Kriteria perilaku juga bisa dijadikan acuan untuk melakukan screening untuk wanita usia diatas 25 tahun, yaitu jumlah pasangan
seksual, pasangan seksual lebih dari satu atau adanya pasangan baru dan riwayat infeksi sebelumnya. Oleh karena re-infection rates cukup
tinggi dan terjadi dalam beberapa bulan, komplikasi ini dapat dikurangi dengan mengobati pasangan seksualnya. Screening ulangan dapat
dilakukan kembali 4 – 6 bulan setelah infeksi awal. Data dari suatu penelitian randomized controlled trial tentang
skrining Chlamydia menunjukkan bahwa program skrining ini dapat mengurangi insidensi PID sebesar 60.
Pengobatan Menurut rekomendasi Centers for Disease Control and Prevention
CDC untuk pengobatan infeksi Chlamydia dapat digunakan azithromycin dan doxycycline sebagai obat pilihan pertama yang mempunyai efektivitas
95 dan eryromycin atau sulfa sebagai pilihan kedua, namun kurang efektif dan mempunyai efek tambahan.
2.10. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Infeksi Chlamydia
Infeksi Chlamydia merupakan infeksi menular seksual yang pada umumnya tanpa gejala. Infeksi ini dapat ditularkan langsung melalui
hubungan seksual baik secara vaginal, anal, ataupun oral. Beberapa
Universitas Sumatera Utara
faktor diduga dapat mempengaruhi dan mempermudah terjadi infeksi Chlamydia ini, antara lain:
a. Umur
World Health Organization memperkirakan secara global lebih dari 340 juta kasus baru sifilis, gonorrhoe, Chlamydia dan trichomoniasis
terjadi setiap tahun pada pria dan wanita umur 15 – 49 tahun WHO, 2007b. Selama tahun 2007, CDC menyatakan bahwa lebih dari separuh
kasus Chlamydia yang dilaporkan adalah wanita umur 18 – 26 tahun CDC, 2007. Penelitian di Negeria, pada wanita yang telah menikah
mendapatkan prevalensi infeksi Chlamydia lebih banyak pada kelompok umur 25-29 tahun dan umur 20 – 24 tahun 33 dibanding kelompok
umur lainnya Mawak et al, 2011.
b. Status Pernikahan dan Paritas
Wanita yang telah menikah ternyata mempunyai prevalensi infeksi Chlamydia lebih tinggi dari pada wanita yang masih singel. Hal ini juga
sejalan dengan meningkatnya jumlah paritas ibu, dan lamanya status perkawinan yang dijalani ini, dimana transmisi penyakit dapat terjadi
dengan mudah antara suami dan istri. Namun hasil penelitian Al-Jiffri 2011, mendapatkan bahwa infeksi Chlamydia lebih banyak dijumpai
pada kelompok ibu yang lama menikahnya 5 tahun, hal diduga karena mereka ini merupakan kelompok seksual aktif.
c. Sosial Ekonomi
Universitas Sumatera Utara
Infeksi Chlamydia sering dijumpai pada kelompok sosio-ekonomi lemah dan pada orang yang tinggal di kota. Penelitian Nayab 2002 di
Pakistan mengenai prevalensi infeksi saluran reproduksi menunjukkan bahwa kelompok wanita dengan status ekonomi yang rendah lima kali
lebih berisiko terinfeksi dibanding kelompok wanita dengan status ekonomi yang lebih tinggi.
d. Pasangan Seksual
Memiliki pasangan seksual lebih dari satu atau berganti-ganti pasangan seksual merupakan faktor risiko untuk terinfeksi chlamidia.
Perilaku seksual pasangan yang beresiko, jenis pekerjaan yang menyebabkan pasangan meninggalkan rumah untuk beberapa waktu juga
menjadi faktor predisposisi infeksi Chlamydia WHO, 2007b.
e. Infeksi Menular Seksual