Metoda Kebijakan Pengelolaan Limbah

Kebijakan pengelolaan lingkungan sampai sekarang belum holistik antar instansi maupun integral menyeluruh. Ketika terjadi persoalan lingkungan, instansi mempunyai program sendiri-sendiri dan saling berbenturan akibatnya program-program tersebut menjadi cuma-cuma proyek semata. Sehubungan dengan permasalahan tersebut, maka berdasarkan pengolahan limbah dengan menggunakan model AHP Cdplus3.0 Marimin, 2005 diperoleh hasil sebagai berikut: 1. Faktor tujuan pengelolaan limbah Untuk membuat strategi dan kebijakan model pengelolaan limbah industri baja sebagai upaya untuk mempertahankan kelestarian wilayah pesisir Kawasan Industri Krakatau Cilegon ini, diperlukan 6 enam faktor tujuan yang ingin dicapai pada tingkat kepentingan dalam strategi dan kebijakan pengelolaan limbah baja ini. Berdasarkan perhitungan dengan model AHP Cdplus3.0 disajikan pada Tabel 52. Tabel 52. Urutan tingkat kepentingan faktor tujuan pengelolaan limbah baja No. Faktor Tujuan Pengelolaan Limbah 1 2 3 4 5 6 Pemanfaatan kembali limbah Minimalisasi limbah Pencegahan pencemaran terhadap wilayah pesisir Upaya mempertahankan wilayah pesisir Kebijakan pengelolaan limbah berwawasan lingkungan dan berkelanjutan Pencegahan pencemaran terhadap kesehatan masyarakat 2. Hierarki kriteria pengelolaan limbah baja berdasarkan faktor pendukung tujuan Hierarki kriteria model pengelolaan limbah industri baja sebagai upaya untuk mempertahankan kelestarian wilayah pesisir Kawasan Industri Krakatau Cilegon ditentukan berdasarkan faktor pendukung tujuan. Hasil pengolahan dengan menggunakan model AHP Cdplus3.0 disajikan pada Tabel 53. Tabel 53. Hierarki kriteria pengelolaan limbah baja berdasarkan faktor pendukung Faktor Kriteria Pengelolaan Limbah Baja Faktor Pendukung Tujuan Timbulnya limbah Pencemaran kerusakan lingkungan Efisiensi material energi Environmental equity Degradasi lingkungan Ekosistem lingkungan Daya dukung lingkungan Pemanfaatan limbah kembali 0.402 0.153 0.050 0.118 0.062 0.117 0.098 Minimalisasi limbah 0.092 0.067 0.151 0.153 0.147 0.162 0.229 Pencegahan pencemaran pesisir 0.239 0.104 0.233 0.088 0.121 0.152 0.062 Upaya menpertahankan kelesterian wilayah pesisir 0.219 0.119 0.085 0.088 0.140 0.254 0.096 Kebijakan pengelolaan limbah berwawasan lingk dan berkelanjutan 0.170 0.149 0.051 0.277 0.050 0.199 0.104 Pencegahan pencemaran thd kesehatan masyarakat 0.297 0.216 0.161 0.101 0.090 0.055 0.079 Results 0.237 0.135 0.122 0.138 0.102 0.157 0.111 Berdasarkan Tabel 53 tersebut di atas, memperlihatkan bahwa faktor pendukung tujuan paling penting pada pengelolaan limbah industri baja sebagai upaya untuk mempertahankan kelestarian wilayah pesisir kawasan industri Krakatau Cilegon ini adalah: 1 Pemanfaatan limbah kembali memberi nilai tertinggi pada faktor kriteria timbulnya limbah dengan nilai 0,402, 2 Minimalisasi limbah memberi nilai pada faktor kriteria degradasi lingkungan dengan nilai 0,247 dan faktor kriteria daya dukung lingkungan dengan nilai 0,229, 3 Pencegahan pencemaran pesisir memberikan nilai tertinggi terdapat pada faktor kriteria efisiensi material dan energi dengan nilai 0,233, 4 Upaya mempertahankan pesisir memberikan nilai tertinggi terdapat pada faktor kriteria ekosistem lingkungan dengan nilai 0,254, 5 Kebijakan mengelola limbah berwawasan lingkungan dan berkelanjutan dengan memberikan nilai tertinggi terdapat pada faktor kriteria Environmental equity dengan nilai 0,277, 6 Pencegahan pencemaran thd kesehatan masyarakat dengan memberikan nilai tertinggi terdapat pada faktor kriteria pencemaran kerusakan lingkungan dengan nilai 0,216. 3. Hierarki aktor pengelolaan limbah baja berdasarkan faktor pendukung kriteria Hierarki aktor model pengelolaan limbah industri baja sebagai upaya untuk mempertahankan kelestarian wilayah pesisir Kawasan Industri Krakatau Cilegon ditentukan berdasarkan faktor pendukung kriteria. Hasil pengolahan dengan menggunakan model AHP Cdplus3.0 disajikan pada Tabel 54.