Dinamika Psikologis LANDASAN TEORETIS DAN KAJIAN PUSTAKA

Penelitian Wakhid dkk 2013:46 mengenai penerapan terapi latihan ketrampilan sosial pada klien isolasi sosial. Hasil penelitian menunjukan bahwa latihan ketrampilan sosial dapat meningkatkatkan kemampuan sosialisasi pada klien isolasi sosial dan harga diri rendah, terapi latihan ketrampilan sosial akan melatih klien dalam meningkatkan hubungan dengan orang lain dengan cara memberikan pengetahuan serta kemampuan bagaimana menjalani hubungan dengan orang lain yang akan meningkatkan kemampuan untuk mencapai harga diri yang positif. Hal ini diakibatkan karena sebelum diberikan terapi, klien merasa malu, minder dan tidak percaya diri untuk membina hubungan sosial dengan lingkunganya sedangkan setelah diberikan terapi, didapatkan pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan sosial klien. Penelitian Nurdiana dkk 2007:9 tentang hubungan antara dukungan keluarga dan frekuensi terjadinya relaps pada klien. Hasil penelitian menyatakan bahwa ada hubungan arah baik antara peran serta keluarga terhadap tingkat kekambuhan klien skizofrenia, arah baik berarti bila peran serta keluarga tentang skizofrenia tinggi maka akan diikuti semakin rendah tingkat kekambuhan terhadap klien skizofrenia. Lebih lanjut, pentingnya peran dukungan keluarga dalam memulihkan kondisi pasien skizofrenia pasca perawatan diperkuat melalui penelitian Ambari 2010:22 yaitu mengenai hubungan antara dukungan keluarga dengan keberfungsian sosial pada pasien skizofrenia pasca perawatan di rumah sakit. Hasil penelitian menyatakan bahwa ada hubungan antara dukungan keluarga dengan keberfungsian sosial pada pasien skizofrenia pasca perawatan di Rumah Sakit Jiwa, semakin tinggi dukungan keluarga, maka semakin tinggi pula keberfungsian sosial pasien dan sebaliknya semakin rendah dukungan keluarga, semakin rendah pula keberfungsian sosial pasien skizofrenia pasca perawatan di Rumah Sakit.

2.3 Dinamika Psikologis

Dinamika psikologis adalah kerangka pikir mengenai penelitian. Kerangka pikir ini menjelaskan mengenai alur-alur teoritik dari penelitian. Dinamika psikologis dalam penelitian ini akan dijelaskan melalui bagan berikut; Bagan 2.1 Kerangka Berfikir SKIZOFRENIA ORGANOBIOLOGI K PSIKODINAMIK PSIKOSOSIA L PSIKORELIGIUS Faktor genetik Virus Auto-antibody Malnutrisi Konflik ketidakseimbanga n antara Id, Ego, dan Konflik ketidakseimbanga n antara Nafsu, dan Keluarga, Hubungan Interpersona l, TERAPI HOLISTIK HOME CARE Terapi Medis Terapi Rohani dan Psikologis Terapi Sosial Pemeriksaan psikiater dokter, pembinaan kesehatan pribadi lingkungan dan Pembinaan kerohanian, konseling rohani, ibadah, doa, diskusi rohani, ritual keagamaan dan terapi psikologis psikoanalisis, behavior, humanistik. Pembinaan sosial, konseling terapi kelompok, pelatihan life skill , refresing family edukasi, Mengurangimenghilangkan gejala- gejala skizofrenia yang disebabkan oleh faktor genetik, virus, auto-antibody, malnutrisi. Memperkuat struktur kepribadian, mematangkan kepribadian maturing personality, memperkuat ego ego strength, meningkatkan self estem, memulihkan kepercayaan diri self confidence, tercapainya kehidupan yang bermanfaat meaningfulness of life. Memperoleh ketenangan diri melalui kedekatan dengan Tuhan meningkatakan self control. Mampu beradaptasi serta berinteraksi dengan lingkungan sosial keluarga, memiliki sebagai modal bekerja. Sembuh secara Medis Sembuh secara Religius Sembuh secara Tidak Kambuh Kambuh Berdasarkan bagan dinamika psikologis dapat diperoleh mengenai alur teoritik penelitian. Penelitian ini mengungkap mengenai perlakuan atau penanganan skizofrenia yang ada di lapangan yaitu dengan menggunakan Terapi Holistik yang terdiri dari Terapi Medis, Terapi Rohani dan Psikologis, Terapi Sosial, Home Care serta Home Visit dan Konseling Keluarga. Terapi Holistik dilandasi dengan empat macam pendekatan, yaitu pendekatan secara medis psikofarmaka, religius dan psikologis psikoreligius dan psikoterapi, serta sosial psikososial. Ini sesuai dengan pendekatan yang digunakan untuk melihat mekanisme terjadinya skizofrenia yaitu meliputi pendekatan secara organobiologik, psikodinamik, psikoreligus dan psikososial. Dari ke-empat pendekatan ini diperoleh suatu gambaran bahwa mekanisme terjadinya skizofrenia harus dilihat sebagai sesuatu kesatuan yang utuh mencakup kesemua aspek kehidupan pasien. Oleh karena itu penanganan terhadap skizofrenia juga harus dilakukan secara komprehensif meliputi kesemua aspek kehidupan pasien. Terapi Holistik terdiri dari sistem home care dan 3 terapi pokok, yaitu; “Home Care” merupakan pola hubungan sehari-hari antara pasien dengan pasien dan pasien dengan mentor yang dikemas dengan pola kehidupan keluarga dengan menciptakan suasana di dalam panti seperti suasana di dalam rumah yang harmonis, dimana semua pasien memiliki peran masing-masing sebagai bagian dari suatu keluarga seperti mentor sebagai orang tua, pasien yang lebih tua sebagai kakak yang melindungi adik-adiknya pasien yang lebih muda. Kegiatan sehari-hari yang dilakukan dipanti dilakukan secara bersama-sama antara mentor dan pasien, sehingga terciptalah kehidupan di dalam panti seperti suatu rumah tangga yang dihuni oleh keluarga besar tanpa ada sekat pemisah antara mentor dan pasien. Home care ini membatasi jumlah pasien skizofrenia yang dirawat di panti hanya maksimal 30 orang dalam satu periode, ini dilakukan demi keefektifan dan kualitas penyembuhan yang benar-benar maksimal dan meminimalkan tingkat kekambuhan pasien pasca pulang dari tempat perawatanrehabilitasi. Tiga terapi pokok yang dilakukan di GPSY meliputi; Terapi Medis; pemeriksaan rutin, pemeriksaan psikiater, pemberian teori dan praktek kesehatan, konseling kesehatan individu dan kelompok, ceramah kesehatan, penggunaan ruang isolasi dan olahraga; Terapi Rohani dan Psikologis ; doa pagi, doa malam, ibadah, terapi ketuk, pemutaran film rohani, ayat hapalan, konseling individu dan kelompok rohani, permainan musik rohani dan Terapi Sosial ; diskusi kelompok, terapi kerja waserda, penjualan bensin, perikanan, perkebunana, pelatihan ketrampilan kerja, pengenalan lingkungan dan refresing, serta Home Visit dan Konseling Keluarga, yaitu dengan melakukan kunjungan ke keluarga untuk selanjutnya diberikan konseling. 47

BAB 3 METODE PENELITIAN

Metode penelitian merupakan bagian yang sangat penting dalam penelitian karena dapat mempengaruhi keefektifan suatu penelitian. Metode penelitian yang digunakan harus sesuai dengan objek penelitian dan tujuan yang hendak dicapai. Prosedur pelaksanaan suatu penelitian harus didasari dengan metode penelitian ilmiah agar hasil yang diperoleh dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya. Pada bab ini akan dibahas metode yang digunakan dan langkah-langkah yang akan ditempuh dalam penelitian, yakni meliputi jenis dan desain penelitian, unit analisis, sumber data, metode dan alat pengumpul data, keabsahan data, dan analisis data. 3.1 Jenis dan Desain Penelitian Moleong 2007:2 menyatakan ada dua jenis penelitian yakni penelitian kuantitatif dan kualitatif. Penelitian kuantitatif merupakan jenis penelitian yang didasarkan perhitungan statistik, antara lain: perhitungan persentase, rata-rata, ci kuadrat, dan sebagainya. Penelitian kuantitatif melibatkan angka, perhitungan dan kuantitas; sedangkan Moleong 2007:6 mendefinisikan pendekatan kualitatif sebagai suatu pendekatan penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain, secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan metode alamiah.