Hubungan Akses Pelayanan Kesehatan Primer dengan Infeksi Chlamydia trachomatis

e. Hubungan Akses Pelayanan Kesehatan Primer dengan Infeksi Chlamydia trachomatis

Dalam penelitian ini terdapat beberapa faktor yang diteliti sehubungan akses seseorang terhadap pelayanan kesehatan primer puskesmas, antara lain persepsi ibu terhadap lokasi atau jarak pelayanan kesehatan primer puskesmas dari rumah ibu, penilaian ibu atas ketersediaan fasilitas dan kemampuan tenaga medis di puskesmas serta keterjangkauan biaya. Analisis akses pelayanan kesehatan ini terhadap adanya infeksi genital Chlamydia dapat dilihat pada Tabel 7 dibawah ini. Tabel 7. Hubungan Faktor Akses Pelayanan Kesehatan dengan Infeksi Chlamydia trachomatis Menurut Persepsi Ibu Akses Pelayanan Kesehatan Pemeriksaan Chlamydia dengan PCR Total Nilai p Positif Negatif Lokasi Puskesmas Jauh Tidak jauh 14 36,8 24 63,2 33 35,9 59 64,1 47 36,2 83 63,8 p= 0,916 Total 38 100,0 92 100,0 130 100,0 Ketersediaan fasilitas Ada Tidak Ada 5 13,2 33 86,8 4 4,3 88 95,7 9 6,9 12193,1 p= 0,122 Total 38 100,0 92 100,0 130 100,0 Kemampuan tenaga medis Tidak mampu Mampu 33 86,8 5 13,2 84 91,3 8 8,7 117 90,0 13 10,0 p= 0,522 Total 38 100,0 92 100,0 130 100,0 Pembiayaan Tidak terjangkau Terjangkau 1 2,6 37 97,4 1 1,1 91 98,9 2 1,5 128 98,5 p= 0,501 Total 38 100,0 92 100,0 130 100,0 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan Tabel 7 diatas dapat dilihat hubungan antara faktor- faktor akses pelayanan kesehatan dengan infeksi Chalmydia. Untuk faktor lokasi pelayanan kesehatan primer, hasil diatas menunjukkan pada kelompok ibu yang mendapat infeksi genital Chlamydia, ternyata terdapat 36,8 ibu yang menganggap aksesnya ke pelayanan primer atau puskesmas adalah jauh dari rumahnya. Uji Chi-square diatas diperoleh nilai p yang lebih besar dari 0,05, sehingga dapat dinyatakan bahwa tidak terdapat hubungan antara jarak lokasi ke pelayanan kesehatan primer dengan adanya infeksi Chlamydia. Pemanfaatan pelayanan kesehatan oleh masyarakat juga dipengaruhi oleh ketersediaan fasilitas dan tenaga kesehatan di tempat pelayanan kesehatan tersebut. Berdasarkan Tabel 7 diatas terhadap fasilitas di pelayanan kesehatan, diketahui bahwa pada kelompok ibu yang mendapat infeksi genital Chlamydia, terdapat proporsi yang tinggi yang menganggap tidak adanya fasilitas yang memadai di puskesmas tersebut yaitu 86,8. Namun berdasarkan uji Fisher’s Exact, diperoleh nilai p yang lebih besar dari 0,05, sehingga dapat dinyatakan bahwa tidak terdapat hubungan antara fasilitas pada pelayanan kesehatan primer dengan infeksi Chlamydia. Sedangkan untuk tenaga medis dapat dilihat bahwa dari kelompok ibu yang mengalami infeksi genital Chlamydia, terdapat 86,8 ibu yang menganggap kemampuan tenaga medis di puskesmas tidak mampu untuk mengobati penyakit atau keluhan keputihannya. Berdasarkan uji Fisher’s Exact diatas diperoleh nilai p yang lebih besar dari 0,05, sehingga dapat Universitas Sumatera Utara dinyatakan bahwa tidak terdapat hubungan antara kemampuan tenaga medis puskesmas dengan infeksi Chlamydia. Mengenai keterjangkauan pembiayaan di puskesmas, berdasarkan Tabel 7 diatas pada kelompok ibu yang mendapat infeksi genital Chlamydia, 97,4 menganggap aksesnya ke puskesmas tidak terkendala biaya. Berdasarkan uji Fisher’s Exact diatas diperoleh nilai p yang lebih besar dari 0,05, sehingga dapat dinyatakan bahwa tidak terdapat hubungan antara pembiayaan untuk pelayanan kesehatan primer dengan infeksi Chlamydia.

f. Odds Ratio Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Infeksi

Dokumen yang terkait

Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Yang Berobat Jalan Di Puskesmas Amplas Mengenai Kejang Demam pada Tahun 2014

0 50 80

Psychological Well-Being Pada Individu Dewasa Awal Yang Mengalami Kecacatan Akibat Kecelakaan

4 60 118

Infeksi Chlamydia Trachomatis

0 33 10

Efek domperidon terhadap produksi ASI pada ibu yang melahirkan bayi prematur: uji klinis acak tersamar ganda

4 69 78

Perencanaan lanskap kota Sintang berkelanjutan dengan pendekatan model spasial dinamik

2 19 150

PEMODELAN SPASIAL UNTUK IDENTIFIKASI BANJIR GENANGAN DI WILAYAH KOTA SURAKARTA DENGAN PENDEKATAN METODE Pemodelan Spasial Untuk Identifikasi Banjir Genangan Di Wilayah Kota Surakarta Dengan Pendekatan Metode Rasional (Rational Runoff Method).

0 1 16

Model Pendekatan Syndromic Management dan Pendekatan Analisis Spasial terhadap Infeksi Chlamydia pada Ibu yang Mengalami Vaginal Discharge di Wilayah Kota Medan

0 0 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Infeksi Chlamydia - Model Pendekatan Syndromic Management dan Pendekatan Analisis Spasial terhadap Infeksi Chlamydia pada Ibu yang Mengalami Vaginal Discharge di Wilayah Kota Medan

0 0 39

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Model Pendekatan Syndromic Management dan Pendekatan Analisis Spasial terhadap Infeksi Chlamydia pada Ibu yang Mengalami Vaginal Discharge di Wilayah Kota Medan

0 0 12

MODEL PENDEKATAN SYNDROMIC MANAGEMENT DAN PENDEKATAN ANALISIS SPASIAL TERHADAP INFEKSI CHLAMYDIA PADA IBU YANG MENGALAMI VAGINAL DISCHARGE DI WILAYAH KOTA MEDAN DISERTASI JULIANDI HARAHAP

0 0 32