Koding HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penulisan dan penyempurnaan laporan ini mengalami banyak kendala yaitu terlalu banyak yang diperoleh oleh peneliti selama proses penelitian sehingga menimbulkan kebingungan dalam proses penyusunan laporan. Data-data yang diperoleh melebar keluar dari rumusan masalah fokus kajian yang telah dikonsepkan pada rancangan penelitian. Usaha yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan ini adalah dengan melakukan penyortiran data atau pemilihan data. Data-data yang dimbil hanya data-data yang sesuai dan menunjang rumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini, yaitu dengan berpedoman pada unit analisis yang telah dibuat pada rancangan penelitian. Data-data yang tidak berkaitan tidak dicantumkan dalam penyusunan laporan.

4.3 Koding

Tahap yang perlu dilakukan selanjutnya setelah data diperoleh adalah analisis data. Tahap analisis data pada penelitian kualitatif memerlukan beberapa tahap pengolahan. Tahap pertama sebelum melakukan analisis data adalah melakukan koding dengan membubuhkan kode-kode pada data yang diperoleh. Hal ini bertujuan untuk mengorganisasi dan mensistemasis data yang diperoleh hasil wawancara secara lengkap dan mendetail sehingga data dapat memunculkan gambaran tentang topik yang dipelajari. Tahap selanjutnya yaitu mempelajari data dan menandai kata-kata kunci serta gagasan yang ada dalam data, menemukan tema-tema yang berasal dari data, kemudian melakukan penafsiran data yaitu berpikir dengan jalan membuat agar kategori data itu mempunyai makna, mencari dan menemukan pola-pola hubungan serta membuat temuan-temuan umum. Adapun kode yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Kode A menunjukan data dari narasumber utama yaitu Ngisty Nalle NN. 2. Kode B menunjukan data narasumber sekunder pertama yaitu Alfred Abanat AA. 3. Kode C menunjukan data narasumber sekunder kedua yaitu Sariman SR. 4. Kode D menunjukan data narasumber sekunder ketiga, sekaligus yang menjadi subyek penelitian yaitu pasien GPSY KM. 5. Kode E menunjukan data narasumber sekunder keempat yaitu Djumiyati DY. 6. Kode F menunjukan data narasumber sekunder kelima, sekaligus subyek penelitian yaitu mantan pasien GPSY AD. 7. Kode G menunjukan data narasumber sekunder keenam yaitu Sumiyati SY. 8. Kode H menunjukan data narasumber sekunder ketujuh yaitu Mariyati MR. 9. Kode I menunjukan data narasumber sekunder kedelapan yaitu Atik AT. 10. Kode angka dengan efek subscript yang mengikuti kode huruf menunjukkan urutan pelaksanaan wawancara. Contoh: A 1 wawancara pertama pada Ngisty Nalle 11. Kode W dan diikuti angka dengan efek subscript menunjukkan nomor urutan wawancara. Contoh: W 16 percakapan wawancara urutan ke 16. 12. Kode O dan diikuti angka dengan efek subscript menunjukkan nomor urutan observasi. Contoh: O 4 Observasi urutan ke empat 13. Kode enam digit angka menunjukkan tanggal pelaksanaan wawancara. Contoh: 170613 Tanggal 17 Juni 2013. 14. Penulisan secara lengkap contoh : A 1 W 16 :170613 wawancara pertama pada Ngisty Nalle, Urutan wawancara ke 16, pada tanggal 17 Juni 2013

4.4 Temuan Penelitian