Terapi Holistik di Griya Pemulihan Siloam Yogyakarta GPSY

Alamat : Dusun Klangkapan 1, Desa Margoluwih, Kecamatan Seyengan, Kabupaten Sleman. Keterangan : Warga sekitar GPSY Atik AT merupakan salah satu warga yang tinggal di lingkungan sekitar GPSY. Informasi yang digali dari MR adalah mengenai tanggapan warga sekitar masyarakat terkait model penanganan skizofrenia yang dilakukan oleh GPSY yaitu dengan cara mengenalkan pasien pada lingkungan luar GPSY untuk dapat berbaur secara langsung dengan masyarakat sekitar.

4.4.2 Paparan Hasil Penelitian

Paparan hasil lapangan merupakan pemaparan terhadap semua data-data yang diperoleh selama berlangsungnya proses penelitian di lapangan dengan menggunakan metode-metode tertentu. Data-data yang diperoleh didasarkan dan dikelompokan sesuai pada unit analisis yang telah dibuat. Pemaparan hasil lapangan yaitu mengenai Terapi Holistik yang digunakan sebagai model penanganan terhadap Skizofrenia di Griya Pemulihan Siloam Yogyakarta GPSY:

4.4.2.1 Terapi Holistik di Griya Pemulihan Siloam Yogyakarta GPSY

4.4.2.1.1 Pengertian Terapi Holistik Terapi Holistik adalah suatu bentuk terapi yang digunakan untuk menangani gangguan jiwa skizofrenia secara menyeluruh komprehensif pada seluruh aspek kehidupan pasien yaitu aspek fisik, psikis dan sosial. 4.4.2.1.2 Prosedure Penerimaan dan Perawatan Pasien di Griya Pemulihan Siloam Yogyakarta GPSY Prosedure penerimaan dan perawatan pasien di GPSY dimulai sejak pertama kali pasien datang sampai pasien dinyatakan stabil dan diperbolehkan pulang. Bagan 4.1 Alur Penerimaan dan Perawatan Pasien GPSY Keterangan : 7. PendaftaranPenerimaan Pasien Pasien dibawa ke GPSY oleh keluarga maupun pihak-pihak yang berkaitan dengan pasien dan terjadi kesepakatan antar GPSY dengan pihak pasien mengenai berbagai hal menyangkut hubungan kerjasama pihak pasien dan GPSY selama pasien dirawat di GPSY. Pendaftaran Penerimaan Pasien ANAMNESA TERAPI HO PERSIAPAN PULANG TERMINASI Cuti, Home Visit, Terapi Lanjut, . . . pertama kali masuk pasien diantar keluarga, ada juga yang dibawa polisi atau rujukan dari rumah sakit dan sebagainya kemudian disini diadakan transaksi dan persetujuan kedua belah pihak antara Siloam dengan keluarga mengenai berbagai hal yang berkaitan dengan Siloam dan pihak pasien . . . A1-W4:080513. 8. Anamnesa Anamnesa adalah proses wawancara yang dilakukan GPSY kepada pihak pasien dengan tujuan untuk menggali data tentang riwayat kehidupan pasien dari sisi medis, rohani dan sosial sehingga dari hasil wawancara tersebut dapat diperoleh gambaran menyeluruh mengenai penyebab terjadinya atau faktor pencetus skizofrenia pada pasien. Hasil tersebut digunakan untuk proses pendiagnosisan awal dan untuk menunjang pendiagnosisan yang akan dilakukan pasikiater. anamnesa itu menggali data dari pihak pasien tentang riwayat kehidupan pasien yang berkaitan dengan kenapa pasien kok bisa sampai skizofrenia dari sisi medisnya seperti apa misal sudah berapa kali dirawat, mempunyai keturunan skizofren tidak lalu dari kehidupan agama pasien gimana, hubungan dengan keluarga dan masyarakat seperti apa, ada permasalahan apa dan informasi- informasi lain yang berkaitan dengan pasien dan penyakitnya. . . A1-W5:080513. 9. Terapi Holistik Pasien mulai menjalani perawatan dengan menggunakan Terapi Holistik, meliputi berbagai jenis terapi dan kegiatan-kegiatan yang termasuk bagian dari Terapi Holistik. . . . selanjutnya pasien mulai menjalani perawatan dengan menggunakan Terapi Holistik. . . A1-W5:080513. 10. Persiapan Pulang Persiapan pulang adalah mempersiapkan kepulangan pasien. Pasien yang sudah stabil sebelum dipulangkan ke keluarga terlebih dahulu harus menjalani tahapan persiapan pulang yang terdiri dari cuti, home visit dan terapi lanjut. Tujuannya adalah supaya ketika pasien dipulangkan kondisinya benar-benar sudah siap baik dari segi pasien sendiri maupun keluarga. Lebih lanjut, penjelasan mengenai tahapan-tahapan dalam masa persiapan pulang adalah sebagai berikut, a Cuti: Cuti atau disebut juga masa percobaan adalah pasien dipulangkan ke rumah dan keluarga selama seminggu dengan tujuan untuk melihat kondisi pasien ketika berada dirumah; b Home Visit dan konseling keluarga : Kunjungan yang dilakukan pihak GPSY ke rumah dan keluarga pasien pada saat pasien cuti untuk selanjutnya diberikan konseling keluarga. Tujuannya adalah untuk mengevalusi kondisi pasien selama di rumah mengenai bagaimana perilaku pasien di rumah, sikap keluarga terhadap pasien, hubungan pasien dengan keluarga, dan kendala-kendala yang dihadapi keluarga yang berkaitan dengan kepulangan pasien. Home visit memberikan gambaran secara keseluruhan mengenai kecenderungan permasalahan-permasalahan apa yang mungkin muncul dan berpotensi menyebabkan kekambuhan kembali pada pasien ketika nantinya pasien benar-benar dipulangkan, baik dari sisi keluarga maupun diri pasien pribadi; c Terapi Lanjutan: Terapi-terapi yang dilakukan untuk memperbaiki dan mengatasi permasalahan-permasalahan yang ditemukan pada saat pasien cuti berdasarkan hasil evalusi pada saat home visit. Tujuannya adalah supaya pada saat pasien pulang baik keluarga maupun pasien benar-benar siap dan tidak muncul permasalaha-permasalahan yang berpotensi menyebabkan kekambuhan pada pasien sepulangnya dari GPSY. Setelah semua masalah diatasi dalam terapi lanjutan kemudian pasien dipulangkan. Persiapan pulang itu kita mempersiapkan kepulangan pasien, terutama keluarga. Jadi dalam masa persiapan pulang ini ada cuti kak, yaitu kita pulangkan dulu pasien selama seminggu kita mau liat bagaimana kondisi pasien dirumah atau disebut masa percobaan, pada saat cuti kita lakukan kunjungan ke keluarga bagaimana keluarganya memperlakukan pasien, bagaimana pasien dirumah, hal apa dalam keluarga atau lingkungannnya yang bisa mnyebabkan pasien kambuh lagi itu semua kita amati. Setelah cuti kita lakukan terapi lanjutan yaitu untuk fungsinya untuk mengatasi masalah-masalah yang didapat di lapangan pada saat pasien cuti, baik dari keluarga maupun pasien, kita coba atasi itu semua. Kemudian setelah semua masalah sudah bisa diatasi kita baru pulangkan pasien A1-W5:080513. 11. Bimbingan Lanjut Pasien yang yang telah selesai menjalani perawatan di GPSY dan dipulangkan ke keluarga akan mendapatkan bimbingan lanjut setiap satu minggu sekali selama tiga bulan dari mentor GPSY. Bimbingan lanjut ini berfungsi untuk mengontrol serta memonitoring perkembangan pasien dan hubungannya dengan keluarga untuk memastikan bahwa pasien dan keluarga dalam keadaan yang “baik”. . . . bimbingan lanjut yaitu kami pantau terus kondisi pasien, apakah pasien dan keluarga melakukan apa yang kami katakan pada tahapan terapi lanjutan dan apakah keluarga menaati perintah kami. Bimbingan lanjut ini kami lakukan setiap seminggu sekali selama 3 bulan. . . A1-W5:080513. 12. Terminasi Terminasi adalah proses pemutusan hubungan kerja antara GPSY dengan pihak keluarga, terminasi dilakukan setelah selesai bimbingan lanjut. GPSY secara formal sudah tidak memiliki tanggung jawab apapun terhadap pasien, namun hubungan baik antara GPSY dan pihak keluarga akan tetap terjalin. Hal ini bertujuan supaya ketika dalam proses perawatan pasien skizofrenia keluarga mengalami kendala, kebinggungan maupun permasalahan, keluarga dapat menjadikan GPSY sebagai tempat sharing untuk membantu memberikan solusi secara lebih tepat sehingga kemungkinan terhadap terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan dapat segera dicegah atau dihindari. Hubungan ini berlangsung kapanpun tanpa adanya batas waktu tertentu yang mengikat. . . . selanjutnya pemutusan hubungan kerja, bahwa Siloam telah selesai melaksanakan tugasnya. Secara formal Siloam sudah tidak memiliki tanggung jawab terhadap pasien. Namun hubungan baik kami dengan keluarga akan tetap kami bina jadi apabila sewaktu- waktu keluarga membutuhkan bantuanmengalami permasalahan berkaitan dengan pasien kapan pun itu akan tetap kami bantu A1- W5:080513. 4.4.2.1.3 Prosedure Pelaksanaan Terapi Holistik Terapi Holistik di GPSY terdiri dari tiga terapi utama yang meliputi terapi medis, terapi rohani dan terapi sosial. Terapi tersebut memiliki saling keterkaitan antara satu dengan yang lain, karena memang setiap bagian terapi akan melibatkan bagian dari terapi lainya. Proses pelaksanaan terapi antara pasien dan mentor yang dilakukan di GPSY dibentuk dalam suatu pola interaksi “Home Care”. Home Care juga diterapkan dalam kegiatan sehari-hari pasien, pola interaksi ini menjadi bagian dari Terapi Holistik. Prosedure Terapi Holistik selanjutnya yaitu pendekatan terhadap keluarga melalui adanya visit kunjungan dan konseling keluarga. Terapi Holistik ini kami kelompokan menjadi 3 terapi inti, yaitu medis, rohani dan sosial yang dikemas dalam suatu pola interaksi “Home Care” Tetapi pada kenyataannya terapi ini tidak dapat berdiri sendiri-sendiri, karena ini kan akan saling berkaitan. Visit ke ke keluarga itu juga menjadi satu kesatuan dalam Terapi Holistik yang dilakukan terhadap keluarga di luar maupun di dalam GPSY. Pada saat visit kita lakukan konseling keluarga. . . .. A1-W10:080513. Pernyataan NN diperkuat oleh peryataan AA yang merupakan mentor putra dan mentor bagian rohani di GPSY yang menyatakan bahwa: Secara garis besar itu ada terapi medis, terapi rohani dan terapi sosial. Tetapi nanti pada prakteknya tiga terapi tersebut tidak dapat berdiri sendiri, jadi semua saling terkait. Namun untuk memudahkan pelaporan maka dibagi menjadi tiga terapi yang terdiri dari sub-sub. B1-W3: 290513. Home care itu seperti men- setting suasana kekeluargaan yang terjalin antara mentor dan pasien dalam kehidupan sehari-hari maupun pada saat melakukan terapi, ini juga menjadi bagian dalam Terapi Holistik yang dilakukan GPSY. B1-W10:290513. Kita lakukan konseling keluarga ya atau home visit. B1-W14:290513 Penjelasaan mengenai bagian-bagian dari Terapi Holistik juga dikemukakan oleh KM pasien GPSY yang saat ini menjalani perawatan di GPSY dengan menggunakan Terapi Holistik: Terapinya ada medis yang pas hari selasa sama jumat, terus kalau hari senin terapi rohani sama hari kamis, sama terapi sosialnya sering, harinya nggak tetep gitu suka ganti-ganti. D1- 15: 07:05:13 Pernyataan dari NN, AA, dan MK diperkuat oleh pernyataan SR mentor bagian medis di GPSY yang juga mengetahui pelaksaan procedure Terapi Holistik: Bener kak, jadi selain medis ada terapi secara rohani juga terapi secara sosial. Tapi sebenarnya kan yang penting itu kita gunakan pendekatan secara manusiawi to kak selama terapi-terapi diberikan, bagaimana mereka itu bisa didik secara kekeluargaan. C1-W5 : 270613. Siloam melibatkan keluarga dalam proses terapinya, kita lakukan kunjungan ke keluarga…. C1-W6 : 270613. Secara umum gambaran prosedure pelaksaanaan Terapi Holistik terdiri dari terapi medis, terapi rohani dan terapi sosial yang pada pelaksaannya menggunakan sistem home care, selanjutnya dilakukan visit kunjungan dan konseling keluarga yang merupakan bagian Terapi Holistik yang ditujukan kepada keluarga pasien. Catatan Lapangan no. 1 s.d no. 5. 4.4.2.1.4 Teknik-Teknik Terapi Holistik Dijelaskan lebih lanjut mengenai Teknik-Teknik yang digunakan dalam prosedure pelaksaan Terapi Holistik, meliputi: 1 Terapi-terapi dalam Terapi Holistik a. Terapi Medis Konsep dasar terapi medis adalah semua kegiatan yang berkaitan dengan medis yang meliputi ranah kesehatan secara fisik pada diri pasien. Jenis-jenis kegiatan yang menjadi bagian dari terapi medis bersifat fleksibel, tidak mempunyai patokan tertentu artinya kegiatan dalam terapi medis disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan pasien yang berhubungan dengan kesehatan secara fisik. Jenis kegiatan dalam terapi medis meliputi: Pemeriksaan rutin, terdiri dari pemberian obat-obatan, intensitas pemberian obat berbeda-beda untuk masing-masing pasien disesuaikan dengan kondisi pasien dan cek kesehatan yang dilakukan setiap pagi hari meliputi cek berat badan, tensi, kondisi kesehatan; Pemeriksaan psikiater, dilakukan satu bulan sekali yaitu setiap hari jumat minggu ketiga. Pemeriksaan psikiater ini bertujuan untuk mengontrol kondisi pasien dari segi obat-obatan; Pemberian teori dan praktek kebersihan diri dan lingkungan, berupa pemberian materi yang diberikan berkaitan dengan kebersihan diri dan lingkungan yang berpengaruh terhadap kesehatan pasien, setelah pemberian materi berupa penjelasan secara lisan kemudian pasien melakukan praktek. Praktek tersebut meliputi belajar cara mandi, cara gosok gigi, cara mencuci baju dan piring, mengurus kamar, pemeriksaan rambut, kuku, kebersihan baju, kebersihan almari dan kebersihan lingkungan di sekitarnya, termasuk didalamnya yaitu kegiatan kerja bakti yang dilakukan seminggu sekali. Praktek juga diberikan dalam bentuk game-game seperti lomba menyikat gigi, lomba memakai baju dengan rapi dan sebagainya. Pada saat games juga berlaku reward dan punishment bagi pasien yang dinilai paling bersih akan mendapatkan reward tertentu dan pasien yang dinilai “paling kotor” akan mendapatkan punishment sesuai kesepakan awal; Konseling kesehatan individu, yaitu proses konseling yang dilakukan antara pasien dan mentor medis SR berkaitan dengan kesehatan pasien. Salah satu bagian penting dalam konseling ini yaitu menumbuhkan kesadaran dalam diri pasien mengenai pentingnya obat bagi skizofrenia, sehingga setiap pasien memiliki kepatuhan dalam hal minum obat serta memberikan pemahaman secara pribadi kepada masing-masing pasien mengenai skizofrenia dan bagaimana pasien tersebut mampu tetap menjalani kehidupannya secara optimal meskipun dengan skizofrenia; Konseling kelompok kesehatan, kegiatan ini merupakan kegiatan konseling kelompok, pasien dikelompok-kelompokan menjadi beberapa kelompok sesuai dengan tingkatan kemampuan kognitif mereka. Materi dalam konseling kelompok kesehatan adalah mengenai pembahasan skizofrenia dikaitan dengan sudut pandang agama. Kelompok tersebut meliputi: kelas TK pasien yang memiliki kemampuan kognitif jauh di bawah rata-rata, kelas SD pasien yang memiliki kemampuan kognitif di bawah rata-rata, kelas SMP pasien yang memiliki kemampuan kognitif rata-rata dan SMA pasien yang memiliki kemampuan kognitif di atas rata-rata. Setelah pemberian materi masing-masing pasien melakukan sharing dengan teman sekelompok dan selanjutnya sharing dengan kelompok lain. Masing- masing kelompok dipandu oleh satu orang mentor; Ceramah kesehatan, yaitu pemberian materi-materi secara lisan antara mentor medis kepada pasien berkaitan dengan wilayah medis seperti penyakit-penyakit menular dan cara mengatasinya, penerapan pola hidup sehat, serta materi yang berkaitan dengan skizofrenia. Materi- materi yang diberikan pada saat ceramah akan di ujiankan setiap bulannya. Skizofrenia mengalami gangguan pada fungsi kognitif dan salah satu tujuan dari ceramah adalah melatih kognitif pasien, dimana terdapat proses memperhatikan, mengingat dan menceritakan kembali materi-materi yang telah diperoleh; Penggunaan ruang isolasi, ini berlaku untuk pasien yang perilakunya tidak stabil atau sedang mengalami error. Pasien yang berada di ruang isolasi tidak diperbolehkan mengikuti kegiatan terapi dan tidak memiliki kebebasan untuk melakukan kegiatan sehari-sehari di GPSY sampai perilakunya dapat terkontrol kembali. Olahraga, kegiatan olahraga ini berupa senam, jalan sehat, dan permainan-permainan yang berkaitan dengan gerak tubuh. Kegiatan lain, yang dimaksud dengan kegiatan lain dalam terapi medis ini yaitu variasi kegiatan apapun yang berkaitan dengan medis dan kesehatan pasien secara fisik yang bisa diberikan kepada pasien dan sekiranya dibutuhkan oleh pasien. Jenis-jenis kegiatan dalam terapi medis diungkapkan oleh NN sebagai beriku: Terapi medis ini adalah semua kegiatan yang berkaitan dengan medis. Kegiatannya bervariasi tetapi tetap berbasis pada ranah medis, karena teman-teman disini kan sakit jadi mereka harus dibantu melalui obat-obatan. Jadi obat merupakan primadona dalam terapi medis, obat diberikan setiap hari pada saat pemeriksaan rutin dan dikontrol setian bulannya oleh psikiater, pada hari jumat minggu ketiga, penggunaan ruang isolasi yang gunanya untuk memantau perilaku pasien atau disebut ruang emergency, pasien yang error nanti dimasukan ke ruang isolasi sampai ia bisa kembali berperilaku baik.A1-W10:080513. Ada sanitasi lingkungan, ada terapi-terapi yang dilakukan agar mereka mengerti lingkungan dan dirinya sendiri. Contohnya itu belajar cara mandi, cara gosok gigi, cara untuk bagaimana mereka untuk mencuci, mengurus kamar, pemeriksaan rambut, kuku, gigi. Itu semua dilakukan dengan teori, setelah itu praktek trus dibuat dalam permainan, misal dibuat games lomba sikat gigi, lomba memakai baju dengan rapi, selain itu juga ada konseling kesehatan, PA kelompok kesehatan, terus juga ada punishmentnya misal menggosok gigi nya tidak bersih nanti dapat hukuman lari dengan membawa kasur.A1-W12:080513. . . konseling kesehatan lebih kepada mengajarkan menjaga kesehatan kepada klien secara individual. Terus juga terapi kelompok tentang kesehatan, trus nanti juga ada senam, jalan sehat. A1-W13 080513. Pernyataan NN berkaitan dengan jenis-jenis kegiatan dalam terapi medis diperkuat dan ditambahkan oleh SR sebagai mentor bagian medis di GPSY: Terapi medis itu ya meliputi pemeriksaan rutin setiap harinya, pemeriksaan psikiater setiap bulan, pemberian obat, mengajarkan pasien menjaga kebersihan diri dan lingkungan, ini bisa melalui game-geme atau permainan kaya kemaren kak, yang penting tujuannya medis itu tercapai. Lalu medisnya itu ada konseling kesehatan, penyampaian teori dan praktek itu misal kita ajarkan pentingnya menggosok gigi habis itu kita praktekan menggosok gigi bersama-sama, menerapkan pola hidup sehat, ada olahraga, ceramah kesehatan contohnya pengenalan jenis-jenis penyakit nanti diakhir ada ujian. C1-W2:270613. La iya betul kak, terapi medis itu ya pada dasarnya semua kegiatan-kegiatan yang ada hubungannya sama medis, berhubungan dengan kesehatan pasien secara fisik kan gitu to kak. Kalau kegiatannya itu disesuaikan sesuai kebutuhan. C1-W3:270613. PA Pendalaman Alkitab kesehatan itu kan juga bagian dari konseling yang dilakukan kelompok. C1-W5:270613. AA mentor di GPSY juga membenarkan pernyataan yang diungkapkan oleh NN dan SR: Terapi Medis itu segala hal kegiatan yang berkaitan dengan kesehatan fisik mereka Pemeriksaan rutin psikiater satu bulan sekali, pemeriksaan rutin tiap hari oleh Eyang Sariman, olahraga, hal-hal yang berkaitan dengan kebersihan dan kerapian diri, kebersihan diri sendiri dan lingkungan, Lalu konseling medis. . . olahraga seperti jalan santai, badminton dan senam. B1- W9:290513. Secara umum terapi medis meliputi: pemeriksaan rutin, pemeriksaan psikiater, pemberian teori dan praktek kebersihan diri dan lingkungan, konseling kesehatan individu, ceramah kesehatan, konseling kelompok kesehatan, penggunaan ruang isolasi dan kegiatan lain yang berkaitan dengan medis dan kesehatan pada aspek fisik. Catatan Lapangan no. 1 dan video b. Terapi Rohani Terapi Rohani adalah terapi yang didasarkan pada hubungan kerohanian pasien dengan Tuhan. Tujuan dari terapi rohani adalah supaya pasien menyadari bahwa ada Tuhan sebagai sumber kekuatan utama sehingga pasien bisa pasrah dan berserah seutuhnya terhadap berbagai permasalahan kehidupan yang dihadapinya, membuat pasien menyadari arti dirinya, arti hidupnya dan bisa menjalani kehidupannya dengan lebih baik dan bermakna. Kegiatan-kegiatan dalam terapi rohani bervariasi, segala kegiatan yang berkaitan dengan kehidupan kerohanian pasien dapat diberikan. Telah dipaparkan sebelumnya bahwa memang tidak ada patokan khusus mengenai jenis kegiatan- kegiatan terapi yang dilakukan di GPSY tetapi yang utama semua jenis kegiatan tersebut tetap mengacu kepada konsep Terapi Holistik yang menyentuh setiap aspek kehidupan pasien skizofrenia. Jenis kegiatan dalam terapi rohani meliputi : Doa pagi, dilakukan setiap pagi hari saat pasien bangun tidur. Doa pagi dilakukan sebagai bentuk ucapan syukur kepada dan terimakasih kepada Tuhan karena masih diberi kesempatan untuk menikmati pagi hari dan doa pagi dilakukan untuk mengawali semua kegiatan yang akan dilakukan sepanjang hari ini. Doa pagi dilakukan oleh semua pasien laki-laki dan perempuan secara bersama-sama, doa dipimpin oleh pasien secara bergilir; Doa malam, dilakukan setiap malam hari sebelum tidur. Doa malam dilakukan di kamar masing-masing, yaitu putra di asrama putra dan putri di asrama putri. Doa malam berisi ucapan syukur kepada Tuhan untuk penyertaanNya sepanjang hari ini dan meminta perlindungan Tuhan untuk menjaga tidur mereka, yang menjadi pemimpin doa adalah pasien yang dilakukan secara bergilir; Ibadah, merupakan kegiatan ibadah yang terdiri pujian, penyampaian firman dan doa. Ibadah dilakukan seminggu empat kali, yaitu pada hari senin, selasa, kamis dan minggu. Jalannya ibadah dipimpin oleh pasien sebagai pembawa acara, pemain musik dan pemimpin doa pembukaan serta penutupan juga dilakukan oleh pasien secara bergilir, sedangkan penyampaian firman dan doa firman dilakukan oleh mentor. Pada saat ibadah setiap pasien juga diwajibkan untuk mengisi pujian dengan menyanyi pujian di depan teman-teman dan mentor secara berkelompok. Setiap pasien dituntut untuk memiliki keberanian dalam hal berbicara dan menunjukan kemampuan di depan umum. Selain aspek rohani, kegiatan ini juga membuat pasien untuk menjadi percaya diri. . . . malu aku pertamanya tapi lama-lama biasa buat ngomong didepan orang banyak.heheh D1-W17:070513. Terapi Ketuk, ini merupakan bagian terapi medis tetapi berkaitan dengan aspek rohani. Pasien melakukan ketukan pada bagian titik-titik meridian kepala, wajah, dan badan. Tujuan dari terapi ini adalah untuk menciptakan kondisi rileks dan tenang pada pasien dengan diiringi doa. Terapi ini menimbulkan efek kelegaan dan ketenangan kepada pasien dalam menghadapi permasalahannya, . . . kalau habis diketuk itu enteng kepalanya, nggak pusing jadi ringan kaya dipijet itu lah, terus itu apa ya mbak apa ya kaya lega nggak khawatir D1-W17:070513. Pemutaran film rohani, pasien ditampilkan sebuah film bertema rohani kemudian pasien diminta untuk menuliskan jalan cerita dari film tersebut di buku tugas masing-masing serta pesan moral apa yang terdapat dalam film tersebut, setelah itu masing-masing pasien diminta untuk menyampaikan kedepan teman-temannya dan mentor mengenai film tersebut. Pemutaran film tidak hanya bertujuan secara kerohanian tetapi juga melatih fungsi kognitif yang berkaitan dengan konsetrasi dan ingatan pasien dalam menceritakan ulang serta mengambil makna dari film yang mereka lihat serta kemampuan pasien dalam melakukan analisis serta kepercayaan diri untuk menceritakan analisis film tersebut di depan teman-teman. Ayat hapalan dan diskusi rohani, teknik ini memiliki memiliki tujuan yang hampir sama dengan pemutaran film rohani. Mentor memberikan satu ayat yang harus dihapalkan oleh pasien kemudian pasien diminta untuk mencari makna dari ayat tersebut dan kaitannya dengan kehidupan kerohanian mereka. Pasien mendiskusikan hasil pemikiran mereka kepada teman-teman pasien yang lainnya, teman- teman diminta untuk menyanggah apabila tidak sependapat atau menambahkan pendapat, dalam kegiatan ini terjadi proses sharing antara pasien. Pada teknik ini pasien juga diajarkan untuk bagaimana bersosialisasi dengan teman-teman dengan cara melakukan diskusi. Pada proses diskusi terdapat pertukaran pendapat dan proses menganalisis pendapat teman, sehingga ayat hapalan ini bukan hanya bertujuan secara kognitif dan rohani tetapi juga proses sosialisasi pasien. Terapi pustaka membaca buku, masing-masing pasien dibagi buku bacaan rohani, jenis buku untuk masing-masing berbeda sesuai dengan tingkat kemampuan mereka kemudian mereka diminta untuk mempresentasikan isi dari buku yang mereka baca dan makna atau pesan yang terkadung dalam buku tersebut kepada teman-teman yang dihubungkan dengan kehidupan pribadi pasien. Secara umum tujuan dari terapi pustaka ini hampir sama dengan ayat hapalan dan pemutaran film yaitu selain menyentuh aspek religiusitas pasien juga menyentuh ranah kognitif pasien; Terapi musik rohani, pasien-pasien yang memiliki kemampuan dan keinginan untuk belajar musik diajari mengenai permainan-permainan musik rohani, tidak semua pasien mengikuti kegiatan ini hanya pasien- pasien yang dirasa mampu dan mempunyai keinginan untuk melakukan permainan musik rohani ini. Konseling kelompok rohani, pada kegiatan ini pasien dikelompokan sesuai tingkatan kemampuan mereka, masing-masing kelompok dipimpin oleh satu orang mentor. Materi dalam konseling kelompok rohani ini adalah mengenai permasalahan-permasalahan dalam kehidupan sehari-hari yang diulas dari segi rohani, yaitu bagaimana menghadapi permasalahan dengan cara mengandalkan kekuatan doa. Kegiatan lain, yang dimaksud dengan kegiatan lain dalam terapi rohani ini yaitu variasi jenis kegiatan apapun yang berkaitan dengan kehidupan rohani pasien dan bisa diberikan kepada pasien serta sekiranya dibutuhkan oleh pasien, meliputi drama rohani, lomba menyanyi rohani, puisi rohani dan lain-lain. Catatan Lapangan no. 2 dan video Paparan lebih lanjut mengenai jenis-jenis kegiatan dalam terapi rohani dinyatakan oleh NN yaitu: Sebenarnya tujuan terapi rohani itu adalah bahwa klien percaya kepada Tuhan, menyadari dirinya, menyadari arti hidupnya di hadapan Tuhan sehingga bisa menjalani hidup dengan baik dan bermakna. Terapinya itu ada doa pagi, doa malam itu artinya kita mengucap syukur kepada Tuhan karena masih diberi kesempatan untuk menikmati hidup, terapi ketuk ini medis tapi masuk ke rohani, terapi musik rohani, ibadah, ada pemahaman firman, kebaktian pagi, ada ceramah, drama rohani, membaca buku rohani atau terapi pustaka dan seminar keagaman, pemutaran film rohani, konseling kelompok rohani.. A1-W14:080513. AA juga menyatakan bahwa sub-sub kegiatan dalam terapi medis meliputi kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan medis adalah sebagai berikut: Terapi rohani itu sub-subnya meliputi ada bimbingan konseling rohani, bimbingan untuk pemahaman pemahaman firman Tuhan, ibadah, doa pagi, doa malam, ayat hapalan itu rohani tetapi sebenarnya juga termasuk terapi kognitif, terapi ketuk, terapi musik seperti belajar lagu baru, alat musik, arasemen lagu rohani, ceramah rohani, ibadah ke luar misal retret, konseling kelompok rohani, terapi pustaka rohani lalu segala permainan-permainan yang didalamnya bisa kita masukin hal-hal yang bersifat rohani contohnya lomba nyanyi rohani. B1-W4:290513. Pada dasarnya terapi rohani itu adalah terapi yang berkaitan dengan kehidupan kerohanian dengan Tuhan kalau jenis kegiatannya bervariasi dan fleksibel ya kak jadi kegiatan itu dibuat dengan tujuan dimana kita bisa mengenalkan tentang Tuhan, bagaimana Tuhan mampu menyelesaikan setiap permasalahan mereka, bahwa kita harus selalu mengendalkan Tuhan di setiap permasalahan kita. Jadi semua kegiatan-kegiatan di dalam terapi rohani kita arahkan kepada tujuan bahwa ada Tuhan yang menjadi sumber kekuatan kita. Bentuk dan jenis kegiatannya kita variasikan sendiri supaya mereka tidak bosan. B1-W5:290513. Secara umum kegiatan dalam terapi rohani meliputi: doa pagi, doa malam, ibadah, terapi ketuk, pemutaran film rohani, ayat hapalan, terapi pustaka, permainan musik rohani, konseling kelompok rohani dan kegiatan lain berupa drama, lomba menyanyi, puisi dan lain sebagainya yang berkaitan dengan aspek rohani. Catatan Lapangan no. 2 dan video c. Terapi Sosial Terapi sosial merupakan terapi yang berkaitan dengan interaksi antara pasien dengan lingkungannya. Jenis kegiatan dalam terapi sosial menghubungkan pasien dengan dunia luar. Kegiatan dalam terapi sosial meliputi: Diskusi kelompok, tema diskusi berkaitan dengan hal kerohanian dan tema-tema umum. Diskusi kelompok dapat digolongkan sebagai terapi rohani dan juga terapi sosial, karena dalam proses diskusi terdapat proses interaksi antara masing-masing pasien; Terapi musik kelompok, yaitu angklung. Pada permainan musik angklung semua pasien diwajibkan untuk terlibat didalamnya. Permainan ini bukanlah permainan yang mudah diperlukan koordinasi yang baik diantara pemain, pemain dikelompok-kelompokan berdasarkan nada-nada tertentu. Kekompakan, kerjasama dan konsentrasi merupakan hal penting yang dibutuhkan untuk keberhasilan angklung. Hasil dari pelatihan angklung ini setiap tahun akan dilombakan dan ditampilkan pada even-even tertentu seperti; natal bersama di gereja, perlombaan-perlombaan musik yang diadakan di Yogyakarta dan sebagainya. Oleh karena itu terapi musik kelompok ini dimasukan dalam bagian terapi sosial, walaupun pada prakteknya antara terapi-terapi tersebut saling memiliki keterkaitan; Terapi kerja, kegiatan yang dilakukan untuk melatih pasien supaya mampu bekerja dan mengelola tanggung jawab, terapi kerja dilakukan dalam lingkungan GPSY yang meliputi waserda, penjualan bensin, perkebunan, piket dan sebagainya. Waserda warung serba ada dikelola oleh pasien putri di GPSY, waserda ini menjual makanan- makanan ringan dengan harga yang terjangkau. Penjualan bensin dikelola oleh pasien putra, tempat jualan adalah di halaman depan GPSY. Kegiatan ini selain untuk melatih pasien bekerja, waserda dan penjualan bensin juga dimaksudkan untuk melatih tanggung jawab pasien karena pasien bertanggung jawab penuh terhadap usaha yang mereka kelola dan apabila terjadi kerugian maka pasien bertanggung jawab untuk mengganti rugi dengan uang masing-masing. Waserda dan penjualan bensin dilakukan pada hari efektif senin s.d jumat. Perkebunan, kegiatan berkebun dilakukan seminggu sekali yaitu dengan menanam berbagai jenis tanaman yang dapat digunakan untuk keperluan sehari-hari seperti cabe, tomat, papaya dan sebagainya. Perikanan dan peternakan, kegiatan ini berkaitan dengan pemeliharaan ikan dan unggas yang hasilnya bisa digunakan untuk konsumsi pribadi seperti ikan lele, ayam, bebek dan sebagainya. Kegiatan ini dikelola oleh pasien sebagai penanggung jawab dalam hal pemeliharaan dan perawatan ikan serta unggas; Pelatihan ketrampilan, pasien diajarkan ketrampilan-ketrampilan dalam pembuatan berbagai jenis barang yang memiliki nilai ekonomis. Kertampilan yang diajarkan antara lain, pembuatan briket, kerupuk ikan, sabun, lilin, anyaman, arang, roncean manik-manik, kantong parfum, dan jenis ketrampilan-ketrampilan sederhana yang sekiranya dapat dilakukan oleh pasien. Hasil dari ketrampilan yang mereka buat akan dipasarkan oleh pihak GPSY, selanjutnya hasil penjualan dibagiakan kepada pasien; Pengenalan lingkungan, kegiatan ini membiasakan pasien untuk berinteraksi sosial dengan masyarakat sekitar yang dimulai dari masyarakat sekitar GPSY. Contoh dalam kegiatan pengenalan lingkungan yaitu, pasien diminta untuk melaundry-kan seprei ke tempat laundry, pasien membeli kebutuhannya sendiri di warung, pasien mengikuti kegiatan desa kenduri, slametan dan sebagainya. Kegiatan ini bertujuan untuk mengenalkan pasien dengan lingkungan sekitar GPSY dan melatih pasien untuk berinteraksi dengan warga sekitar GPSY melalui kegiatan-kegiatan sosial; Refresing, kegiatan refresing adalah membawa pasien keluar dari GPSY yang tujuannya untuk mendapatkan suasana baru dan menghilangkan kejenuhan pada diri pasien. Tujuan lain dari refresing adalah untuk melihat perilaku pasien ketika berada di lingkungan luar yang terdapat banyak orang, mengetahui perasaan yang mereka rasakan ketika berada di kerumunan dan kontrol diri pasien ketika berada di luar. Kegiatan refresing terdiri dari jalan-jalan ke tempat wisata seperti mall, malioboro, ke salon ataupun hanya sekedar berjalan-jalan di sekitar GPSY dan membeli jajan. - Refresing ada yang bersifat pribadi refresing individu artinya pasien diajak berjalan-jalan hanya berdua dengan mentor dan; - Refresing kelompok yaitu seluruh pasien GPSY pergi refresing secara bersama-sama didampingi oleh seluruh mentor GPSY. Kegiatan lain, yang dimaksud dengan kegiatan lain dalam terapi sosial ini yaitu kegiatan-kegiatan apapun yang berhubungan dengan aspek sosial pasien yaitu menyangkut interaksi pasien dengan lingkungan dan kegiatan sosial lainnya yang sekiranya penting untuk diajarkan kepada pasien. Uraian mengenai jenis-jenis kegiatan dalam terapi sosial diungakapkan oleh NN sebagai berikut: Terapi sosial itu terdapatnya interaksi antara pasien dengan lingkungan, contohnya mereka semua bertemu kita kasih satu tema kemudian mereka berdiskusi lalu mereka kami suruh presentasi. Kemudian terapi kerja , piket-piket, ketrampilan, berjualan bensin, jalan sehat keliling kampung, terapi musik kelompok yaitu angklung, waserda, pembuatan briket, ikut dalam kegiatan desa, krupuk nanti dipasarkan, trus refresing. Misalnya dua hari pergi berlibur, pergi ke salon, ke mall, outbond pokoknya bagaimana biar bisa membuat mereka senang A1-W16:080513. Lebih lanjut, AA juga menyatakan jenis-jenis kegiatan dalam terapi sosial meliputi berbagai variasi kegiatan, pernyataan ini diungkapan AA dalam kutipan wawancara seperti berikut: Terapi sosial itu pada intinya mengajarkan pasien untuk dapat berinteraksi, bekerjasama dan berhubungan dengan lingkungan sosialnya, teman-teman di Siloam maupun masyarakat luar. Hal ini berkaitan dengan diri pasien dengan orang maupun hal di luar diri pasien, hubungan antara pasien dengan sekitarnya. Terapi sosial ini juga dikemas bervariasi ya namun pada intinya kegiatan yang dilakukan mengarah pada bagaimana hubungan pasien dengan sesuatu di luar dirinya. Contohnya, melibatkan pasien dalam kegiatan desa seperti kenduri dan tasyakuran. pelatihan ketrampilan seperti pembuatan briket, sabun, lilin, anyaman, arang, dan ketrampilan-ketrampilan yang sekiranya sederhana dan bisa kita ajarkan ke mereka, jualan bensin, kita biasakan mereka untuk ke warung, laundry supaya masyarakat mengenal mereka bukan sebagai orang yang dalam tanda kutip gila serta menakutkan ya, itu juga melatih mereka berinteraksi, lalu ada perkebunan, perikanan, olahraga, itu sebenarnya bagian medis ya tapi bisa kita masukan ke sosial yaitu bagaimana mereka mengenal lingkungan sekitar dan juga bagaimana kontrol diri mereka, selain itu ada kita bawa mereka rekreasi jalan-jalan ke pantai, ke malioboro, kesalon kita bawa mereka melakukan aktivitas baru, itu kita lihat bagaimana reaksi mereka ketika berada di kerumunan orang banyak, bagaimana kontrol diri mereka ketika berada di luar B1- W7:290513. Secara umum kegiatan dalam terapi sosial meliputi: refresing pribadi, refresing kelompok, diskusi kelompok, terapi musik kelompok, terapi kerja, pelatihan ketrampilan, pengenalan lingkungan, dan kegiatan lain yang berkaitan dengan aspek sosial pasien. Catatan Lapangan no. 3 dan video 2 Home Care Home Care adalah suatu bentuk pola interaksi kekeluargaan yang diterapkan di GPSY yaitu dengan men-setting kondisi GPSY seperti sebuah rumah yang dihuni oleh keluarga besar tanpa ada sekat pemisah antara mentor dan pasien, sehingga terjalin adanya keterikatan emosional antara pasien dengan mentor maupun pasien dengan pasien. GPSY menciptakan suasana panti layaknya seperti sebuah rumah yang penuh kepedulian, kasih sayang dan penerimaan seutuhnya terhadap kondisi pasien sehingga setiap pasien yang dirawat di GPSY merasakan kenyamanan karena merasa diterima serta disayang oleh mentor dan teman-temanya Catatan Lapangan no. 4 dan video dan seperti yang diungkapkan oleh KM: mentornya baik mbak, perhatian, suka nyapa, ngasih jajan, sayang mbak. D1W31:070513. Sikap mentor terhadap pasien membuat pasien merasakan kebermaknaan hidup bahwa masih ada yang mempedulikan, men-suport nya , dan menerimanya dengan terbuka. Hubungan yang terjalin antara mentor dengan pasien maupun pasien dengan pasien adalah hubungan yang bersifat kekeluargaan dan memiliki kedekatan secara emosional seperti sebuah keluarga. KM menyatakan bahwa dia merasa nyaman dengan suasana GPSY: betah mbak, kaya rumah sendiri, semua sodara jadi kaya lagi nggak di panti penyembuhan sakit jiwa D2-W20:190613. Suasana keseharian di GPSY yang bersifat kekeluargaan juga diungkapkan oleh AD dalam kutipan wawancara: Wah deket banget donk sama kak mentor disini.hehehe F1- W22:160413 ya kaya rumah sendiri gitu mbak, kalau dirumah sakit kan kaya orang sakit kalau disini malah orang sakit kaya orang sehat. Hahahahha F1-W25:160413. Hal ini membuat pasien merasa nyaman berada di GPSY serta menimbulkan perasaan saling memiliki diantara mentor dan pasien sehingga terbentuk kepercayaan pasien terhadap mentor, oleh karena itu segala sesuatu yang dikatakan dan diberikan mentor akan dengan mudah dipatuhi oleh pasien. Pasien diajarkan untuk saling mendukung dan menerima kondisi temannya dengan segala permasalahnya dan bisa menjalin hubungan yang baik dengan sesama pasien karena semua yang berada di GPSY adalah satu keluarga yang harus disayangi, seperti yang diungkapkan oleh KM dan AD: nyaman, saling menguatkan mbak kalau disini, saling mendukung buat sembuh D1-W36:070513 . . . Jujur ya mbak saya itu dulu lebih nyaman disini, apalagi kalau cerita-cerita sama kak Ngisty saya bisa cerita apa aja F1-W16:160413. Penjelasaan mengenai “Home Care” yang diterapkan di GPSY dipaparkan oleh AA sebagai berikut: Jadi home care itu kan home rumah kak, care peduli home care rumah yang peduli jadi mereka merasa diterima, disayang jadinya mereka mempunyai keyakinan bahwa hidupnya bermakna. Jadi seperti dirumah kita perlakukan mereka seperti keluarga, jadi kalau mereka mau kambuh mereka ingat bahwa kasihan nanti kakak- kakak sama teman-teman saya kalau saya kambuh, jadi ada rasa saling menjaga. Ada kepedulian antara satu dengan yang lain, bukan hanya mentor dengan pasien tetapi pasien dengan mentor. Jadi semua pasien diperlakukan seperti keluarga sendiri jadi mereka merasa berarti tidak merasa terbuang. Inikan sebenarnya yang menjadi akar permasalahan mereka ketika hal ini bisa ditangani kakak bisa lihat sendiri kan bagaimana perilaku mereka sehari-hari, kalau baru pertama datang tidak bisa bedakan mana mentor mana pasien karena sama.hahahaha. A1-W25:080513. Penjelasan mengenai pola interaksi “Home Care” di GPSY dijelaskan secara lebih detail oleh AA melalui kutipan wawancara sebagai berikut: Home care itu seperti men-setting suasana kekeluargaan yang terjalin antara mentor dan pasien dalam kehidupan sehari-hari maupun pada saat melakukan terapi, ini juga menjadi bagian dalam Terapi Holistik yang dilakukan GPSY. Jadi membuat suasana di dalam panti ini seperti keluarga, motto-nya kita yang ada di dalam sini adalah keluarga jadi setiap orang yang masuk ke dalam lingkungan Siloam ini dia adalah keluarga. Dengan demikian segala macam kekerasan segala macam upaya untuk mungkin ketika pasien dalam kondisi kambuh mereka pun akan tetap belajar untuk mengontrol diri untuk tidak menyakiti, tidak mencelakai yang lain sebab kita semua adalah keluarga selain itu kita juga menekan supaya saling mengerti bahwa penyakit yang seperti ini adalah memang suatu penyakit yang tidak bisa dikendalikan oleh orang itu sendiri jadi ketika teman mereka ada yag error itu bukan lah dibuat-buat karena itu memang penyakitnya, jadi teman yang lain harus mengerti jangan sampai melakukan kekerasan terhadap temanya yang sedang error ataupun iri, misal ada pasien yang lagi eror diperbolehkan untuk tidur, tidak menjalankan piket mereka tidak boleh iri, mereka harus saling mengerti. B1-W10:290513 Lebih lanjut AA menjelaskan mengenai “Home Care” melalui pemaparan berikut ini: Intinya itu home care adalah membuat suasana didalam panti seperti rumah sendiri, pola-pola hubungan yang kita bentuk adalah pola hubungan seperti keluarga yang didalamnya ada kasih sayang, kepercayaan dan kepedulian terhadap sesama jadi hal ini yang selalu kita tanamkan dan kita bangun. Karena ketika seseorang itu dididik dengan kasih maka mereka akan belajar mengasihi, apabila dididik dengan kebencian dan kekerasan maka mereka akan belajar untuk membenci. Ya kurang lebih seperti itu kak gambaran tentang home care B1-W11:290513. 3 “Home Visit” atau Kunjungan ke Keluarga dan Koseling Keluarga Home Visit atau kunjungan ke keluarga merupakan bagian dari Terapi Holistik yang diberikan kepada keluarga pasien. Kunjungan yang dilakukan kepada keluarga pasien bertujuan untuk menggali informasi mengenai pasien dari sisi keluarga dan menggali permasalahan pasien yang berkaitan dengan keluarga untuk selanjutnya dilakukan konseling keluarga. Tujuan konseling keluarga adalah memperbaiki kondisi dan fungsi keluarga serta pola-pola interaksi di dalam keluarga pasien yang menjadi pemicu terjadinya skizofrenia dan yang berpotensi memiliki kecenderungan menyebabkan kekambuhan kembali relaps pada pasien. Keluarga memiliki peranan besar dalam proses pemulihan pasien karena keluarga merupakan unit yang paling dekat dengan penderita dan merupakan “perawat utama” bagi pasien skizofrenia pasca menjalani perawatan, oleh karena itu keterlibatan keluarga memiliki peranan besar dalam membantu proses pemulihan pasien skizofrenia sehingga dia dapat menjalani kehidupannya dengan optimal. Perawatan pasien di GPSY akan sia-sia jika tidak diteruskan dirumah, ketika pasien sudah dipulangkan dari GPSY dalam kondisi “baik” namun keluarga tidak dapat mengkondisikan untuk menjaga kestabilan pasien maka kemungkinan terjadinya relaps sangatlah besar. Keterlibatan keluarga dalam pemulihan pasien menjadi bagian penting dari Terapi Holistik di GPSY yang dilakukan dengan cara konseling keluarga. Penjelasan mengenai Home Visit diungkapkan oleh NN sebagai berikut: Itu dengan kita lakukan kunjungan ke keluarga pasien ya, setelah kita berkunjung kita mengetahui kondisi keluarganya dan untuk selanjutnya kia lakukan konseling terhadap keluarga yang berkaitan dengan permasalahan pasien. Biasanya permasalahan itu datang dari keluarga oleh karena itu kita perlu memperbaiki keluarga nya sebelum pasien dipulangkan dan setelah pasien dipulangkan A1-W6:080513. Home visit dan konseling keluarga dilakukan dengan cara melakukan kunjungan kekeluarga dan memberikan pengarahan-pengarahan dan pengetahuan terkait dengan skizofrenia sehingga keluarga dapat memperoleh suatu pemahaman yang utuh tentang diri pasien dan penyakitnya serta menjadi sarana sharing bagi keluarga mengenai keluhan-keluhan yang dialami keluarga dalam merawat pasien sehingga diperoleh suatu solusi yang tepat serta untuk memperbaiki kondisi keluarga yang maladaptive sehingga berpontensi memicu kekambuhan pasien kembali. Keluarga harus memahami dan menerima skizofrenia dengan segala keterbatasannya, keluarga harus “ngemong” skizofrenia bukan skizofrenia yang harus “ngemong” keluarga. Catatan lapangan no. 5 dan video Hal tersebut diungkapkan oleh NN melalui pernyataan sebagai berikut: ya semacam kita berikan pengarahan-pengarahan, pemahaman- pemahaman mengenai keadaan pasien dan pengetahuan tentang skizofren karena tidak semua keluarga pasien memahami skizofren loh kak, lalu bagaimana keluarga harus bersikap terhadap pasien. Kita terima keluhan-keluhan dari keluarga untuk kita kemudian tanggapi dan bantu atasi A1-W7:080513. Pernyataan NN mengenai konseling keluarga diperkuat oleh AA melalui kutipan wawancara sebagai berikut: . . .lalu kita berikan konseling terhadap keluarga untuk mengubah pola-pola keluarga yang berpotensi akan memicu kekambuhan pasien setelah mereka pulang kemudian kita lakukan evaluasi san selanjutnya dilakuakan konseling dengan memberikan pemahaman-pemaham, pengertian-pengertian, kepada keluarga tentang apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan kepada pasien ketika pasien pulang nanti. Persiapan-persiapan apa yang diperlukan, bagaimana keluarga harus bersikap terhadap pasien. Bagaimana keluarga harus memperlakuakan pasien dan mengenali kondisi pasien serta tau cara mengatasi apabila pasien sudah menunjukan gejala-gejala akan kambuh, jadi pasien itu tidak sampai kambuh B1-W14:290513. Konseling keluarga ini dilakukan satu bulan sekali selama pasien dirawat di GPSY dan konseling keluarga tetap dilakukan pada saat pasien sudah pulang dengan jadwal sesuai permintaan keluarga: Dilakukan saat pasien dirawat di Siloam, saat pasien akan pulang atau cuti dan saat pasien sudah dirumah, dilakukan satu bulan sekali. A1-W8:080513. Lebih lanjut, adanya home visit dan konseling keluarga juga diungkapkan oleh SR sebagai berikut: Siloam melibatkan keluarga dalam proses terapinya, kita lakukan kunjungan ke keluarga karena kerjasama dari keluarga itu memiliki peran serta besar dalam penyembuhan pasien C1-W6:2106. Pernyataan NN, AA dan SR dibenarkan oleh SY yang merupakan keluarga mantan pasien GPSY. SY menyatakan bahwa pihak GPSY melakukan kunjungan ke rumah SY dan memberikan konseling kepada keluarga. Ada mbak ada, ya itu kaya kunjungan ke sini. Bu Esther sama mbak Ngisty itu yang sering kesini G1-W20:290613.Ya memberi pengarahan-pengarahan, nasihat-nasihat. Apalagikan pas AD kambuh lagi itu keluarga bener-bener kaya dikasih kuliah mbak.hehehe. Dikasih banyak banget nasihat-nasihat G1- W21:290613. . . ya intinya itu bagaimana keluarga harus bersikap, menangani AD, istilahnya keluarga itu harus ngemong. Jadi bukan skizofrenia yang harus mengerti keluarga tetapi kelurga yang harus mengerti Skizofrenia G1-W21:290613. Iya iya konseling. . .ya intinya itu bagaimana keluarga harus bersikap, menangani AD, istilahnya keluarga itu harus ngemong. Jadi bukan skizofrenia yang harus mengerti keluarga tetapi kelurga yang harus mengerti Skizofrenia. . . Tidak bisa terus diperlakukan kaya orang yang normal seutuhnya . . .Banyak banget wejangan-wejangannya mbak. Hehehe . G1-W22:290613. Kalau dulu itu yang rutin sebulan sekali waktu AD masih disana tapi pas sudah pulang kalau kelurga butuh tinggal telpon nanti dari Siloam kesini atau kelurga yang ke Siloam G1-W27:290613. Lebih lanjut, konseling keluarga diberikan kepada keluarga pasien juga diungkapkan oleh DY pada saat peneliti bersama pihak GPSY melakukan kunjungan dan konseling keluarga kepada DY: Kunjungan seperti ini, diberi bimbingan mengenai keadaan KM terus keluarga disuruh untuk lebih memperhatikan KM E1- W11:300613. 4.4.2.2 Kondisi Pasien Sebelum Dilakukan Terapi Holistik Pasien GPSY sebagian besar merupakan rujukan atau sebelumnya pernah dirawat Rumah Sakit Jiwa dan panti rehabilitasi yang berada di Yogyakarta dan sekitarnya, walaupun ada yang baru pertama kali sakit namun jumlahnya tidak sebanding dengan pasien-pasien rujukan atau pindahan dari Rumah Sakit Jiwa maupun panti rehabilitasi. Ada yang baru pertama, tetapi lebih banyak rujukan dari panti- panti atau rumah sakit-rumah sakit yang lain A1-W3:080513. KM merupakan salah satu pasien GPSY yang sebelumnya pernah menjalani perawatan di beberapa Rumah Sakit Jiwa dan panti rehabilitasi mental sebelum akhirnya KM dirawat di GPSY: pernah mbak, di RSJ Magelang, Sarjito, Puri Nirmala, Rehabilitasi di Sukoharjo, trus disini Siloam D1-W2:070513. Iya ini yang ke lima, trakhir juga semoga. Hehehe. Paling cocok disini mbak Siloam. . .D1-W3:070513. Hal serupa juga diungkapan oleh SY, ibu dari salah satu mantan pasien GPSY AD yang sebelum dirawat di GPSY pernah beberapa kali mendapatkan perawatan di tempat lain. Sebelum di Siloam itu pernah di dokter Soerojo itu to mbak, dirawat disana 5 bulan mboten cocok mbak, terus saya bilang sama bapaknya tidak usah diteruskan la wong tidak ada perubahannya. Habis itu saya bawa ke Bethesda mbak, disana dikasih obat. Lumayan mendingan tapi ya masih sering khotbah, terus AD juga susah banget kalau disuruh minum obat, ngeyel banget sampe saya kewalahan mbak kalau nyuruh AD. Ya akhirnya kambuh lagi. Terus saya bawa ke rehabilitasi di Magelang mbak, pulang dari sana 2 bulan kambuh lagi, haduh la piye iki G1-W16:290613. . . Terus akhinya ya itu saya bawa ke Siloam, dirawat disana, dan sejak Mei 2009 sampai sekarang ini kondisinya baik mbak. . . G1- W17:290613. Kondisi pasien pada saat pertama datang ke GPSY dan belum menjalani Terapi Holistik yaitu penderita skizofrenia menunjukan gangguan yang terlihat mencolok dan gangguan yang tersamar. Gambaran gangguan yang mencolok adalah bentuk perilaku pasien yang dapat dengan jelas teramati dan terlihat menyimpang serta perilaku tersebut sudah meresahkan keluarga dan masyarakat sehingga keluarga sudah tidak dapat menangani kemudian pada akhirnya keluarga memutuskan untuk membawa ke GPSY. Gangguan yang terlihat mencolok tersebut seperti kondisi pasien yang labil, dia tidak dapat mengontrol diri dan emosinya sehingga menimbulkan perilaku yang agresif dan tidak terkendali, seperti bicara kacau yang disebabkan isi pikiran yang tidak rasional, marah- marah, telanjang-telanjang, melakukan perbuatan-perbuatan yang mencelakai diri sendiri maupun orang lain, berteriak-teriak dan sebagainya. Sedangkan gambaran gangguan skizofrenia yang tersamar yaitu bentuk perilaku pasien yang berkaitan dengan dirinya sendiri seperti menarik diri dari keluarga dan lingkungan sosial, tidak mau bicara, murung, sedih berkepanjangan, tidak dapat berkomunikasi dengan baik, menutup diri terhadap hal-hal yang berada disekitarnya dan sebagainya. Pasien skizofrenia yang baru masuk ke GPSY dan belum mendapatkan penanganan sangat terlihat mengalami gejala-gejala khas skizofrenia atau yang lebih dikenal dengan gejala positif dan gejala negatif. Gejala-gejala yang termasuk di dalam gejala positif yaitu terdapatnya waham, halusinasi, kekacauan alam pikir, dan agresif yang menyebabkan munculnya gejala positif skizofrenia dan ini merupakan salah satu motivasi keluarga untuk membawa pasien berobat. Gejala negatif meliputi affect tumpul, menarik diri, kontak emosional rendah, pasif dan apatis, kehilangan kehendak atau avolition. Gambaran tentang kondisi pasien sebelum diberikan Terapi Holistik diungkapkan oleh NN sebagai mentor GPSY melalui pernyataan sebagai berikut: biasanya pasien labil, kemudian meresahkan keluarga, meresahkan masyarakat, biasanya kalau pasien sampai masuk panti itu berarti tandanya keluarga sudah tidak bisa menangani. Pasien tidak bisa mengurus dirinya sendiri, tidak mengerti lingkungan bahkan ada beberapa pasien yang kalau datang dibawa dengan polisi. Ada yang telanjang-telanjang, ngomong tidak nyambung, marah-marah, ada yang nangis ketakutan yang kebanyakan disebabkan oleh halusinasi ataupun waham A1-W2:080513. Pernyataan NN mengenai kondisi pasien pada saat pertama masuk di GPSY diperkuat oleh AA yang juga merupakan mentor di GPSY dan berperan dalam proses penanganan pasien dari awal masuk hingga kepulangan pasien, ungkapan AA dipaparkan melalui kutipan wawancara sebagai berikut: Kondisi pertama kali datang itu ya mereka kacau, ada yang tidak sadar diri, ya biasanya mereka merasa tidak sakit, berontak, tidak stabil, pemikiran sangat tidak terarah, menyendiri, tidak bisa berinteraksi dengan lingkungan terdapat halusinasi, gangguan pikiran, waham, tidak mempunyai kemauan bertindak B1- W1:290513. 4.4.2.2.1 Kondisi Pasien KM sebelum dilakukan Terapi Holistik Pasien GPSY yaitu KM menyatakan bahwa pada saat pertama datang ke GPSY kondisinya tidak stabil dan terdapat adanya halusinasi visual dan auditorik yang kuat, hal ini membuat KM tidak dapat mengotrol perilakunya sehingga dia sering melakukan tindakan yang mencelakai dirinya sendiri sebagai bentuk pelampiasaan terhadap ketidakberdayaannya dalam mengatasi halusinasi yaitu dengan membentur-benturkan kepalanya ke tembok. KM didiagnosa menderita skizofrenia paranoid, KM menunjukan gejala positif skizofrenia seperti halusinasi, berteriak-teriak, marah-marah, melakukan tindakan yang menyakiti dirinya, memaki-maki orang sedangkan gejala negatif skizofrenia yaitu KM memiliki kecurigaan yang tinggi terhadap suatu hal yang menyebabkan KM cenderung menarik diri dari lingkungannya dengan hanya mngurung diri di dalam rumah. Alasan ini membuat keluarga membawa KM secara paksa ke GPSY. Pernyataan mengenai kondisinya KM pada saat pertama masuk GPSY dipaparkan melalui kutipan hasil wawancara sebagai berikut : Banyak masalah itu jadi pusing mbak, apalagi cuma ngganggur lontang lantung itu kan sering terserang stress pusing semacam itu. Hehehe D1-W3:070513. Ehmm dulu nggak sehat D1- W8:070513. Dulu dipaksa pas mau masuk kesini, sering bingung rasa-rasanya mbak D1-W9:070513, bingungnya banyak suara- suara yang masuk di kuping gitu loh D1-W10:070513. Iya halusinasi pendengaran katanya kak Ngisty, ya suara kaya ada hubungan pribadi, khusus gitu loh. Kaya dekat dengan kita gitu, kaya berhubungan sama hidup aku mbak D1-W11:070513. misalnya yang paling menakutkan ada suara sama bayangan yang mesum-mesum gitu deket banget banyangannya trus suaranyanya itu masuk kuping D1-W12:070513. h u’um sering banget, tiap hari. aku nggak kuat to, kalau aku nggak kuat kepala ku tak jeblos- jeblosin tembok itu.hehehe D1-W13:070513. Ibu KM juga mengatakan bahwa kondisi KM pada saat dibawa ke GPSY dalam keadaan agresif: Kondisinya ya ora genep mbak, teriak-triak, ngamuk-ngamuk, memaki-maki pake kata-kata kasar E1-W1:300613. . . lalu KM itu juga susah mbak kalau disuruh minum obat, seringnya berantem dulu, dipaksa sama saya atau kakaknya baru mau E1- W9:300613 Gambaran mengenai kondisi KM pada waktu dibawa di GPSY diperkuat oleh AA yang menjadi mentor pendamping KM: Triak-triak, ngamuk-ngamuk, telanjang-telanjang, ribut, jalan keliling-keliling berkali-kali, tenaganya itu kuat sekali susah dikendalikan A2-W2:080613. Dia itu skizofren paranoid, jadi dulu itu dia liat ada orang ngomong didekat dia, dia langsung tersinggung dikira mereka itu ngomongin dia. Ngamuklah dia marah-marahi itu orang. Hahahha A2-W3:080613. Kondisi KM yang seperti ini dampaknya ya membuat keluarganya kurang bisa menerima to. . . hubungan dengan keluarga kurang baik ya, terus juga keluarga terlalu sibuk. . . jadi ya tidak ada yang perhatian dengan KM A2-W7:080613. Tabel 4.3 Kondisi KM sebelum dilakukan Terapi Holistik Aspek Deskripsi Fisik organobiologik Munculnya gejala positif dan gejala negatif skizofrenia berupa halusinasi visual dan auditorik yang ditandai dengan perilaku agresif menbenturkan kepala ke tembok, berteriak-teriak dan mengamuk. Psikis Perasaan kesepian, putus asa, tertekan, tidak berguna, rendah diri dan tidak memiliki kebermaknaan hidup. Sosial Kemampuan interaksi sosial rendah, permasalahan dengan keluarga dan tidak memiliki pekerjaan. 4.4.2.2.2 Kondisi mantan pasien AD GPSY sebelum dilakukan perawatan dengan Terapi Holistik Pemamaparan mengenai kondisi pasien sebelum diberikan Terapi Holistik diungkapkan oleh AD yang merupakan mantan pasien di GPSY. AD mengungkapkan bahwa kondisinya waktu pertama kali masuk GPSY sangat labil berbeda sekali dengan kondisinya sekarang yang sudah mengalami banyak sekali perubahan setelah menjalani perawatan di GPSY. Kondisi AD pada saat masuk ke GPSY masih sangat labil, AD mengalami halusinasi auditorik dan memiliki waham keagamaan. Gambaran gejala positif yaitu, waham keagamaan, halusinasi, marah-marah, berkotbah sambil berteriak- teriak, telanjang-telanjang dan tidak dapat mengontrol perilakunya sedangkan gambaran gejala negatif yaitu bingung, melamun, sedih, murung, menyendiri, dan menarik diri dari lingkungan serta hubungan dengan keluarga yang tidak terjalin dengan baik. Gambaran gejala yang dialami AD pada saat masuk GPSY diungkapkannya dalam kutipan wawancara sebgai berikut: Saya ini orang nggak suka ngomong, sama kelurga saya nggak akrab jadi ada masalah saya pendam sendiri jadinya saya eror. Bapak saya kan keras mendidiknya.Hehehe F1-W7:160413. Kalau aku tuh takut-takut, gampang bingung, mendengar suara yang aneh-aneh, marah-marah, sering bengong, ngamuk, sedih berkepanjangan, kaya ada ketakutan gitu mbak F1-W9:160413. Nggak tau mbak bingung, takut, ada beban lalu marah-marah, kacau rasanya, aku tuh kaya merasa kalau aku ini utusan Tuhan yang harus menyampaikan firman Tuhan tapi dianggap remeh sama orang-orang, makanya aku marah-marah terus bawaannya F1-W10:160413. SY yang merupakan ibu AD membenarkan dan menguatkan pernyataan AD mengenai kondisi putranya tersebut pada waktu dibawa ke GPSY. SY juga mengungkapkan bahwa AD tidak memiliki respon positif terhadap pengobatan dan akibat dari skizofrenia AD menjadi terhambat studinya yaitu tidak lulus SMA dan tidak bisa melanjutkan ke jenjang perkuliahan. Pertama kali itu ya murung mbak, murung terus diem, kaya orang kebingungan, mondar mandir gelisah terus suka itu loh mba kaya berkotbah tapi itu sambil teriak-teriak. Nggak tau itu apa yang dipikirkan, kadang ya marah-marah tanpa sebab. Tapi ya sering nya murung terus, kami semua juga heran. Hehehe G1- W3:290613. murung nggih murung menyendiri itu mba, ngak mau gaul terus dolan sama temen-temennya itu nggak mau mba G1-W2:290613. waktu itu kan temennya pada kuliah dia tidak lulus SMA mbak sedangkan teman-teman se-geng nya itu kan pada lulus, AD itu malu sama teman-temannya kog nggak lulus padahal bapak ibu nya guru terus juga sering jadi omongan tetangga juga, slentingan-slentingan kecil orang-orang itu kan membuat AD terus nggak mau keluar-keluar mbak, malu to G1-W13:290613. AD juga susah banget kalau disuruh minum obat, ngeyel banget sampe saya kewalahan mbak kalau nyuruh AD. . . G1-W16:290613. Keterangan senada juga diungkapkan oleh NN dan AA yang menjadi mentor AD selama di GPSY: Agus itu pertama kali masuk telanjang-telanjang, kemudian tidak mengerti diri, teriak-teriak, berkotbah, pendiam, menyendiri, murung, kemudian tidak mengenal lingkungan A3-W8:160613. Kondisinya tidak sadar, telanjang-telanjang, khotbah-khotbah, dia waham keagamaan jadi merasa dia pendeta. Sakitnya itu kan jadi