Pembuatan Rancangan Penelitian Penyusunan Laporan dan Penyempurnaan Laporan

mengijinkan peneliti untuk melakukan penelitian skripsi di GPSY. Pada tanggal 5 Juni 2013 dan 23 Juni 2013 peneliti kembali mengunjungi GPSY untuk melakukan observasi dan wawancara secara lebih mendalam kepada kak Ngisty selaku mentor di GPSY. Hal ini dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai model penanganan skizofrenia di GPSY sehingga diperoleh data-data awal yang akan digunakan untuk membuat rancangan penelitian.

4.2.2 Pembuatan Rancangan Penelitian

Pembuatan rancangan penelitian merupakan tahap penting yang harus dilakukan sebelum melakukan penelitian. Rancangan penelitian bertujuan untuk membuat arahan mengenai konsep penelitian. Rancangan penelitian dilakukan setelah peneliti melakukan tinjuan pra-penelitian dan peneliti tertarik untuk melakukan penelitian berdasarkan data-data yang diperoleh dari tinjauan pra- penelitian. Pembuatan rancangan penelitian memerlukan waktu sekitar 10 bulan terhitung dari bulan Juni 2012 s.d Mei 2013. Kegiatan yang dilakukan pada tahap rancangan penelitian antara lain penyusunan proposal penelitian, konsultasi dosen pembimbing, seminar proposal, dan pengurusan izin penelitian. Selain itu rancangan penelitian juga meliputi pembuatan alat bantu penelitian yakni interview guide, dan alat tes psikologi tes grafis. Hal ini dilakukan supaya ketika peneliti melakukan penelitian, peneliti sudah mempunyai rancangan atau panduan yang jelas mengenai apa yang menjadi fokus penelitian meliputi, tujuan, manfaat, konsep, subjek, metode, dan rencana penelitian sehingga penelitian yang dilakukan dapat terarah.

4.2.3 Penelitian di Lapangan

Pelaksanaan penelitian dilakukan pada bulan April 2013 sampai dengan Juni 2013. Proses penelitian dilakukan dengan penelitian partisipan, penelitian partisipan melibatkan banyak partisipasi peran peneliti pada proses penelitian. Penelitian partisipasi dilakukan dengan menjadi bagian dari apa yang diteliti atau membaur dengan subyek penelitian dengan tujuan supaya diperoleh data yang lebih mendalam dan akurat. Oleh karena itu selama proses penelitian, peneliti tinggal di GPSY bersama pasien dan mentor. Hal ini dilakukan supaya data yang diperoleh benar-benar data yang mendalam dan apa adanya sesuai kenyataan yang terjadi di lapangan tanpa adanya faking good ataupun rekayasa setting penelitian setting penelitian tidak berjalan secara alamiahnatural. Peneliti mulai terjun ke lapangan pada tanggal 8 April 2013. Kedatangan peneliti disambut baik oleh mentor GPSY, pada saat datang peneliti menyerahkan surat keterangan penelitian dari jurusan Psikologi UNNES dan proposal skripsi. Peneliti diberikan arahan-arahan mengenai aturan-aturan yang diterapkan di GPSY atau yang disebut dengan kontrak penelitian. Kontrak penelitian bersifat lisan yang berupa kesepakatan-kesepakatan antara peneliti dan pihak GPSY dengan tujuan supaya tercipta kenyamanan selama proses penelitian berlangsung. Pihak GPSY memberikan kebebasan kepada peneliti untuk mengambil data-data yang diperlukan dalam pembuatan skripsi dan pihak GPSY bersedia membantu memberikan data-data apabila dibutuhkan. Selama melakukan penelitian peneliti didampingi oleh mentor GPSY yang berperan sebagai mentor pendamping penelitian yaitu kak Ngisty, tujuannya adalah untuk memudahkan peneliti menggali informasi-informasi yang berkaitan dengan GPSY dan sebagai tempat sharing peneliti selama di GPSY. Penelitian dilakukan selama tiga bulan yaitu pada bulan April sampai dengan Juli. Selama proses penelitian peneliti tinggal dan menetap di asrama putri GPSY bersama pasien dan satu orang kakak mentor. Peneliti diwajibkan mengikuti semua kegiatan yang dilakukan di GPSY dan peneliti diberi tanggung jawab sama dengan mentor yaitu ikut membimbing, megikuti setiap kegiatan yang diadakan di GPSY dan mengawasi serta menjaga pasien di asrama putri. Hal ini dilakukan supaya pasien tidak merasa sedang diteliti sehingga proses penelitian dapat berlangsung secara alamiah. Proses penelitian berlangsung setiap hari dimulai dari pukul 05.30 WIB sampai dengan pukul 20.00 WIB, yaitu dari ketika pasien mulai bangun tidur sampai dengan pasien tidur malam. Peneliti mengamati keseluruhan kegiatan yang dilakukan pasien baik di asrama putri maupun di asrama putra untuk memperoleh data-data utama maupun data-data penunjang yang dibutuhkan dalam penyususnan skripsi. Peneliti merasakan banyak sekali keuntungan diperoleh dari proses penelitian yang dilakukan secara partisipan, keuntungan tersebut meliputi; 1 peneliti memperoleh informasi secara lebih mendalam dan akurat. Hal ini dikarenakan terbangunnya kedekatan antara peneliti dengan pasien dan mentor- mentor selama peneliti tinggal di GPSY, sehingga baik pasien maupun mentor selalu terbuka dalam memberikan informasi-informasi yang dibutuhkan peneliti; 2 Observasi secara partisipan dan berkelanjutan meminimalkan terjadinya faking good yang diperlihatkan oleh pasien maupun mentor GPSY, sehingga setting penelitian berlangsung secara alamiah; 3 Keikutsertaan peneliti dalam kegiatan sehari-hari yang dilakukan GPSY membuat peneliti memperoleh banyak informasi yang tidak peneliti peroleh dari wawancara maupun data-data tertulis, data tersebut yaitu mengenai penerapan sistem home care yang merupakan bagian dari Terapi Holistik yang meliputi; pola hubungan antara pasien dan mentor GPSY baik pada saat terapi maupun keseharian, interaksi pasien di dalam asrama, dan kegiatan sehari-hari pasien di dalam GPSY; 4 Banyak pengalaman- pengalaman yang diperoleh peneliti khususnya mengenai proses penanganan skizofrenia secara holistik yang merupakan aplikasi dari teori-teori yang diperoleh peneliti selama proses perkuliahan sehingga pengalaman ini akan menjadi bekal berharga bagi peneliti di waktu yang akan datang. Proses penelitian secara keseluruan berjalan dengan lancar, walaupun terdapat beberapa kendala pada saat pelaksanaannya. Kendala tersebut meliputi; 1 Proses penelitian yang dilakukan dengan tinggal dan menetap di GPSY membuat peneliti mengalami kesulitan dalam mengatur jadual perkuliahan dan jadual penelitian. Hal ini dikarenakan jadual perkuliahan yang padat serta lokasi GPSY yang berada di Yogyakarta dan UNNES di Semarang memerlukan waktu tempuh yang lama, sehingga sulit dijangkau dalam waktu yang singkat, sehingga peneliti membuat kesepakatan kepada pihak GPSY supaya peneliti bisa melakukan penelitian secara fleksibel mengikuti jadwal perkulihan. Terkait hal tersebut, terdapat kelemahan kekurangan selama proses penelitian yaitu kurangnya totalitas partisipan peneliti dalam meliput proses terapi di GPSY sehingga peneliti banyak kehilangan kesempatan dalam meliputi proses terapi di GPSY; 2 Proses penggalian data penelitian yang berhubungan dengan keluarga mengalami banyak kendala. Hal ini berkaitan dengan kode etik kelembagaan GPSY sehingga peneliti tidak bisa dengan mudah masuk ke keluarga untuk melakukan pengambilan data mengenai kegiatan terapi-terapi yang melibatkan keluarga pasien. Privasi pasien dan keluarga selama di rawat di GPSY merupakan suatu hal yang harus dihormati sebab tidak semua keluarga berkenan apabila salah satu anggota keluarganya maupaun keluarga itu sendiri dijadikan dilibatkan dalam suatu penelitian. Mengatasi hal tersebut peneliti meminta bantuan kepada pihak GPSY untuk memilih keluarga pasien yang sekiranya terbuka dan bersedia untuk dilibatkan dalam penelitian ini dengan terlebih dahulu diberi pejelasan oleh pihak GPSY. Pengambilan data yang dilakukan peneliti selama proses penelitian menggunakan Teknik wawancara, observasi catatan lapangan, tes psikologi DAP, BAUM, dan HTP, dan dokumentasi. Teknik pengumpulan data yang dilakukan bersifat saling melengkapi, artinya masing-masing teknik memiliki kelemahan yang dapat diatasi dengan Teknik yang lainnya. Berikut penjelasan tentang kegitan-kegiatan yang dilakukan oleh masing-masing teknik pengumpulan data.

4.2.3.1 Wawancara

Hadi dalam Rahayu dan Ardani, 2004: 63 menyatakan bahwa wawancara adalah metode pengumpulan data dengan jalan tanya jawab sepihak yang dikerjakan dengan sistematik dan berlandaskan kepada tujuan penyelidikan. Kegiatan wawancara meliputi 1 Pembuatan interview guide; 2 Tanya jawab dan perekaman; 3 Penulisan transkip wawancara verbatim dan analisis hasil wawancara. Wawancara dilakukan untuk menggali informasi dari narasumber penelitian melalui proses tanya jawab, wawancara yang dilakukan adalah wawancara bebas terpimpin, yaitu wawancara mengacu kepada interview guide yang telah dibuat tetapi bersifat fleksibel artinya pertanyaan dapat berubah sesuai situasi dan kondisi tetapi tidak menyimpang jauh dari pedoman yang telah dibuat. Proses wawancara dapat dilakukan dimana saja, selama situasi dan tempat berlangsungnya wawancara mendukung artinya tempat dilakukan wawancara tidak mengganggu konsentrasi dan memberikan intervensi apapun kepada responden dalam menjawab pertanyaan yang diberikan sehingga informasi yang diberikan selama wawancara adalah informasi yang sebenar-benarnya. Selama proses wawancara digunakan alat perekam berupa handphone Samsung Galaxy Young, tujuan digunakannya alat perekam adalah untuk menghindari faktor kelupaan yang timbul pada saat pencatatan transkip wawancara sehingga transkip wawancara yang dicatat bisa sama persis atau sesuai dengan hasil yang diperoleh pada saat wawancara dilapangan. Wawancara dilakukan kepada delapan responden yang terdiri dari satu narasumber utama dan tujuh narasumber sekunder sebagai berikut ; 1. Narasumber utama bernama Ngisty Nalle NN, pemilihan narasumber utama ini didasarkan pada pertimbangan bahwa NN dianggap sebagai orang yang mengetahui tentang Terapi Holistik yang diterapkan di GPSY dan penanganan skizofrenia dengan menggunakan Terapi Holistik. Wawancara secara sistematik kepada NN dilakukan sebanyak tiga kali yaitu wawancara pertama pada tanggal 8 Mei 2013 pukul 14.17 s.d 16. 05 WIB, setelah melakukan wawancara pertama ternyata hasil yang diperoleh belum cukup menggali secara mendalam informasi yang dibutuhkan, oleh karena dilakukan wawancara kedua pada tanggal 8 Juni 2013 pukul 17.10 s.d 18.15 WIB dan wawancara ketiga pada tanggal 17 Juni pukul 10.30 s.d 12. 18 WIB untuk melengkapi kekurangan pada wawancara pertama. Selain wawancara secara sistematik yang dilakukan kepada NN, peneliti juga seringkali melakukan wawancara secara tidak sistematik kepada NN pada waktu-waktu senggang yang hari dan jamnya tidak terjadual. 2. Narasumber sekunder adalah responden-responden yang dapat memberikan croscek terhadap informasi yang diberikan oleh narasumber utama. Pemilihan responden sekunder ini didasarkan kepada pertimbangan bahwa responden adalah orang-orang yang mengetahui tentang Terapi Holistik dan orang-orang yang pernah menjalani Terapi Holistik serta merasakan manfaat dari Terapi Holistik. Responden-responden yang dijadikan narasumber sekunder yaitu : a. Alfred Abanat AA. Alfred Abanat AA merupakan mentor pasien laki-laki dan mentor bidang kerohanian di GPSY. Informasi yang diperoleh dari AA digunakan untuk menunjang, melengkapi dan mengcrosscek data-data yang diungkapkann oleh NN. Wawancara terhadap AA dilakukan sebanyak dua kali, yaitu pada 29 Mei 2013 pukul 11.20 WIB s.d 13.00 WIB dan pada 8 Juni 2013 pukul 14.10 WIB s.d 13.00 WIB. b. Sariman SR Sariman SR atau yang dipanggil dengan sebutan Eyang Sariman adalah mentor bidang medis di GPSY. Beliau yang setiap melakukan pemeriksaan rutin terhadap pasien dan juga memimpin semua kegiatan dalam ranah terapi medis di GPSY. Informasi yang digali dari SR adalah mengenai terapi medis yang merupakan bagian dari Terapi Holistik di GPSY. Wawancara terhadap SR dilakukan satu kali yaitu pada tanggal 27 Juni 2013 pukul 11.50 s.d 12.15 WIB. c. Dirahasiakan KM KM adalah pasien di GPSY. KM merupakan pasien yang sedang menjalani perawatan di GPSY dengan menggunakan Terapi Holistik. KM dianggap bisa memberikan informasi mengenai Terapi Holistik dan manfaat yang dirasakan setelah menjalani perawatan dengan menggunakan Terapi Holistik, sehingga dapat diperoleh informasi mengenai unit analisis mengenai Terapi Holistik dalam menangani Skizofrenia yang terlihat dari tabel perkembangan KM dari awal perawatan hingga sekarang. KM dianggap sudah kooperatif dalam menjawab pertanyaan yang diberikan peneliti. Wawancara terhadap KM dilakukan sebanyak dua kali yaitu pada tanggal 7 Mei 2013 pukul 09.20 s.d 10.25 WIB dan tanggal 19 Juni 2013 pukul 10.45 s.d 11.35 WIB. d. Djumiyati DY Djumiyati DY merupakan ibu dari KM. KM dipilih menjadi salah satu responden penelitian sebab dari DY diperoleh informasi mengenai keefektifan dari Terapi Holistik di GPSY yang dirasakan keluarga, perlakuan yang diberikan GPSY kepada keluarga yang merupakan bagian dari penanganan skizofrenia yang dilakukan GPSY dan perubahan pada kondisi pasien yang dirasakan keluarga saat pasien menjalani perawatan di GPSY dengan menggunakan Terapi Holistik. Wawancara pada DY dilakukan sebanyak satu kali yaitu pada tanggal 30 Juni 2013 pukul 16.25 s.d 17.10 WIB di rumah DY yang beralamatkan di JetisHarjo, Yogyakarta. e. Dirahasiakan AD AD adalah mantan pasien GPSY. AD merupakan pasien yang pernah dirawat di GPSY dengan menggunakan Terapi Holistik dan saat ini AD sudah kembali menjalani kehidupannya pasca perawatan, sehingga dapat diperoleh informasi mengenai manfaat Terapi Tolistik yang dirasakan pasien pasca menjalani perawatan di GPSY. Wawancara terhadap AD dilakukan sebanyak dua kali yaitu pada tanggal 16 April 2013 pukul 13.00 s.d 14.00 WIB bertempat di GPSY dan tanggal 29 Juni 2013 pukul 11.15 s.d 12.00 WIB bertempat di rumah AD daerah Karangmojo, Wonosari, Gunung Kidul. f. Sumiyati SY Sumiyati SY merupakan keluarga mantan pasien GPSY, yaitu ibu dari AD. Informasi yang digali dari SY meliputi kondisi AD setelah kembali ke rumah pasca menjalani perawatan di GPSY dan perlakuakan yang diberikan pihak GPSY kepada keluarga untuk meminimalkan terjadinya kekambuhan kepada pasien pasca selesai menjalani perawatan di GPSY yang merupakan bagian dari penanganan skizofrenia yang dilakukan di GPSY. g. Martini MR Martini MR merupakan salah satu masyarakat yang bertempat tinggal di sekitar GPSY sekaligus pemilik warung yang sering dikunjungi oleh pasien GPSY. Wawancara yang dilakukan kepada MR bertujuan untuk menggali informasi mengenai tanggapan masyarakat mengenai keberadaan GPSY lebih khususnya terhadap penanganan skizofrenia yang dilakukan GPSY dengan mengenalkan pasien dengan masyarakat luar yang merupakan bagian dari terapi sosial. Wawancara terhadap MR dilakukan sebanyak satu kali pada tanggal 30 Mei 2013 pada pukul 11.40 s.d 12.00 WIB. h. Atik AT Atik AT merupakan salah satu warga yang tinggal di lingkungan sekitar GPSY. Informasi yang digali dari MR adalah mengenai tanggapan warga sekitar masyarakat terkait model penanganan skizofrenia yang dilakukan oleh GPSY yaitu dengan cara mengenalkan pasien pada lingkungan luar GPSY untuk dapat berbaur secara langsung dengan masyarakat sekitar. Wawancara terhadap AT dilakukan sebanyak satu kali yaitu pada tanggal 9 Mei 2013 pukul 10.10 s.d 10.25 WIB.

4.2.3.2 Observasi

Observasi merupakan proses pengamatan yang bertujuan. Tujuan dari digunakannya metode observasi yaitu untuk memperoleh pemahaman atau sebagai alat re-cheking dan pembuktian tehadap informasi atau keterangan yang diperoleh sebelumnya. Pengamatan yang dilakukan meliputi kondisi GPSY, tata cara pelaksanaan Terapi Holistik, kondisi pasien dan kegiatan-kegiatan yang berlangsung di GPSY. Penulisan hasil observasi ini dibuat dalam bentuk catatan lapangan. Catatan lapangan merupakan pencatatan terhadap hasil observasi, hal ini dilakukan untuk menghindari terdapatnya faktor kelupaan terhadap data-data yang diperoleh dari hasil pengamatan. Penggunaan catatan lapangan adalah untuk memaparkan kegiatan terapi yang dilakukan di GPSY, kegiatan keseharian pasien dan kejadian-kejadian penting penunjang penelitian yang terjadi selama proses pengambilan data di lapangan. Catatan lapangan ini berupa uraian deskriptif mengenai uraian hasil observasi.

4.2.3.3 Tes Psikologi

Tes Psikologi digunakan untuk mengetahui gambaran gangguan kejiwaan yang dialami oleh pasien dan mantan pasien. Tes psikologi yang digunakan adalah tes grafis meliputi; DAP, BAUM, dan HTP. Pemilihan penggunaan tes grafis didasarkan pada pertimbangan kepraktisan dari segi waktu dan pelaksanaan serta proses interpretasi yang singkat, namun tes grafis dianggap sudah dapat menggambarkan kondisi psikis seseorang secara komprehensif sehingga dari hasil interpretasi tes grafis dapat diperoleh gambaran kondisi psikis dari subyek penelitian, termasuk gambaran mengenai gangguan kejiwaan yang dialaminya. Tes psikologi diberikan kepada narasumber sekunder yaitu pasien GPSY dan mantan pasien GPSY.

4.2.3.4 Dokumentasi

Dokumentasi yang dilakukan dalam penelitian ini dilakukan dengan membuat video dokumenter mengenai proses pelaksanaan Terapi Holistik dalam menangani skizofrenia yang di terapkan di GPSY. Video ini meliputi jenis-jenis terapi yang dilakukan di GPSY, kegiatan sehari-hari pasien di GPSY dan kondisi pasien di GPSY. Video rekaman diambil selama peneliti berada di GPSY, tidak semua kegiatan dapat terekam oleh peneliti hal ini dikarenakan peneliti tidak selalu setiap hari berada di GPSY namun rekaman yang dibuat dirasa sudah mewakili dalam menggambarkan proses terapi di GPSY secara keseluruhan.

4.2.4 Penyusunan Laporan dan Penyempurnaan Laporan

Penyusunan laporan dan penyempurnaan laporan memerlukan waktu selama tiga bulan yaitu bulan Juli s.d bulan September. Penyusunan laporan adalah proses penulisan dan pelaporan terhadap hasil penelitian yang diperoleh di lapangan ke dalam bentuk laporan yang sistematis. Penyusunan laporan tidak lepas dari berbagai kekurangan dan kesalahan dalam penulisan, oleh karena itu setelah proses penyusunan laporan, proses selanjutnya adalah pengoreksian laporan yang dilakukan oleh dosen pembimbing dan dalam proses pengoreksian tersebut ditemukan banyak kekurangan-kekurangan yang harus dilengkapi dan kesalahan-kesalahan yang musti diperbaiki. Penyempurnaan laporan merupakan proses untuk memperbaiki dan melengkapi kekurangan-kekurangan dan kesalahan-kesalahan yang ditemukan dalam proses pengkoreksian. Selama proses penyempurnaan penulis melanjutkan untuk tinggal di GPSY. Hal ini dilakukan untuk memudahkan memperoleh kelengkapan data yang diperlukan. Penulisan dan penyempurnaan laporan ini mengalami banyak kendala yaitu terlalu banyak yang diperoleh oleh peneliti selama proses penelitian sehingga menimbulkan kebingungan dalam proses penyusunan laporan. Data-data yang diperoleh melebar keluar dari rumusan masalah fokus kajian yang telah dikonsepkan pada rancangan penelitian. Usaha yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan ini adalah dengan melakukan penyortiran data atau pemilihan data. Data-data yang dimbil hanya data-data yang sesuai dan menunjang rumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini, yaitu dengan berpedoman pada unit analisis yang telah dibuat pada rancangan penelitian. Data-data yang tidak berkaitan tidak dicantumkan dalam penyusunan laporan.

4.3 Koding

Tahap yang perlu dilakukan selanjutnya setelah data diperoleh adalah analisis data. Tahap analisis data pada penelitian kualitatif memerlukan beberapa tahap pengolahan. Tahap pertama sebelum melakukan analisis data adalah melakukan koding dengan membubuhkan kode-kode pada data yang diperoleh. Hal ini bertujuan untuk mengorganisasi dan mensistemasis data yang diperoleh hasil wawancara secara lengkap dan mendetail sehingga data dapat memunculkan gambaran tentang topik yang dipelajari. Tahap selanjutnya yaitu mempelajari data dan menandai kata-kata kunci serta gagasan yang ada dalam data, menemukan tema-tema yang berasal dari data, kemudian melakukan penafsiran data yaitu berpikir dengan jalan membuat agar kategori data itu mempunyai makna, mencari dan menemukan pola-pola hubungan serta membuat temuan-temuan umum.