jumlah tenaga kesehatan medis dan para medis per kecamatan di Kota Medan.
3.9. Pengolahan dan Analisa Data
Data yang diperoleh diolah dan dianalisa dengan menggunakan program komputer SPSS, dimana hasilnya akan disajikan dalam bentuk
narasi, tabel dan gambar. Teknik analisa data dilakukan secara bertahap, yaitu:
Analisa deskriptif berupa gambaran distribusi karakteristik subjek penelitian berdasarkan faktor-faktor risiko baik pada kelompok yang positif
terinfeksi Chlamdia maupun yang negatif. Tahap selanjutnya dilakukan analisa bivariat dengan uji Chi-Square
atau Fisher Exact Test dengan tingkat kemaknaan 0,05 untuk melihat hubungan faktor risiko dengan infeksi Chlamydia dan besarnya risiko
tersebut. Kemudian dilakukan analisa multivariat berupa regresi logistik untuk mencari faktor-faktor risiko yang paling berpengaruh terhadap
kejadian infeksi Chlamydia dan penentuan model prediksi. Nilai regresi logistik ini dapat digunakan untuk membuat model prediksi terhadap
seberapa besar probabilitas seorang ibu yang mengalami vaginal discharge akan mengalami infeksi Chlamydia trachomatis. Kemudian
berdasarkan faktor risiko tersebut dapat digunakan untuk melakukan penilaian berapa besar probabilitas suatu wilayah terhadap terjadinya
infeksi Chlamydia trachomatis.
Universitas Sumatera Utara
Pemetaan seluruh subjek yang positif terinfeksi Chlamydia secara PCR dilakukan berdasarkan alamat yang diperoleh dan berdasarkan
global positioning system GPS ditentukan koordinatnya. Selanjutnya, dilakukan plotting di atas peta survei wilayah penelitian. Data spasial dan
data tabular akan diolah menggunakan program Arcview GIS 3.3. Analisis spasial ini dapat menggambarkan secara jelas sebaran subjek penelitian
berdasarkan penilaian satu variabel ataupun gabungan beberapa variabel yang diteliti faktor-faktor risiko infeksi Chlamydia. Analisis ini
menggunakan teknik spasial, penggabungan beberapa variabel dilakukan dengan metode overlay sehingga didapatkan gambaran peta tersendiri.
Analisis spasial dengan teknik overlay dapat digunakan untuk memprediksi wilayah yang mempunyai korelasi antara faktor-faktor
tertentu dengan penyebaran penyakit. Analisis spasial dengan teknik analisa tetangga terdekat nearest neighborhood parameter dapat
digunakan untuk menilai pola penyebaran penyakit seperti juga pola penyebaran puskesmas, dan pola penyebaran fenomena lainnya. Pola
penyebaran tersebut adalah mengelompok, random, atau seragam. Dalam menggunakan analisa tetangga terdekat dilakukan penghitung
besar parameter tetangga terdekat nearest-neighborhood parameter R dengan menggunakan formula Haggett, 2001:
exp
D D
R
obs
=
A
D 2
1
exp
=
A D
R
obs
2 =
A
D R
obs
2 =
Universitas Sumatera Utara
Dimana: R
= indeks penyebaran tetangga terdekat D
obs
= jarak rata-rata yang diukur antara satu titik dengan titik tetangganya terdekat dalam kilometer
D
exp
= jarak rata-rata yang diperoleh andaikata semua titik mempunyai pola random dalam kilometer
A = kepadatan titik dalam kilometer persegi
Parameter tetangga terdekat atau indeks penyebaran tetangga terdekat mengukur kadar kemiripan pola titik terhadap pola random. Untuk
memperoleh D
obs
digunakan cara dengan menjumlahkan semua jarak tetangga terdekat dan kemudian dibagi dengan jumlah titik yang ada.
Parameter tetangga terdekat R tersebut dapat ditunjukkan pula dengan rangkaian kesatuan continuum untuk mempermudah pembandingan
antar pola titik.
Continuum nilai nearest neighboor statistic
Mengelompok Random
Seragam
Mengelompok random
seragam R 0
R = 1,00 R 1,00
Hasil tersebut digabungkan dengan program Arcview GIS 3.3 sehingga didapatkan pemetaan suatu wilayah, sehingga dapat diketahui
gambaran probabilitas suatu wilayah terhadap kemungkinan terjadinya infeksi Chlamydia trachomatis di Kota Medan.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1. Deskripsi Demografi dan Geografi Kota Medan
Penelitian ini dilakukan di Kota Medan. Berdasarkan Sensus Penduduk Indonesia 2010, penduduk Kota Medan berjumlah 2.109.339
jiwa yang terdiri atas 1.040.680 laki-laki dan 1.068.659 perempuan. Sex Ratio Kota Medan sebesar 97BPS, 2010. Sebagian besar penduduk
Kota Medan berasal dari kelompok umur 0-19 tahun dan 20-39 tahun masing-masing 41 dan 37,8 dari total penduduk. Dilihat dari struktur
umur penduduk, Kota Medan dihuni lebih kurang 1.377.751 jiwa berusia produktif 15-59 tahun.
Kota Medan merupakan salah satu dari 17 daerah kabupaten dan kota di Propinsi Sumatera Utara. Kota Medan memiliki luas 26.510 hektar
265,10 km² atau 3,6 dari keseluruhan wilayah Sumatera Utara. Kota Medan berbatasan dengan Selat Malaka di sebelah Utara, dan
berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang di sebelah Selatan, Barat dan Timur.
Secara geografis Kota Medan terletak pada 3°.27 – 3°.47 Lintang Utara dan 98°.35 - 98°.44 Bujur Timur seperti pada Gambar 11 dibawah
ini. Untuk topografi Kota Medan cenderung miring ke utara dan berada pada ketinggian 2,5 - 37,5 meter di atas permukaan laut BPS, 2010; BPS,
2007.
Universitas Sumatera Utara