tentu akan mengganggu lingkungan karena limbah yang tidak dapat dimanfaatkan kembali akan dibuang ke lingkungan pesisir, oleh karena itu dalam rangka menjaga
kelestarian wilayah pesisir dan menjaga kesehatan masyarakat di sekitar pabrik baja PT. Krakatau Steel dan Kawasan Industri Krakatau Cilegon, maka agar segera
dilakukan. Sebenarnya sudah banyak dilakukan penelitian yang mengarah pada
pemanfaatan limbah baja, namun hingga saat ini limbah industri baja masih menimbulkan berbagai masalah terutama masalah ekologi, masalah kesehatan dan
masalah sosial. Namun masalah yang paling mendesak untuk dipecahkan saat ini adalah masalah kerusakan wilayah pesisir yang ada di Kawasan Industri Krakatau
Cilegon. Oleh karena itu dalam rangka mempertahankan kelestarian wilayah pesisir Kawasan Industri Krakatau Cilegon maka perlu dicari model pengelolaan limbah baja.
1.2 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mendapatkan informasi kondisi eksisting jenis dan jumlah limbah industri baja
yang dihasilkan, yang belum dimanfaatkan kembali. 2. Mengetahui pencemaran di wilayah pesisir dan kesehatan masyarakat di Kawasan
Industri Krakatau Cilegon dari limbah baja yang tidak dapat didaur ulang. 3. Merumuskan model pengelolaan limbah industri baja dalam upaya
mempertahankan kelestarian wilayah pesisir dan kesehatan masyarakat sekitarnya. 4. Merumuskan kebijakan pengelolaan limbah industri baja yang berwawasan
lingkungan dan berkelanjutan.
1.3 Kerangka Pemikiran
Konsep berpikir pengelolaan limbah ke depan ditujukan pada pembangunan berkelanjutan yang tidak saja hanya memperhatikan kesejahteraan pada saat ini,
namun mengusahakan kesejahteraan pada generasi yang akan datang. Hal ini terkait dengan kenyataan bahwa tingkat kesejahteraan penduduk tidak hanya ditentukan oleh
kemampuan mengakses bahan pokok, tetapi juga harus mampu mencari alternatif lain untuk menaikkan tingkat kesejahteraannya. Salah satu yang dapat dilakukan adalah
pemanfaatan kembali limbah industri baja didaur ulang menjadi produk lain yang mempunyai nilai tambah, sekaligus tidak merusak lingkungan. Namun negara
Indonesia yang menghasilkan bahan dasar magnet dari limbah pabrik besi baja, saat ini belum mampu mengolah limbah berupa besi oksida menjadi magnet. Para
pengamat ekonomi Indonesia menginformasikan bahwa negara Indonesia setiap tahunnya menghasilkan sekurang-kurangnya 10.000 ton besi oksida. Karena tidak
dilakukan proses pengolahan limbah, maka limbah tersebut dibeli dan diolah oleh negara-negara produsen magnet terbesar, seperti Jepang, Amerika Serikat, Cina, dan
Jerman, yang kemudian mengekspor kembali produk magnet siap pakai ke Indonesia. Pemanfaatan lain limbah padat industri baja adalah sebagai bahan substitusi semen
untuk pembuatan beton non struktur seperti produk batako, paving block, genteng press, dan sebagainya. Namun demikian limbah yang tidak dapat dimanfaatkan akan
dibuang ke lingkungan, sehingga dalam jumlah yang banyak akan berakibat buruknya pada lingkungan.
Untuk menghadapi permasalahan limbah yang setiap waktu bertambah dan dapat berakibat buruk pada lingkungan, baik udara, air, tanah serta pada lahan
pertanian, diperlukan strategi pemecahan masalah ke depan. Berdasarkan data dan informasi dimulai dari timbulnya limbah industri dari hasil proses produksi sampai
dengan model pengelolaan limbah menjadi produk yang mempunyai nilai tambah. Pada dasarnya limbah baja yang dihasilkan ada yang dapat didaur ulang
kembali menjadi produksi sejenis dan ada juga limbah yang tidak dapat didaur ulang. Untuk limbah baja yang tidak dapat didaur ulang, jika dibiarkan di tempat
penampungan limbah, suatu saat akan menimbulkan dampak pencemaran terhadap lingkungan sekitarnya. Untuk itu perlu pengelolaan secara optimal sehingga tidak
memunculkan efek yang merugikan baik bagi karyawan, masyarakat di sekitar perusahaan maupun lingkungan sekitarnya. Dalam rangka mencapai hal tersebut di
atas, maka perlu dilakukan penelitian pengelolaan limbah industri baja dalam upaya mempertahankan wilayah pesisir di Kawasan Industri Krakatau Cilegon.
Beberapa penelitian limbah baja yang sudah dilakukan, antara lain oleh Nurdin 1992 yang meneliti mengenai proses pengendapan air pendingin limbah baja
berupa lumpur dan scale yang dihasilkannya dan dijadikan bahan pembuatan magnet. Damanhuri 1997 mendapatkan konsep dasar atau teknologi terapan pengelolaan
limbah baja terutama dikaitkan dengan upaya daur ulang. Penelitian model pengelolaan limbah industri baja dilakukan sebagai upaya untuk mempertahankan
kelestarian wilayah pesisir Kawasan Industri Krakatau Cilegon yang belum pernah dilakukan, sehingga penulis tertarik untuk melakukan penelitian ini. Kerangka
pemikiran penelitian ini, disajikan pada Gambar 3.
Gambar 3. Kerangka berpikir penelitian
1.4 Perumusan Masalah