perkebunan, perikanan, olahraga itu sebenarnya bagian medis ya tapi bisa kita masukan ke sosial yaitu bagaimana mereka mengenal
lingkungan sekitar dan juga bagaimana kontrol diri mereka, selain itu ada kita bawa mereka rekreasi jalan-jalan ke pantai, ke
malioboro, kesalon kita bawa mereka melakukan aktivitas baru, itu kita lihat bagaimana reaksi mereka ketika berada di kerumunan
orang banyak, bagaimana kontrol diri mereka ketika berada di luar B1-W7:290513. Selain itu seperti piket itu masuk sosial, mereka
jalankan tanggung jawab mereka atau tidak itu jadi sekaligus mengajar mereka bertanggung jawab terhadap tugas yang
diberikan kepada mereka, lalu melihat bagaimana kerjasama mereka dengan teman dalam menjalankan tugas piket B1-
W8:290513.
Pemberian ketrampilan-ketrampilan membuat pasien memperoleh pengetahuan baru, sehingga pasien memiliki kemampuan dalam menghasilkan
produk yang bernilai ekonomis apabila dipasarkan dalam masyarakat. Ketrampilan-ketrampilan ini dapat menjadi sumber penghasilan dan lapangan
kerja bagi pasien pasca perawatan untuk keberlangsungan kehidupan pasien selanjutnya. Pernyataan tersebut diungkapkan oleh KM sebagai berikut:
dapet pengetahuan yang sebelumnya nggak pernah dilakukan mbak, diajari bikin apa gitu yang aku belum bisa pokoknya kaya
diajarkan berwirausaha dengan punya ketrampilan-ketrampilan kita nanti bisa dapat uang D2-W25:190613. Ya berguna, apa itu
namanya jadi kalau sudah keluar dari sini bisa lebih dikembangkan ketrampilannya pas pulang nanti kaya bisa meproduksi sendiri buat
wirausaha kaya lele crispy nanti bisa didagangkan ke warga-warga, kaya buat dijadiin lapangan pekerjaan sendiri D2-W26:190613.
e. Perubahan stigma masyarakat dan penerimaan terhadap skizofrenia
Bagian lain dari Terapi Holistik adalah pengenalan lingkungan yang bertujuan meng“akrab”kan masyarakat dengan “skizofrenia”, khususnya
masyarakat sekitar GPSY sehingga masyarakat bisa mengenal dan menerima kehadiran “skizofrenia” ditengah-tenagh kehidupan masyarakat. Pengenalan
lingkungan ini tidak hanya menjadi bagian terapi sosial semata tetapi mencangkup
kegiatan dalam Terapi Holistik secara umum, namun kuantitas pengenalan lingkungan paling banyak dilakukan dalam kegiatan-kegiatan di bagian terapi
sosial. Kegiatan dalam terapi medis yang merupakan bagian dari pengenalan
lingkungan adalah jalan sehat yang dilakukan setiap 2 minggu sekali pada hari jumat pagi. Jalan sehat dilakukan di lingkungan sekitar GPSY dan diikuti oleh
semua pasien GPSY. Jalanan yang dilalui pada saat jalan sehat adalah jalan-jalan yang melewati pemukiman penduduk dan jalan-jalan yang ramai digunakan untuk
berlalu-lalang masyarakat, oleh karena itu setiap kali sebelum melakukan jalan sehat mentor selalu memberikan pengarahan untuk selalu menjunjung tata krama
dan sopan santun ketika berada di lingkungan masyarakat contohnya adalah dengan menyapa serta memberi senyum apabila bertemu dan berpapasan dengan
penduduk sekitar. Sikap sopan dan ramah yang ditunjukan pasien GPSY ketika berinteraksi
dengan masyarakat diungkapkan oleh satu warga sekitar GPSY AT. Pasiennya yang di Siloam ini kaya orang normal sih mba, ya jalan
itu biasa nggak ada yang terus ngamuk atau apalah.Wong mereka kalau lewat itu ya malah menegur sama warga I1-W3:090513.
Menegur itu ya menyapa, permisi bu malah kadang itu ada yang bilang hallo bu dengan gayanya mereka. Sok kadang saya lagi
nyapu itu to mereka pas lewat bilang “ibu rajin sekali”. Heheh I1- W3:090513.
Pengenalan lingkungan dalam terapi rohani meliputi ibadah di gereja,
kemah rohani, mengikuti seminar keagamaan di luar GPSY dan jenis-jenis kegiatan-kegiatan kerohanian yang melibatkan pihak luar GPSY. Ibadah di gereja
dilakukan sebulan sekali, pasien mengikuti kebaktian bersama-sama dan
membaur dengan jemaat lainnya sehingga tidak ada sekat pembeda antara pasien skizofrenia dengan orang “normal”. Pasien GPSY bahkan sering diminta oleh
pihak gereja untuk mengisi pujian maupun bermain musik pada saat ibadah berlangsung.
Pengenalan lingkungan yang menjadi bagian dari terapi sosial yaitu refresing baik refresing pribadi maupun kelompok dan pengenalan lingkungan
yang dilakukan dalam keseharian pasien seperti pergi ke laundry, mengikuti kegiatan desa tahlilan, syukuran dan kenduri, potong rambut di salon, belanja di
warung atau sekedar “nongkrong” di sekitar GPSY serta jenis-jenis kegiatan keseharian lainnya yang melibatkan pasien dengan masyarakat.
Pasien yang dibawa membaur ke masyarakat adalah pasien yang sudah stabil, artinya meskipun pasien tersebut belum pulih sepenuhnya dan masih
menunjukan adanya gejala skizofrenia namum dia sudah mampu bersikap kooperatif.
AT mengungkapkan bahwa sebagian pasien yang mengikuti jalan sehat adalah pasien y
ang sudah “waras” walapun terdapat juga pasien yang terlihat masih belum “waras”:
Kebanyakan ya udah waras mbak, menyapa menegur ya biasa itu lah mba tapi ya ada juga yang wajahnya itu masih kliatan belum
waras, masih digandeng temennya I1-W5:090513. Penjelasan senada mengenai kondisi pasien yang dilepas ke masyarakat
diungkapkan oleh MR melalui pernyataan sebagai berikut: Oh ngono, yo kadang ono sing langsung mgomong meh tuku opo
po opo, tapi yo sering mung meneng tok trus tak takoni meh tuku opo mba utawa mas, rupane bingung terus tak kon kono mbalik
neh dicatet opo sing meh dituku terus mbalik neh njupuk catetan
njuk mrene neh.hahaha H1-W3:300513. Yo ora mba, kadang yo ono sing durung waras yo mrene, tapi biasane dikancani karo
mbak utawa mas e neg ora yo kancane, wedi neg mlayu paling mba soale kan durung mudeng pasien nembe kui paling H1-
W5:300513.
Oh begitu, ya terkadang ada yang langsung bicara mau beli apa, tetapi sering juga yang cuma diam lalu saya tanya mau beli apa
mas atau mbak, wajahnya malah bingung terus saya suruh pulang lagi dan dicatat apa yang mau dibeli kemudian setelah itu kesini
lagi. HahahaH1-W3:300513. Ya tidak mbak, kadang juga ada yang belum waras juga kesini, tapi biasanya ditemenin sama mbak
atau mas kalau tidak ya sama temannya, takutnya nanti malah kabur soalnya belum paham kan pasien baru biasanya H1-
W5:300513.
AT dan MR mengungkapkan bahwa secara pribadi tidak pernah mempermasalahkan interaksi langsung yang dilakukan pasien kepada masyarakat
karena mereka merasa sudah terbiasa dengan keberadaan pasien-pasien GPSY, sosok “orang gila” yang agresif dan membahayakan sudah tidak lagi melekat pada
diri pasien GPSY. Pada saat pertama berinteraksi dengan “skizofrenia” warga mengalami ketakutan namun sekarang warga mengaku tidak pernah merasa takut
apabila berinteraksi langsung dengan pasien GPSY karena perilaku pasien GPSY yang stabil dan tidak memperlihatkan perilaku yang menganggu apalagi
mencelakai. Enggak lah mbak kalau takut, udah biasa pada jalan-jalan lewat
sini kok ,ada yang ngawasi juga. Hehehe I1-W1:090513. awalnya saya takut mbak waktu awal-awal apalagi orang gila sebanyak itu
sliweran disekitar sini, nanti kalau menyerang gimana tapi ya sekarang udah biasa tau ya mbak dan mereka baik kondisinya jadi
ya udah biasa lah mba, ya apa mau dikata siapa sih orangnya yang mau gila, kasian juga kalau dikurung terus asal, tidak menyerang
aja itu sebenarnya nggak papa. Kalau mereka baik kita juga baik mbak I1-W4:090513.
Ora wedi to mba la wong wis biasa srawung trus yo kulino wira- wiri mrene H1-W6:300513. Neg aku ra tau masalah kok mba,
wong pasien e yo ora ganas koyo neg wong edan ning dalanan kae, neng kene resik-resik klambine H1-W8:300513.
Tidak takut mbak, soalnya sudah biasa bergaul dan biasa kesini H1-W6:300513. Kalau saya tidak masalah mbak, soalnya pasien
tidak ganas seperti orang gila dijalanan, disini bajunya bersih- bersih H1-W8:300513.
Lebih lanjut, secara umum masyarakat sekitar GPSY tidak ada yang merasa keberatan dan mempermasalahkna kegiatan-kegiatan di GPSY yang
mengajarkan pasien untuk berinteraksi langsung dengan masyarakat. Pengenalan lingkungan yang menjadi salah satu kegiatan dalam terapi sosial membuat
masyarakat lebih mengenal “skizofrenia” secara lebih dekat dan tidak melabeli skizofrenia
sebagai sosok “mengganggu” yang harus dihindari atau dijauhi. Hal ini dibuktikan dari terjalinnya interaksi yang baik antara pasien GPSY dengan
masyarakat sekitar, masyarakat bisa menerima kehadiran “skizofrenia” di tengah- tengah mereka.
Hubungan antara pasien GPSY dengan masyarakat sekitar dijelaskan oleh AT sebagai berikut:
saya nggak pernah dengar secara langsung ya ada yang ngrasani atau keberatan, warga disini ya biasa aja mbak soalnya mereka itu
udah terbiasa
lewat ya lewat aja tidak mengganggu warga jadi ya tidak ada yang mempermasalahkan. Mereka itu juga ramah sama
warga jadi kok ya kayaknya kebangetan kalau ada yang mempersalahkan, lagian ini kan jalan umum siapa saja boleh lewat
I1-W6:090513. Yang saya tau nggak ada ya mbak ya istilahnya kaya membenci mereka, warga disini tanggapannya baik-baik saja
buktinya kalau mereka lewat juga saling menyapa, kalau warga tidak suka kan didiemin aja pas mereka lewat, bisa diliat dan
dibedain to mbak dari perilaku warga suka atau nggak sukanya. Lagian sama-sama manusia ciptaan Tuhan, mereka juga nggak
mengganggu sih nggak kaya orang gila dijalanan jadi ya biasa mbak sudah terbiasa begitu pasien Siloam keluar-keluar ke
masyarakat, udah nggak gumun mba I1-W1:090513.
Pernyataan AT diperkuat oleh MR, bahwa kegiatan pengenalan lingkungan tersebut memberikan pengaruh yang positif. Keterlibatan pasien
GPSY dalam kegiatan kemasyarakatan membuat masyarakat menjadi terbiasa dengan kehadiran “skizofrenia” dan tidak lagi selalu berpandangan negatif
terhadap “skizofrenia”. Sakngertiku warga yo wis ngerti kok mbak, yo neg metu-metu kui
kan malah apik iso kenal warga dadi ben do ngerti wong edan kie ora kabeh medeni, la sok ono sing melu kenduri barang opo
syukuran kan kono perwakilan diundang ngko petugas e ngajak pasien H1-W11:300513.
Sepengetahuan saya warga sudah tahu kok mbak, ya kalau keluar- keluar seperti itu kan malah bagus jadi warga tahu kalau orang gila
tidak semuannya menakutkan, la terkadang ada yang ikut kenduri atau syukuran kan dari sana perwakilan diundang nanti ada pasien
yang ikut H1-W11:300513.
4.4.2.4.4 Effek Psikologis Home Care
a. Membangun Kebermaknaan Hidup Skizofrenia