan merek sebagai nama, istilah, tanda, simbol, atau desain, atau kombinasi semuanya
yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa seorang atau sekelompok penjual dan untuk membedakannya dari barang atau jasa pesaing.
Merek sebenarnya merupakan janji penjual secara konsisten memberikan feature, manfaat, dan jasa tertentu pada pembeli. Merek-merek terbaik memberikan
jaminan kualitas, namun lebih dari sekedar simbol. Merek dapat menyampaikan enam tingkat pengertian :
1. Atribut : merek mengingatkan pada atribut-atribut tertentu.
2. Manfaat : suatu merek lebih dari serangkaian atribut sehingga diterjemahkan
menjadi manfaat fungsional dan emosional. 3.
Nilai : merek juga dapat menyatakan sesuatu tentang nilai produsen. 4.
Budaya : merek juga melambangkan budaya tertentu. 5.
Kepribadian : merek dapat mencerminkan kepribadian tertentu. 6.
Pemakai : merek menunjukkan jenis konsumen yang membeli atau menggunakan produk tersebut.
Merek diartikan sebagai nama dan atau simbol yang bersifat membedakan seperti sebuah logo, cap, atau kemasan dengan maksud mengidentifikasi barang
atau jasa dari seorang penjual atau sebuah kelompok penjual tertentu, dengan demikian membedakannya dari barang-barang dan jasa yang dihasilkan para
kompetitor Aaker,1997. Jadi suatu merek yang melekat pada suatu produk adalah suatu upaya untuk membuat produk tersebut berbeda dan lebih mudah
dikenali oleh konsumen.
3.2 Konsep Ekuitas Merek Brand Equity