lainnya. b Untuk menghindar penambangan-penambangan liar yang dapat merusak lingkungan. c Pengelolaan industri mining harus dikelola secara
industrialisasi agar memenuhi economic skill. d Untuk menjamin industri mining sustainable
. 2.
Untuk menjamin pengelolaan bijih besi dan komoditi lain atau produk turunannya dapat dikelola secara baik, dengan mengemukakan kepentingan nasional.
3. Menciptakan iklim investasi yang kondusif disektor industri mining, misalnya
dengan memberikan incentif perpajakan terhadap aktivitas pembangunan industri mining.
4. Pemerintah membangun infrastruktur di pusat-pusat lokasi yang akan dibangun
industri mining, terutama prasarana jalan, pelabuhan, sumber energi dan air.
2.7 Pemodelan Sistem
Menurut Eriyatno 1999, menyatakan bahwa model merupakan suatu abstraksi dari realitas yang menunjukkan hubungan langsung maupun tidak langsung
serta kaitan timbal balik dalam istilah. Menurut Arimin 2001, menjelaskan penggunaan istilah model menunjukkan dua hal, yaitu: 1 Model dalam pengertian
contoh atau teladan atau suatu yang perlu ditiru. 2 Model dalam pengertian bentuk, pola, rancangan, Pemodelan merupakan teknik untuk membantu konseptualisasi dan
pengukuran dari suatu sistem yang kompleks, atau untuk memprediksi konsekuensi dari sistem terhadap tindakan manusia. Menurut Murdick 1982 mengemukakan
bahwa terdapat dua keuntungan menggunakan model yaitu: 1 Dengan modelkan sistem lebih ekonomik dari bentuk lain. Untuk melakukan perubahan modifikasi
sistem lebih murah. 2 Model memungkinkan kita mengkaji dan melakukan percobaan situasi yang rumit sampai ke tingkat tertentu yang tidak mungkin
dilakukan dengan membangun sistem nyata dengan lingkungannya. Membangun suatu model dilakukan bertujuan untuk melihat perilaku sistem dalam membantu
kebijakan dan strategi pengololaan limbah industri baja dalam upaya mempertahankan kelestaraian wilayah pesisir Kawasan Industri Krakatau Cilegon.
Menurut Muhammadi 2001, mengelompokkan model menjadi 3 tiga jenis, yaitu: 1 Model kuantitatif adalah model yang berbentuk rumus-rumus matematik,
statistk, atau komputerisasi. 2 Model kualitatif adalah model yang berbentuk gambar, diagram atau matriks yang menyatakan hubungan antar unsur. 3 Model
ekonik adalah model yang mempunyai bentuk fisik dengan barang yang ditirukan, meskipun skalanya dapat diperbesar atau diperkecil.
Pemodelan sistem dilakukan melalui pendekatan sistem. Pada dasarnya pendekatan sistem merupakan pendekatan analisis organisatoris yang menggunakan
ciri-ciri sistem sebagai titik tolak analisisnya. Karena itu, di dalam manajemen sistem dapat diterapkan dengan mengarahkan perhatian pada berbagai ciri dasar sistem yang
perubahan dan gerakannya akan mempengaruhi keberhasilan suatu sistem Marimin, 2004. Dengan demikian, sistem dapat diartikan sebagai kumpulan elemen-elemen
yang saling berkaitan dan terorganisasi dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Menurut Eriyatno 1998, karena pemikiran sistem selalu mencari
keterpaduan integritas antar bagian melalui pemahaman yang utuh, maka diperlukan suatu kerangka fikir baru yang terkenal sebagai pendekatan sistem system approach.
Pendekatan sistem merupakan cara penyelesaian permasalahan yang dimulai dengan dilakukannya identifikasi terhadap adanya sejumlah kebutuhan–kebutuhan sehingga
dapat menghasilkan suatu operasi dari sistem yang dianggap efektif. Tahapan dalam pendekatan sistem meliputi : 1 Analisis kebutuhan antar
pelaku, 2 Formulasi permasalahan, 3 Identifikasi sistem, 4 permodelan sistem, 5 Verifikasi dan Validasi model serta 6 Implementasi model. Pada tahap analisis
kebutuhan dapat dijadikan sebagai permulaan pengkajian dari suatu sistem. Dalam tahap ini juga dicari secara selektif apa saja yang dibutuhkan dari masing-masing
pelaku yang terlibat dalam sistem. Pada tahap formulasi permasalahan dirumuskan permasalahan yang dihadapi berdasarkan kebutuhan-kebutuhan yang telah
diidentifikasi dari masing-masing pelaku tersebut. Tahap identifikasi sistem merupakan suatu rantai hubungan antara pernyataan dari kebutuhan-kebutuhan
dengan pernyataan khusus dari masalah yang harus dipecahkan untuk mencukupi kebutuhan tersebut. Di dalam tahap pemodelan sistem dibuat kaitan antara masukan
dan keluaran sistem yang akan diverifikasi dan divalidasi pada tahap selanjutnya. Pada tahap akhir dilakukan rencana implementasi model, adapun tahapan pendekatan
sistem disajikan pada Gambar 9.
Mulai Tidak A
Absah ? Ya
Absah ? Tidak Absah ? Tidak Ya Ya
Tidak Tidak Absah ? Absah ?
Ya Ya A Selesai
Gambar 9. Tahap pendekatan sistem Eriyatno, 1999 Anderson 1977 menjelaskan bahwa verifikasi dan validasi model merupakan
bagian penting dalam setiap menganalisis yang bersifat empiris. Artinya bahwa setelah model dibangun dengan pemograman komputer dan format input-output telah
dirancang dan hasilnya memadai, maka tahap selanjutnya yaitu melakukan verifikasi pembuktian yang berkaitan dengan kesesuaian antara model konseptual dengan
model matematik. Sedangkan menurut Eriyatno 1999, validasi merupakan usaha untuk menyimpulkan apakah model sistem merupakan perwakilan yang sah dan
realitas yang dikaji. Karena itu, suatu model dikatakan valid jika struktur dasarnya dapat menggambarkan perilaku yang polanya dapat menggambarkan perilaku sistem
nyata, atau dapat mewakili dengan cukup akurat, data yang dikumpulkan sehubungan dengan sistem nyata atau asumsi yang dibuat berdasarkan referensi sesuai cara sistem
nyata bekerja. Pembuktian validasi model suatu hal yang sebenarnya sulit untuk dilakukan.
Analisis Kebutuhan Stakehoders
Formulasi Permasalahan
Identifikasi Sistem Pemodelan Sistem
Verifikasi dan Validasi
Muhammadi 2001 menjelaskan bahwa untuk menguji validasi model dibagi menjadi dua yaitu: validasi struktur dan validasi kinerja output model. Validasi
struktur bertjuan untuk memperoleh suatu keyakinan tentang sejauhmana kesamaan struktur model mendekati struktur nyata. Sedangkan validasi kinerja merupakan
aspek pelengkap dalam metode berpikir sistem dan ditujukan untuk memperoleh suatu keyakinan tentang sejauhmana kinerja model sesuai dengan kinerja sistem nyata
sehingga memenuhi syarat sebagai model ilmiah sesuai dengan fakta. Oleh karena itu, validasi kinerja dapat dilakukan dengan dua cara yaitu: Pertama, cara kualitatif yaitu
dengan membandingkan secara visual antara simulasi dengan aktual. Kedua, cara kuantitatif yaitu: dengan uji statistik antara simulasi dengan aktual.
2.8 Analytical Hierarchy Process