II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Pengelolaan Limbah
Pada Agenda 21 menganjurkan teknologi yang bersih dapat mengurangi jumlah limbah dan memudahkan pembuangan limbah secara aman Memahami KTT
Bumi, 1992. Namun pada permasalahan limbah industri baja ini diperlukan upaya- upaya yang dapat dilakukan dalam mengelola limbah industri baja saat ini yaitu
meminimasi jumlah limbah yang berada di sumber timbunan, pewadahan, pengumpulan, pengangkutan dan pembuangan lebih diprioritaskan pada upaya daur
ulang limbah. Adapun untuk mengatasi permasalahan lingkungan dan kebijaksaan dapat dilakukan dengan memperhatikan sistem pengolahan, konsep pengelolaan
limbah hingga pada konsep evaluasi investasi. Menurut Chini dan Gupta 1997, baja yang diproduksi secara terus-menerus
diperoleh kembali dan didaur ulang tanpa penurunan atau kerugian. Respon industri terhadap polusi dan pengrusakan sumberdaya tidak pernah dan tidak boleh terbatas
hanya pada kesediaan mengikuti peraturan. Industri harus menerima tanggung jawab sosial yang luas dan selalu mempertimbangkan lingkungan semua tingkat. Untuk
mencapai itu, menurut Salim 1993 semua perusahaan industri harus menciptakan kebijakan-kebijakan dari semua tingkatan dalam memperhatikan pengelolaan
lingkungan, termasuk ketaatan hukum dan persyaratan tempat beroperasinya suatu
perusahaan.
Intensitas pengolahan berikut kadar dampak kepada lingkungan sangat dipengaruhi oleh teknologi yang digunakan, maka pilihan teknologi yang kurang
merusak lingkungan menjadi sangat penting dalam usaha pengolahan sumber alam tanpa merusak lingkungan Memahami KTT Bumi, 1992. Adapun upaya-upaya yang
dapat dilakukan dalam mengelola limbah industri baja saat ini yaitu meminimasi jumlah limbah yang berada di sumber timbunan, pewadahan, pengumpulan,
pengangkutan dan pembuangan lebih diprioritaskan pada upaya daur ulang limbah, baik untuk kebutuhan di lingkungan industri sendiri maupun untuk di luar lingkungan
industri dengan cara menjual limbah. Menurut Heather 1997, limbah buangan padat telah menjadi suatu perhatian utama di dalam area penyimpanan dan berpotensi
mengancam kesehatan masyarakat, merusak lingkungan, dan merintangi perekonomian.
Menurut Fenton 1998, konsumsi besi dan skrap baja dari skrap industri tergantung secara langsung terhadap industri pembuatan baja. Konsep tersebut sejalan
dalam rangka peningkatan produksi baja dan kebutuhan konsumen yang semakin meningkat, maka suatu kegiatan industri pasti menimbulkan limbah, baik secara
langsung maupun tak langsung tak lepas dari masalah penanganan limbahnya. Agar jumlah limbah yang ada saat ini berpotensi dapat mencemarkan lingkungan
sekitarnya dan menambah beban biaya bagi perusahaan, maka diperlukan sistem pengelolaan limbah yang sudah dan akan ditimbulkan, sistem pengelolaan ini
meliputi penanganan limbah dari sumbernya. Oleh karena itu, menurut Thale 1994 praktek buangan limbah pada masa lalu sudah ditinggalkan dari suatu warisan yang
berbahaya menuju ke keselamatan dan kesehatan masyarakat. Menurut Djajadiningrat 2001, pengelolaan limbah baja dalam upaya
mempertahankan kelestarian wilayah pesisir sekitarnya, memerlukan adanya perubahan dalam pola berpikir dengan teknologi produksi bersih yang meliputi: 1
Sebagai alternatif faktor yang mempengaruhi, yaitu a Good house keeping, mencakup tindakan prosedural, administratif atau institusional yang dapat digunakan
perusahaan untuk mengurangi terbentuknya limbah dan emisi. b Perubahan material input, bertujuan untuk mengurangi bahan berbahaya dan beracun B3 yang masuk
atau digunakan dalam proses produksi, sehingga dapat juga menghindari terbentuknya limbah B3 dalam proses produksi. c Perubahan teknologi, mencakup
modifikasi proses dan peralatan dilaksanakan dengan tujuan untuk mengurangi limbah dan emisi. d Perubahan produk, meliputi substitusi produk, konservasi
produk dan perubahan komposisi produk. e On-site reuse, merupakan upaya penggunaan kembali bahan-bahan yang terkandung dalam limbah, baik untuk
digunakan kembali pada proses awal atau sebagai material input dalam proses yang lain; 2 Sedangkan sebagai manfaat yang mempengaruhinya, yaitu a Penghematan
bahan baku. b Mengurangi biaya pengolahan limbah. c Mencegah kerusakan lingkungan. d Mengurangi bahaya terhadap kesehatan dan keselamatan kerja. e
Meningkatkan daya saing poduk.
2.2 Dampak Limbah terhadap Pencemaran Ekosistem Pesisir dan Kesehatan Masyarakat