Simulasi Model Verifikasi dan Validasi Model

E. Simulasi Model

Simulasi merupakan suatu aktivitas dimana pengkaji dapat menarik kesimpulan tentang perilaku sistem melalui penelaahan perilaku model. Simulasi model digunakan untuk melihat pola kecenderungan perilaku model berdasarkan hasil simulasi model akan dianalisis dan ditelusuri faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pola dan kecenderungan yang digambarkan dengan diagram sebab akibat cause loop diagram. Tahap berikutnya perlu dijelaskan bagaimana mekanisme kejadian tersebut berdasarkan analisis struktur model. Hasil simulasi model dijadikan dasar untuk merumuskan kebijakan yang diperlukan dalam perbaikan kinerja sistem.

F. Verifikasi dan Validasi Model

Suatu model dapat dijalankan secara bebas apabila data maupun informasinya cocok. Karena itu, suatu model dikatakan valid jika struktur dasarnya dapat menggambarkan perilaku yang polanya dapat menggambarkan perilaku sistem nyata, atau dapat mewakili dengan cukup akurat, data yang dikumpulkan sehubungan dengan sistem nyata atau asumsi yang dibuat berdasarkan referensi sesuai cara sistem nyata bekerja. Verifikasi terhadap model yang disusun bertujuan untuk meyakinkan bahwa program komputer dan implementasi dari model konseptualnya adalah benar. Verifikasi model ini menggunakan software Powersim untuk pemodelan sistem dinamis akan menghasilkan tingkat kesalahan yang relatif lebih sedikit bila dibandingkan menggunakan bahasa simulasi yang penggunaannya secara general. Proses verifikasi terhadap model komputer, selain dilakukan sebelum validasi model, juga dilakukan setelah proses validasi model. Di dalam proses tersebut dapat dilakukan secara iteratif termasuk merubah atau memodifikasi struktur model komputer untuk menghasilkan yang memuaskan dan diperoleh kesesuaian dengan tujuan dari penyusunan model yang diharapkan. Sedangkan validasi terhadap model merupakan proses menguji substansi model, yaitu sejauhmana model komputer yang dibuat dalam lingkup aplikasinya memiliki kisaran akurasi yang memuaskan, konsisten dengan tujuan dari penerapan model tersebut. Menurut Sargent 1998, menjelaskan bahwa atribut yang digunakan dalam proses validasi sangat dipengaruhi oleh kondisi sistem yang digunakan dalam model tersebut, dengan kata lain apakah sistem dapat diobservasi atau sistem tidak dapat diobservasi. Sistem tersebut dapat diobservasi, bila memungkinkan data yang dikumpulkan di dunia nyata tentang perilaku operasional dari sistem yang dikaji. Oleh karena itu, validasi kinerja dapat dilakukan dengan dua cara yaitu: Pertama, cara kualitatif yaitu dengan membandingkan secara visual antara simulasi dengan aktual. Kedua, cara kuantitatif yaitu: dengan uji statistik antara simulasi dengan aktual. Validasi terhadap model dalam penelitian ini dilakukan bersamaan dengan proses simulasi yang dilakukan terhadap submodel kependudukan, pesisir laut, dan limbah industri. Ketiga submodel ini dirangkaikan menjadi satu kesatuan yang membentuk struktur model pada model pengelolaan limbah baja sebagai upaya mempertahankan kelestarian wilayah pesisir Kawasan Industri Krakatau Cilegon. Dengan demikian proses validasi terhadap model ini terlihat bahwa output keluaran yang ditunjukkan dalam proses simulasi menggambarkan perilaku yang sesuai dengan tujuan dari model. Menurut Muhammadi 2001, pembuktian validasi model merupakan suatu hal yang sebenarnya sulit untuk dilakukan. Walaupun validasi suatu sistem dibatasi oleh mental model dari penyusun model, namun demikian untuk memenuhi kaidah keilmuan pada model sistem tetap perlu dilakukan uji validasi. Pengujian validasi perilaku model dilakukan dengan membandingkan antara besar dan sifat kesalahan dapat digunakan, yaitu: 1 Absolute mean error AME yaitu penyimpangan deviasi antara nilai rata-rata mean hasil simulasi terhadap nilai aktual, 2 Absolute variation error AVE yaitu penyimpangan nilai variasi variance simulasi terhadap aktual. Batas penyimpangan yang dapat diterima adalah antara 5 – 10. AME = [S i – A i A i ].................................................................................. 12 S i = S i N, dimana S = nilai simulasi A i = A i N, dimana A = nilai aktual N = interval waktu pengamatan AVE = [Ss – SaSa].................................................................................. 13 Ss = S i – S i 2 N = deviasi nilai simulasi Sa = A i – A i 2 N = deviasi nilai aktual

3.11.3 Proses Hierarki Analitik