Berdasarkan Tabel 37 di atas, terlihat bahwa bobot tujuan terhadap tingkat kepentingan kriteria yang memiliki rangking tertinggi adalah timbulnya limbah baja
dengan nilai bobot sebesar 0,237 dengan consistency ratio sebesar 0,100 pada strategi pengelolaan limbah baja di wilayah pesisir KIKC.
c. Analisis tingkat kepentingan variabel kriteria terhadap variabel aktor
Penjaringan pendapat pakar tentang perbandingan tingkat kepentingan diperoleh bobot masing-masing variabel aktor sesuai dengan acuan yang menjadi
variabel kriteria pengelolaan limbah industri baja ini. Hasil pengolahan selengkapnya disajikan pada Tabel 38.
Tabel 38. Hasil perhitungan bobot kriteria terhadap tingkat kepentingan aktor pada strategi pengelolaan limbah baja di wilayah pesisir KIKC
Kriteria
Aktor Timbulnya
limbah Pencemaran
Kerusakan Lingkungan
Effisiensi Material
dan Energi
Environmental Equity
Degradasi Lingkungan
Ekosistem Lingkungan
Daya Dukung
Lingkungan Pemerintah
Daerah 0.301
0.403 0.335
0.313 0.293
0.353 0.076
Industri Penghasil
Baja 0.168
0.219 0.248
0.162 0.238
0.187 0.244
Divisi K3LH PT.
KS 0.222
0.157 0.155
0.203 0.178
0.192 0.155
Masyarakat sekitar
0.118 0.074
0.099 0.119
0.124 0.092
0.121 Lembaga
Swadaya Masyrakat
0.107 0.074
0.094 0.129
0.105 0.100
0.091 Peneliti
Pakar 0.083
0.074 0.068
0.075 0.063
0.076 0.078
Consistency 0,095 0,086 0,078 0,090
0,099 0,081 0,094
Berdasarkan Tabel 38 di atas, menunjukkan bahwa faktor-faktor tersebut memiliki konsistensi positif, antara variabel kriteria terhadap variabel aktor pada
pengelolaan limbah industri baja ini. Juga dilakukan pengolahan data hasil pengumpulan pendapat pakar tentang perbandingan berpasangan antara variabel
kriteria dengan variabel aktor. Pada tahapan ini, juga dapat dilakukan perhitungan bobot untuk setiap faktor yang mengacu pada masing-masing variabel kriteria
terhadap variabel aktor. Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan model AHP Cdplus3.0, maka dapat diketahui bobot masing-masing faktor yang mengacu
dari variabel kriteria terhadap masing-masing variabel aktor. Berdasarkan hasil pengolahan pendapat pakar yang menggunakan model AHP
Cdplus3.0 berupa hasil perhitungan bobot kepentingan variabel kriteria yaitu:
timbulnya limbah, pencemaran dan kerusakan lingkungan, efisiensi material dan energi, “environmental equity”, degradasi lingkungan, ekosistem lingkungan, dan
daya dukung lingkungan terhadap variabel aktor dalam pengelolaan limbah industri baja ini disajikan pada tabel 39.
Tabel 39. Hasil analisis bobot kriteria terhadap tingkat kepentingan aktor pada strategi pengelolaan limbah baja di wilayah pesisir KIKC
No. Variabel Bobot
Nilai 1
Sar 3
4 5
6 Pemerintah Daerah
Industri penghasil baja Divisi K3LH PT. KS
Masyarakat sekitar Lembaga Swadaya Masyarakat
PenelitiPakar 0,330
0,209 0,189
0,107 0,100
0,074
Berdasarkan Tabel 39 di atas, terlihat bahwa bobot kriteria terhadap tingkat kepentingan aktor yang memiliki rangking tertinggi adalah pemerintah daerah dengan
nilai bobot sebesar 0,330 dan consistency ratio sebesar 0,099 pada strategi pengelolaan limbah baja di wilayah pesisir KIKC.
d. Analisis tingkat kepentingan variabel aktor terhadap variabel alternatif