Berdasarkan hasil nilai NNA nearest neighborhood analysis didapatkan nilai R= 0,778479 dengan nilai Z value = -4,4 yang artinya
bentuk penyebaran terdistribusi secara merata ke arah bentuk atau kecenderung ke arah mengelompok. Pada peta juga terlihat bahwa
hampir seluruh wilayah di Kota Medan ditemukan kasus Chlamydia, tetapi ada kasus Chlamydia yang mengelompok pada bagian tengah wilayah.
Dengan demikian pola penyebaran kasus infeksi Chlamydia di Kota Medan adalah terdistribusi merata di seluruh wilayah Kota Medan, namun
terdapat pola yang mengelompok di bagian tengah Kota Medan seperti tampak pada Kecamatan Medan Perjuangan.
b. Model Klinis dan Penyebaran Kasus Chlamydia
Pada analisis multivariat telah terbentuk Model Klinis dalam memprediksi adanya infeksi Chlamydia yaitu berdasarkan bau vaginal
discharge, warna vaginal discharge, sakit perut bagian bawah dan radang vagina. Analisis spasial kasus infeksi Chlamydia berdasarkan model klinis
tersebut di wilayah Kota Medan seperti tampak pada Gambar 16 dibawah ini.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 16. Gejala Klinis Bau Vaginal Discharge dan Infeksi
Chlamydia di Kota Medan
Dari Gambar 16 di atas, pada model klinis ini berdasarkan adanya keluhan bau vaginal discharge proporsi yang terbanyak terlihat terdapat
pada wilayah Kecamatan Medan Selayang, Medan Amplas, Medan Kota, Medan Timur, Medan Perjuangan dan Medan Tembung. Namun ada juga
wilayah yang mempunyai kasus Chlamydia tetapi penderitanya tidak mempunyai gejala bau seperti pada Kecamatan Medan Denai dan Medan
Polonia.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 17. Gejala Klinis Warna Vaginal Discharge dan Infeksi
Chlamydia di Kota Medan
Pada Gambar 17 diatas, berdasarkan adanya keluhan warna vaginal discharge yang bewarna kekuningan hingga kehijauan, maka
proporsi yang terbanyak terlihat terdapat pada wilayah Kecamatan Medan Selayang, Medan Amplas, Medan Timur, Medan Perjuangan dan Medan
Tembung. Namun ada juga wilayah yang mempunyai kasus Chlamydia tetapi penderitanya tidak mempunyai gejala discharge yang berwarna
kekuningan - kehijauan seperti pada Kecamatan Medan Polonia.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 18. Gejala Klinis Sakit Perut Bagian Bawah dan Infeksi Chlamydia di Kota Medan
Pada Gambar 18 diatas, berdasarkan adanya keluhan sakit perut bagian bawah, maka dapat dilihat bahwa proporsi keluhan tersebut paling
banyak terdapat pada wilayah Kecamatan Medan Johor, Medan Kota, Medan Timur, Medan Perjuangan dan Medan Tembung. Namun ada juga
wilayah yang mempunyai kasus Chlamydia tetapi penderitanya tidak mempunyai gejala sakit perut bagian bawah seperti pada Kecamatan
Medan Denai, Medan Area dan Medan Polonia.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 19. Gejala Klinis Radang Vaginal dan Infeksi Chlamydia di Kota Medan
Pada Gambar 19 diatas, berdasarkan adanya radang vagina, maka dapat dilihat bahwa proporsi kelainan tersebut paling banyak terdapat
pada wilayah Kecamatan Medan Timur, Medan Perjuangan dan Medan Tembung. Namun banyak juga wilayah lainnya yang mempunyai kasus
Chlamydia tetapi penderitanya tidak mempunyai gejala radang vagina.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan tehnik overlay pada analisis spasial, dilakukan overlay terhadap ke empat gejala yang terdapat pada model klinis secara
keseluruhan kemudian dioverlaykan lagi terhadap wilayah Kota Medan, dimana wilayah yang dipetakan tersebut adalah menurut persentase
jumlah penderita yang mempunyai keempat gejala tersebut dalam suatu wilayah kecamatan, seperti tampak pada Gambar 20 dibawah ini.
Gambar 20. Persentase Pasien Chlamydia dengan 4 Gejala Klinis Lengkap di Kota Medan
Universitas Sumatera Utara
Pada Gambar 20 di atas dapat dilihat bahwa persentase terbanyak pasien chlamydia dengan gejala klinis lengkap terdapat pada Kecamatan
Perjuangan, Medan Kota dan Medan Timur, sedangkan di kecamatan lainnya mayoritas pasien chlamydia tidak mempunyai gejala klinis
lengkap.
c. Model Klinis dan Karakteristik Wilayah Kota Medan