Ada mbak, sangat bermanfaat karena keluarga ini kan bukan dari kalangan orang berpendidikan jadi ya tidak mempunyai
pengetahuan-pengetahuan tentang skizofrenia, dengan adanya kunjungan jadi tau E1-W12:300613.Ya jadi sabar aja lah mbak,
menerima keadaanya dia ya istilahnya sing waras ngalah. Ya memang dia sakit begitu tidak bisa disalahkan sapa juga yang mau
seperti dia mba. Keluarga lebih pengertian dan memperhatikan dia ajalah. E1-W14:300613.
Lebih lanjut, SY yang merupakan keluarga mantan pasien AD juga mengungkapkan bahwa konseling keluarga yang diberikan oleh GPSY banyak
memberikan informasi-informasi yang berkaitan dengan skizofrenia sehingga keluarga memperoleh pengetahuan tantang skizofrenia dan peran keluarga dalam
menangani skizofrenia: Ya memberi pengarahan-pengarahan, nasihat-nasihat. Apalagi kan
pas AD kambuh lagi itu keluarga bener-bener kaya dikasih kuliah mba.hehehe. Dikasih banyak banget nasihat-nasihat G1-
W21:290613. Keluarga jadi tau to mbak tentang skizofren, dulunya kan nggak tau. Terus kalau ada apa-apa kita bisa setiap
saat menghubungi Siloam, saya telp atau pak Alfred yang telp, sampai sekarang masih contek-contekan mbak. Jadi kalau ada apa-
apa yang keluarga belum tau itu langsung saya tanyakan, pokoknya keluarga juga punya tanggung jawab buat menjaga mbak supaya
AD tidak kambuh. Jadi ada tempat yang bisa dijadikan sumber informasi, ya bisa kami tanya-tanyai tentang AD G1-
W26:290613.
b. Perubahan Sikap dan Cara Pandang Keluarga terhadap Skizofrenia
Konseling keluarga yang dilakukan pihak GPSY membuat keluarga
memahami pentingnya peran keluarga dalam memberikan dukungan dan perawatan kepada pasien sehingga pemahaman yang baik mengenai skizofrenia
membuat keluarga memiliki kesadaran akan pentingnya peran kelurga dalam proses pemulihan pasien yaitu mencegah terjadinya kekambuhan kembali pada
pasien pasca perawatan. Pemahaman yang baik tentang skizofrenia yang
diperoleh dari proses konseling keluarga membuat keluarga mengetahui perannya dalam membantu memulihkan skizofrenia dan mencegah terjadinya kekambuhan
kembali, sehingga terjadi perubahan perilaku pada pola-pola interaksi dalam keluarga terutama terhadap pola-pola perilaku maladaptive yang berpotensi
menjadi pencetus kekambuhan pasien dan terjadinya perubahan pola pikir dalam hal memandang serta memahami skizofrenia.
Keluarga memiliki peran yang sangat besar terhadap keberhasilan perawatan skizofrenia pasca perawatan. Keluarga sebagai unit terkecil dalam
masyarakat yang berfungsi sebagai media sosialisasi utama dan terutama bagi pasien. Keluarga merupakan penerus perawatan pasien yang berkewajiban
menjaga kondisi pasien dan mencegah terjadinya kekambuhan kembali. Pentingnya peran keluarga terhadap pemulihan pasien pasca perawatan dan dalam
mencegah munculnya kekambuhan kembali diungkapkan oleh NN sebagai berikut:
Prediksi kekambuhannya bisa dilihat dari dukungan keluarga dan ketaatan minum obat. Jadi kalau keluarga sudah mulai bertingkah
seperti tidak manaati perintah kita saat konseling keluarga ya ini sudah mulai waspada kambuh lagi, apalagi kalau kelurga sudah
tidak taat memantau pasien minum obat, sudah mulai ngeyel nanti anak saya tergantungan obat dan macem-macem alasan, selain itu
tidak memberikan kasih sayang, tidak perhatian ya ini yang menyebabkan pasien berpotensi kambuh A1-W23:080513. iya
lah kak, kalau keluarga baik dalam artinya ngopeni dia sungguh- sungguh
kemungkinan kambuh
nya juga
sedikit A1-
W24:080513. Pernyataan senada mengenai peran penting keluarga dalam mencegah
terjadinya kekambuhan kembali pada pasien pasca perawatan juga diungkapkan AA sebagai berikut:
. . . keluarga sudah memiliki ketrampilan untuk menjaga mereka, bagaimana perlakuan keluarga, cara berkomunikasi yang baik
semuanya sudah dipersiapkan, lalu kita juga sudah ajarkan mereka untuk bisa mengontrol diri, mengendalikan emosinya, cara
mengenali tanda-tanda bilamana akan kambuh jadi bisa segera mengatasinya. Jadi kemungkinan kambuh sedikit kecuali ada hal
atau stressor berat yang menimpanya B1-W16:290513.
Perubahan sikap keluarga sebagai hasil dari konseling keluarga diungkapkan oleh SY, bahwa keluarga harus lebih pengertian dan sabar dalam
menghadapi KM serta mampu memperhatikan dan memberikan kasih sayang kepada KM terutama dalam hal membimbing dan mengarahkan masa depan KM.
Ya jadi sabar aja lah mba, menerima keadaanya dia ya istilahnya sing waras ngalah. Ya memang dia sakit begitu tidak bisa
disalahkan sapa juga yang mau seperti dia mba. Keluarga lebih pengertian dan memperhatikan dia ajalah E1-W14:300613. Ya
kalau KM sudah pulang, dijaga dirawat sebisa mungkin mbak sesuai perintah yang diberikan Siloam supaya tidak terjadi hal
yang tidak diinginkan E1-W15:300613. Pengertian ya sabar menerima kondisi KM, jangan terlalu memakasakan keinginan-
keinginan keluarga yang KM paksa lakukan, hmm ya menyayangi dan memperhatikan sama itu mba mengawasi apa ya maksudnya
membimbing seperti mengarahkan lah untuk masa depan KM trus juga sehari-harinya itulah E1-W16:300613.
Perihal perubahan sikap DY setelah diberi konseling keluarga juga diungkapkan oleh KM bahwa keluarga menjadi lebih memperhatikanya yaitu
dengan sering menjenguknya di GPSY. Sering mbak, kalau lama nggak jenguk nanti ditelponin sama kak
Ngisty. Ya apalah lebih halus sama aku ngomongnya itu lebih sabar. hehehehe D1-W38:070513.
Hal serupa mengenai manfaat dari home visit dan konseling keluarga yang
diberikan pihak GPSY juga diungkapkan oleh SY ibu dari AD yang merupakan mantan pasien GPSY. Konseling keluarga tidak hanya semata-mata mengubah
perilaku salah satu anggota keluarga tetapi juga mengubah pola interaksi di dalam
keluarga karena seluruh keluarga memiliki peran untuk saling melengkapi dan menguatkan satu sama lain. Perubahan pola interaksi di dalam keluarga yaitu
harus bisa menjaga kondisi atau menciptakan suasana keluarga yang adem ayem tanpa terjadi pertengkaran apalagi pertengkaran di depan AD sebab AD tidak
menyukai suasana rumah yang penuh perselisihan dan apabila hal ini terjadi maka akan menjadi stressor yang dapat menjadi faktor pencetus kekambuhan AD.
Keluarga lebih mampu memahami AD sebagai orang dengan skizofrenia dengan segala keterbatasannya sehingga keluarga mengetahui cara memperlakukan AD
yaitu dengan lebih pengertian dan tidak menuntut tanggung jawab terlalu banyak kepada AD:
ya intinya itu bagaimana keluarga harus bersikap, menangani AD, istilahnya keluarga itu harus ngemong. Jadi bukan skizofrenia yang
harus mengerti keluarga tetapi kelurga yang harus mengerti Skizofrenia. Keluarga harus tau benar apa yang dimaui AD, neg
iso ojo gawe kagol mbak, misalnya AD lagi mau tidur ya wis biarkan jangan terus dioprak-oprak biarkan dia tidur semau dia, sak
tangine. Tidak bisa terus diperlakukan kaya orang yang normal seutuhnya, wayah e tangi kudi tangi G1-W22:290613.Ya banyak
mbak manfaatnya, kan kita jadi tau piye to menghadapi orang yang sakit seperti AD ini. Dulu bapak nya itu sering marahi AD gara-
garane AD itu kan orangnya memang susah dinasehati seringe ngeyel, la terus dikasih tau sama Bu Ether jangan terlalu sering lah
memarahi AD nanti malah AD kumat lagi, karena AD ini kan sakit jadi jangan terlalu banyak mengharap, istilahnya menuntut banyak
AD buat ini itu. Bapaknya kan guru SLB to mbak, dadi neg ngandani kie dibolan baleni la AD nggak suka membatah lah dia,
bapak e kan njuk marah. Ya sejak dikasih tau itu bapaknya jadi kalau mau marah itu ditahan mbak, trus kalau nasehatin apa kasih
perintah itu sekali saja, dadi saya ya sok geli sendiri kalau gitu.hehehe G1-W23:290613. AD ini kan nggak suka to mbak
kalau ada orang gemerah padu. Itu harus dijaga bener-bener mbak jangan sampai ada pertengkaran, pokoke hidup santai jangan ada
pertengkaran, neg meh padu nanti nunggu AD pergi atau pas AD tidur.hahah, sampai kaya gitu mba G1-W25:290613.
Pernyataan SY mengenai perubahan sikap keluarga sebagai hasil dari konseling keluarga juga dirasakan sama oleh AD. AD menyatakan terdapat
perubahan sikap pada ayahnya dan juga pada keluarga secara keseluruhan. Perubahan perilaku tersebut terlihat dari perubahan sikap orang tua dalam
menghadapi pasien. Sikap keras dan tegas ayah AD dalam mendidik AD sudah berangsur-
angsur mengalami perubahan, ayah AD menjadi bersikap lebih “lunak” terhadap AD serta berkurangnya frekuensi pertengkaran yang terjadi di dalam
keluarga setelah mendapatkan konseling keluarga berupa nasihat-nasihat dan pengarahan-pengarahan dari pihak GPSY:
ya sekarang lebih percaya sama ortu mbak, lebih bisa terbuka F1- W37:160413. Ortu jadi lebih sayang mbak, dulu ki sok marah-
marah, menyalahkan tanpa sebab saiki lebih pengertian sama anak nya E1-W38:160413. Pada keluarga itu ya dulu suka pada
bertengkar sekarang udah nggak, trus sikap nya bapak banyak berubah sekarang ini jarang banget marah-marah ya bisa tau
kemampuan anaknya, wis apa ya tidak suka memaksakan kehendak F2-W14:290613
c. Merencanakan dan mempersiapkan masa depan pasien pasca perawatan