Analisis tingkat kepentingan variabel tujuan terhadap variabel kriteria

terkait lainnya. Selanjutnya untuk mencapai sasaran yang diinginkan dalam pengelolaan limbah industri baja ini diperlukan kebijakan atau alternatif-alternatif program yang diperlukan sesuai dengan fokus yang ditetapkan. Dalam strategi dan kebijakan pengelolaan limbah industri baja ini alternatif program yang dilaksanakan adalah perubahan bahan baku, perubahan proses dan teknologi, perubahan produk, perubahan 5 R lingkungan, mengurangi limbah, memakai kembali limbah, mendaur ulang limbah, dan mengganti limbah. Berdasarkan hasil pengumpulan pendapat pakar lingkungan dapat dilakukan dengan menggunakan model AHP Cdplus3.0 diperoleh hasil perhitungan tingkat kepentingan variabel fokus terhadap variabel tujuan disajikan pada Tabel 35. Tabel 35. Hasil analisis bobot fokus terhadap tingkat kepentingan tujuan pada strategi pengelolaan limbah baja di wilayah pesisir KIKC No. Variabel Nilai 1 2 3 4 5 6 Pemanfaatan limbah kembali Minimalisasi limbah Pencegahan pencemaran pesisir Pencegahan pencemaran terhadap kesehatan masyarakat Upaya mempertahankan kelestarian wilayah pesisir Kebijakan pengelolaan limbah berwawasan lingkungan dan berlanjutan 0,325 0,214 0,201 0,119 0,084 0,056 Consisitency ratio 0,099 Berdasarkan Tabel 35 di atas, terlihat bahwa bobot fokus terhadap tingkat kepentingan tujuan yang memiliki rangking tertinggi adalah pemanfaatan kembali limbah baja dengan nilai bobot 0,325 pada strategi pengelolaan limbah baja di wilayah pesisir KIKC.

b. Analisis tingkat kepentingan variabel tujuan terhadap variabel kriteria

Penjaringan pendapat pakar tentang perbandingan tingkat kepentingan diperoleh bobot masing-masing variabel kriteria sesuai dengan acuan yang menjadi variabel tujuan pengelolaan limbah industri baja ini. Hasil pengolahan selengkapnya disajikan pada Tabel 36. Tabel 36. Hasil perhitungan bobot tujuan terhadap tingkat kepentingan kriteria pada strategi pengelolaan limbah baja di wilayah pesisir KIKC Tujuan Kriteria Pemanfaatan limbah kembali Minimalisasi limbah Pencegahan pencemaran pesisir Upaya menpertahankan kelesterian wilayah pesisir Kebijakan Pengel. Limb berwws lingk dan berkelanjutan Pencegahan pencemaran terhadap kesehatan masyarakat Timbulnya limbah 0.402 0.092 0.239 0.219 0.170 0.297 Pencemaran kerusakan lingkungan 0.153 0.067 0.104 0.119 0.149 0.216 Efisiensi material energi 0.050 0.151 0.233 0.085 0.051 0.161 “Environmental equity” 0.118 0.153 0.088 0.088 0.277 0.101 Degradasi lingkungan 0.062 0.147 0.121 0.140 0.050 0.090 Ekosistem lingkungan 0.117 0.162 0.152 0.254 0.199 0.055 Daya dukung lingkungan 0.098 0.229 0.062 0.096 0.104 0.079 Consistency 0,100 0,092 0,097 0,095 0,096 0,099 Berdasarkan Tabel 36 di atas, menunjukkan bahwa faktor-faktor tersebut memiliki konsistensi positif, antara variabel tujuan terhadap variabel kriteria pada pengelolaan limbah industri baja ini. Juga dilakukan pengolahan data hasil pengumpulan pendapat pakar tentang perbandingan berpasangan antara variabel tujuan dengan variabel kriteria. Pada tahapan ini, dapat dilakukan perhitungan bobot untuk setiap faktor yang mengacu pada masing-masing variabel tujuan terhadap variabel kriteria. Hasil perhitungan dengan menggunakan model AHP Cdplus3.0, maka dapat diketahui bobot masing-masing faktor yang mengacu dari variabel tujuan terhadap masing-masing variabel kriteria. Berdasarkan hasil pengolahan pendapat pakar yang menggunakan model AHP Cdplus3.0 berupa hasil perhitungan tingkat kepentingan variabel tujuan yaitu pemanfaatan kembali limbah, menimalisasi limbah, pencegahan pencemaran terhadap wilayah pesisir, pencegahan pencemaran terhadap kesehatan masyarakat, upaya mempertahankan wilayah pesisir, dan kebijakan pengelolaan limbah berwawasan lingkungan dan berkelajutan terhadap variabel kriteria dalam pengelolaan limbah industri baja ini disajikan pada Tabel 37. Tabel 37. Hasil analisis bobot tujuan terhadap tingkat kepentingan kriteria pada strategi pengelolaan limbah baja di wilayah pesisir KIKC No. Variabel Bobot Nilai 1 2 3 4 5 6 7 Timbulnya limbah Ekosistem lingkungan “Environmental equity” Pencemaran dan kerusakan Efisiensi material dan energi Daya dukung lingkungan Degradasi lingkungan 0,237 0,157 0,137 0,135 0,122 0,111 0,102 Berdasarkan Tabel 37 di atas, terlihat bahwa bobot tujuan terhadap tingkat kepentingan kriteria yang memiliki rangking tertinggi adalah timbulnya limbah baja dengan nilai bobot sebesar 0,237 dengan consistency ratio sebesar 0,100 pada strategi pengelolaan limbah baja di wilayah pesisir KIKC.

c. Analisis tingkat kepentingan variabel kriteria terhadap variabel aktor