Pemberian ketrampilan kerja sebagai bekal kesiapan pasien secara

Pengelompokan sesuai kemampuan kognitif dilakukan pada kegiatan-kegiatan yang bersifat menyampaikan materi secara teoritis, namun di kegiatan-kegiatan yang melibatkan interaksi dan dinamika sosial pada masing-masing kelompok maka pembagian anggota kelompok dibagi secara merata yaitu dalam satu kelompok terdiri dari pasien dengan kemampuan kelas TK-SMA. Pernyataan NN mengenai pembagian kelompok sesuai kelas kemampuan pasien diungkapkan melalui kutipan wawancara sebagai berikut: Gini kak, kondisi pasien disini kan tidak semua sama. Tingkat kewarasannya kan berbeda-beda. Ketika pasien yang tingkat kewarasannya secara perilaku dan pola pikir 9 lalu kita kelompokan dengan pasien yang tingkat 2 nanti tidak nyambung kak. Makanya pada saat terapi kita kelompokan, kita kelas- kelaskan. Kelas TK, SD, SMP, SMA, dan Sarjana. Kelas TK ini untuk pasien-pasien yang belum stabil dan kemampuan kognitifnya rendah kita gabungkan menjadi satu dan seterusnya. Terapi yang diberikan semua pasien sama tetapi hanya esensinya saja yang berbeda, sama-sama ujian tadi soal yang mereka terima berbeda tergantung kelasnya. Karena ketika diberi soal yang sama itu tidak akan bisa kak, Karena kemampuan mereka juga berbeda- beda A3-W3:170613.

d. Pemberian ketrampilan kerja sebagai bekal kesiapan pasien secara

ekonomi dan melatih tanggung jawab pasien Terapi kerja merupakan bagian dari terapi sosial, fungsi dari terapi kerja adalah mengajarkan pasien untuk memiliki ketrampilan-ketrampilan yang dapat dijadikan bekal ketika pasien keluar dari GPSY. Ketrampilan yang diberikan selama di GPSY apabila dikembangkan diharapkan mampu dijadikan lapangan pekerjaan bagi pasien dan sebagai sumber penghasilan sehingga pasien dapat menjalankan fungsinya secara sosial dan dapat diterima dengan baik oleh masyarakat. Hal ini membuat pasien memiliki kesiapan untuk terjun dan kembali ke masyarakat. Terapi kerja di GPSY meliputi: penjualan bensin, waserda, perkebunan, perikanan, peternakan, pelatihan ketrampilan pembuatan briket, kerupuk lele, kantong parfum, merangkai bunga, dan sebagainya, dan piket. Terapi kerja mengajarkan pasien untuk memiliki tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan dan kemampuan menjalin relasi sosial dengan orang lain. Penjualan bensin merupakan terapi kerja yang diberikan kepada pasien putra, setiap pasien putra diberi tugas bergilir dalam menjaga bensin. Transaksi penjualan bensin dicatat dalam buku, pasien yang bertugas harus bertanggung jawab terhadap keuangan yang diperoleh dari hasil transaksi, apabila terjadi kesalahan pencatatan atau selisih jumlah penjualan dengan uang yang diperoleh maka pasien yang jaga harus mempertanggung jawabkannya dengan mengganti kekurangan uang menggunakan uang jajanya. Terapi kerja piket mengajarkan kepada pasien untuk bertanggung jawab terhadap teman-temannya dengan menjalankan tugas piket dengan sebaik- baiknya, sebab tugas piket yang dilakukan menyangkut kepentingan banyak orang. Selain itu ada juga piket ketua kamar putra dan putri, tugas ketua kamar adalah bertanggung jawab terhadap teman sekamarnya. Tanggung jawab ketua kamar adalah mengecek kebersihan diri teman sekamarnya, menjaga kenyamanan kamar kebersihan, kerapian dan ketertiban, mengumpulkan dan mengecek keikutsertaan anggota kamar apabila kegiatan terapi, dan bertanggung jawab apabila terjadi pertengkaran antar sesama teman sekamar. Pemberian ketrampilan-ketrampilan diberikan mentor kepada pasien. Hasil ketrampilan yang dibuat pasien kemudian dipasarkan dan hasil penjulan diberikan kepada pasien, walaupun hasil yang diperoleh tidak begitu banyak namun ada kepuasaan dalam diri pasien bahwa mereka dapat memperoleh penghasilan dari kerja keras mereka dan ternyata karya mereka diminati dan bisa diterima oleh masyarakat. Penjelasan mengenai fungsi terapi kerja dijabarkan sebagai berikut oleh NN: Setelah pulang dari Siloam mereka mempunyai tanggung jawab yang besar loh kak untuk dapat berfungsi dan berkarya di dalam masyarakat. Ketrampilan-ketrampilan dalam terapi kerja dipersiapkan untuk membekali pasien ketika sudah berada di luar, sehingga pasien itu mempunyai suatu ketrampilan yang berguna untuk menunjang kehidupannya, pasien mempunyai pekerjaan dengan ketrampilan yang diajarkan disini seperti misalnya membuat usaha kerupuk lele kemudian dipasarkan hasilnya bisa digunakan untuk meningkatkan perekonomian, selain itu juga dengan memiliki kemampuan pasien merasa berguna ini loh aku bisa menghasilkan uang sendiri A1-W25:080513. Terapi kerja juga menjembatani pasien untuk dapat berinteraksi langsung dengan masyarakat luar, hal ini diungkapkan oleh NN sebagai berikut: Dengan terapi kerja pada terapi sosial kami ajarkan mereka untuk bagaimana bisa membangun hubungan baik dengan orang lain, kita jembatani mereka untuk berinteraksi dengan masyarakat luar seperti berjualan bensin, jalan-jalan ke moll A3-W18:170613. Pernyataan NN mengenai fungsi terapi kerja dalam terapi sosial semakin diperkuat oleh pendapat AA melalui pernyataan berikut ini: Melibatkan pasien dalam kegiatan desa seperti kenduri dan tasyakuran, pelatihan ketrampilan seperti pembuatan briket, sabun, lilin ,anyaman, arang, dan ketrampilan-ketrampilan yang sekiranya sederhana dan bisa kita ajarkan ke mereka, jualan bensin, kita biasakan mereka untuk ke warung, laundry supaya masyarakat mengenal mereka bukan sebagai orang yang dalam tanda kutip gila serta menakutkan ya, itu juga melatih mereka berinteraksi, lalu ada perkebunan, perikanan, olahraga itu sebenarnya bagian medis ya tapi bisa kita masukan ke sosial yaitu bagaimana mereka mengenal lingkungan sekitar dan juga bagaimana kontrol diri mereka, selain itu ada kita bawa mereka rekreasi jalan-jalan ke pantai, ke malioboro, kesalon kita bawa mereka melakukan aktivitas baru, itu kita lihat bagaimana reaksi mereka ketika berada di kerumunan orang banyak, bagaimana kontrol diri mereka ketika berada di luar B1-W7:290513. Selain itu seperti piket itu masuk sosial, mereka jalankan tanggung jawab mereka atau tidak itu jadi sekaligus mengajar mereka bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan kepada mereka, lalu melihat bagaimana kerjasama mereka dengan teman dalam menjalankan tugas piket B1- W8:290513. Pemberian ketrampilan-ketrampilan membuat pasien memperoleh pengetahuan baru, sehingga pasien memiliki kemampuan dalam menghasilkan produk yang bernilai ekonomis apabila dipasarkan dalam masyarakat. Ketrampilan-ketrampilan ini dapat menjadi sumber penghasilan dan lapangan kerja bagi pasien pasca perawatan untuk keberlangsungan kehidupan pasien selanjutnya. Pernyataan tersebut diungkapkan oleh KM sebagai berikut: dapet pengetahuan yang sebelumnya nggak pernah dilakukan mbak, diajari bikin apa gitu yang aku belum bisa pokoknya kaya diajarkan berwirausaha dengan punya ketrampilan-ketrampilan kita nanti bisa dapat uang D2-W25:190613. Ya berguna, apa itu namanya jadi kalau sudah keluar dari sini bisa lebih dikembangkan ketrampilannya pas pulang nanti kaya bisa meproduksi sendiri buat wirausaha kaya lele crispy nanti bisa didagangkan ke warga-warga, kaya buat dijadiin lapangan pekerjaan sendiri D2-W26:190613.

e. Perubahan stigma masyarakat dan penerimaan terhadap skizofrenia