5.5.2 Saran
Sebagai saran dalam analisis pengelolaan limbah di wilayah pesisir ini, adalah sebagai berikut:
1. Hendaknya perusahaan dapat menekan seminimum mungkin jumlah limbah yang
ditimbulkan dari hasil proses produksi baja. 2.
Perlunya pengelolaan limbah baja secara terpadu dan komprehensip melalui proses pengujian limbah baja dan upaya optimalisasi konsumsi dan minimalisasi
kontaminasi buangan limbah.
Daftar Pustaka
Clark, J.R. 1992. Integrated Management of Coastal Zones. FAO Fisheries Technical Paper No 327. Rome.Italy.
Dahuri, R 1998. Kebutuhan Riset untuk Mendukung Implementasi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Lautan Secara Terpadu. Jurnal Pesisir dan Lautan:
Indonesian Journal of Coastal and Marine Resources. No ISSN : 1410 7821. Vol. 1 No. 2 1998. IPB. Bogor.
Damanhuri, E. dan Tim.1997. Studi Pengelolaan Limbah Industri PT. Krakatau Steel. Divisi Pengendalian Lingkungan Industri PT. Krakatau Steel. Cilegon
Darmono. 2006. Lingkungan Hidup dan Pencemaran: Hubungan dengan Toksikologi Senyawa Logam. UI Press. Jakarta.
Gaskin, J.W., R.B. Brobst, W. P. Miller, E.W. Tollner. 2003. Long-Term Biosolids Application Effects on Metal Concentration in Soils and Bermudagrass Forage,
Journal of Environmental Quality 32:146-152 Hadi, A. 2005. Prinsip Pengelolaan Pengambilan Sampel Lingkungan, Penerbit
Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Horiguchi.T, M.Kojima, F. Hamada, A. Kajiwaha, H. Shiraishi, M. Morita and H.
Shimizu. 2006. Impact Tributiltin and Tripeniltin on Evory Shell Babylonia Japonika Population. Environmental Health Prospective. Vo. 114 Suplement.
[Law]. 1981. Law EA 1981 Aquatic Pollution, John Wiley and Sons. New York. Koenafi, K.D. dan D.A Herto. 2000. Potensi Bioakumulasi Logam Berat di Perairan
Sekitar Kepulauan Seribu. Studi Kasus Pulau Kelapa. Jurnal Taksikologi Indonesia Vol. 1 No. 2. 2000. h. 16 – 21.
Riani, E., S.H. Sutjahjo, dan Firmansyah. 2004. Analisa Beban Pencemaran dan Kapasitas Asimilasi Teluk Jakarta. Kerjasama LPPM IPB dengan Pemprov.
DKI Jakarta. Otobboni. 1996. Dangerous Properties of Industrial Materials. Reinhold Publishing
Co. New York. Sukreeyapongse, O, P.E. Holm, B.W. Strobel, S. Panichasakpatana, J. Magid, H.C.B.
Hansen. 2002. pH-Dependent Release of Cadmium, Copper, and Lead from Natural and Sludge Amended Soil, Journal Environmental. Quality, 31:1901-
1909.
VI. ANALISIS INVESTASI PENGELOLAAN LIMBAH
ABSTRAK
Pembangunan yang pesat dibidang perekonomian akan meningkatkan kualitas hidup manusia, di sisi lain pencemaran lingkungan baik yang berasal dari
limbah industri maupun limbah rumah tangga berakibat pada penurunan kualitas kesehatan masyarakat sekitar. Tujuan dari analisis investasi pengelolaan limbah baja
ini, yaitu: menganalisa pemanfaatan keterpaduan wilayah pesisir, menganalisis nilai manfaat finansial wilayah pesisir. Metode yang digunakan dalam analisis pengelolaan
limbah ini yaitu model investasi NPV dan BCR analysis. Dari hasil pengukuran nilai investasi pengelolaan limbah baja: Pemanfaatan keterpaduan wilayah pesisir
dilakukan secara berkelanjutan, agar kelestarian kawasan industri Krakatau Cilegon tetap terjaga sesuai harapan; Penilaian manfaat finansial wilayah pesisir dapat
diketahui dengan melakukan kelayakan pengelolaan limbah melalui pengukuran hasil pengolahan limbah baja yang dapat dimanfaatkan sebesar 1,885,022USD
dan benefit cost ratio
dengan nilai rasio 3, yang berarti bahwa investasi menguntungkan; Hasil analisis penilaian net present value dan benefit cost ratio, maka limbah baja slurry
CRM merupakan opsi pengelolaan yang dinilai paling layak untuk melakukan investasi pengelolaan limbah baja.
Kata kunci: Investasi pengelolaan limbah, NPV analysis, BCR analysis
6.1 Pendahuluan 6.1.1 Latar Belakang
Pembangunan yang pesat dibidang perekonomian wilayah, disatu sisi akan meningkatkan kualitas hidup manusia yaitu dengan meningkatnya pendapatan
masyarakat, tetapi di sisi lain akan berakibat pada penurunan kesehatan akibat adanya pencemaran yang berasal dari limbah industri dan rumah tangga.
Hal ini karena kurangnya atau tidak memadainya fasilitas untuk menangani dan mengelola limbah
tersebut. Sedangkan dalam pembangunan berkelanjutan merupakan konsep pembangunan tidak hanya melihat pada sisi ekonomi tetapi juga pada sisi sosial dan
lingkungan hidup, hingga kini belum berhasil diterapkan di Indonesia. Selama ini boleh dibilang pembangunan hanya dilihat pada sisi ekonomi saja sehingga
lingkungan hidup semakin rusak. Kondisi ini tidak bisa dibiarkan karena justru akan mengakibatkan kemunduran pembangunan.
Kebijakan pengelolaan limbah di wilayah pesisir dari waktu ke waktu semakin penting dirasakan masyarakat maupun pemerintah daerah. Hal ini tidak lepas dari
pemanfaatan wilayah pesisir sebagai perekonomian pembangunan wilayah, karena pemanfaatan wilayah pesisir yang tidak sesuai dengan tata ruang akan berakibat