Higiene dan Sanitasi Akses Pelayanan Kesehatan Primer

dengan menggunakan pengobatan tradisional baik ramuan maupun jamu. Selain itu secara persepsi, wanita menganggap adanya cairan vagina merupakan infeksi biasa yang dialami wanita dan merupakan keluhan yang sering hilang timbul akibat kebiasaan yang kurang hygienis pada vagina dan kelembaban vagina, sehingga cenderung membiarkannya Nurbaeti, 2010.

5.3. Higiene dan Sanitasi

Masalah higiene dan sanitasi merupakan masalah yang saling berkaitan dan sulit dipisah satu dengan lainnya. Secara sederhana pengertian higiene adalah bagaimana cara orang memelihara dan juga melindungi diri agar tetap sehat sedangkan sanitasi adalah suatu usaha pencegahan penyakit yang menitikberatkan kegiatannya kepada usaha- usaha kesehatan lingkungan. Pada penelitian ini kaitannya dengan vaginal discharge dan infeksi Chlamydia, masalah higiene adalah masalah personal higiene, sedangkan untuk sanitasi kaitannya dengan sumber air. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa sumber air, frekuensi mandi, penggunaan sabun setelah BAB, penggunaan pembalut tipis, maupun jenis pembalut saat haid ternyata tidak mempunyai nilai yang signifikan terhadap infeksi Chlamydia. Namun penggunaan jenis jamban yaitu jamban duduk ternyata mempunyai hubungan yang signifikan terhadap infeksi Chlamydia dengan odds ratio 3,724, yang bermakna penggunaan jamban duduk mempunyai risiko 3,7 kali lebih besar terhadap terjadinya infeksi Chlamydia. Universitas Sumatera Utara

5.4. Akses Pelayanan Kesehatan Primer

Secara umum pemanfaatan pelayanan kesehatan primer dipengaruhi oleh persepsi individu tentang pelayanan kesehatan itu sendiri. Beberapa faktor fisik seperti misalnya jarak dari tempat pelayanan tersebut, kekurangan alat-alat dan fasilitas lainnya di tempat pelayanan, petugas penyedia pelayanan, pembiayaan untuk transportasi dan pengobatan sering menjadi kendala bagi seseorang. Selain itu kendala non fisik juga sangat mempengaruhi pemanfaatan pelayanan kesehatan seperti masalah sosial budaya termasuk kurangnya kesadaran tentang masalah-masalah kesehatan, stigma penyakit yang menyebabkan rasa malu untuk berobat dan persepsi wanita terhadap kesesuaian pelayanan Koblinsky,1997. Pada penelitian ini akses pelayanan kesehatan tersebut, dinilai dari persepsi ibu terhadap jarak puskesmas, fasilitas dan kemampuan tenaga medis dalam menangani masalah keputihan ibu serta masalah pembiayaan. Berdasarkan hasil analisis hubungan variabel-variabel tersebut dengan infeksi Chlamydia, ternyata diperoleh hasil yang tidak signifikan. Namun secara deskriptif dapat digambarkan bahwa, terhadap jarak mayoritas ibu menyatakan sebenarnya jarak rumahnya ke pelayanan kesehatan primer puskesmas tidak jauh 63,8. Ini berarti untuk transportasi ke puskesmas relatif tidak menjadi kendala. Namun terhadap persepsi ketersediaan fasilitas untuk pemeriksaan sehubungan dengan masalah keputihan, mayoritas ibu menyatakan fasilitas tersebut tidak Universitas Sumatera Utara tersedia 93,1. Demikian juga terhadap kemampuan petugas pelayanan kesehatan, dimana mayoritas ibu menyatakan petugas medis di puskesmas tidak mampu untuk mengobati masalah keputihannya 90. Sedangkan mengenai pembiayaan yang mungkin diperlukan saat mendapatkan pelayanan di puskesmas, mayoritas ibu menyatakan bahwa umumnya pembiayaan di puskesmas dapat terjangkau 98,5. Untuk mengatasi masalah pembiayaan yang tinggi saat melakukan pengobatan, Pemerintah juga telah menyelenggarakan program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat Jamkesmas terutama bagi warga tidak mampu dan warga miskin. Masyarakat yang tinggal di Kota Medan sebenarnya juga dapat memperoleh pelayanan puskesmas secara gratis berdasarkan program Jaminan Pelayanan Kesehatan JPK yang diberikan oleh Pemerintah Kota Medan seperti program Medan Sehat JPK Medan Sehat. Berdasarkan program ini masyarakat dapat memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada di 39 Puskesmas Kota Medan dan 21 Rumah Sakit yang telah ditetapkan Dinas Kesehatan Kota Medan Dinas Kesehatan Kota Medan, 2011. Kendala lain yang dinyatakan ibu terhadap pelayanan puskesmas adalah pelayanannya yang lama dan kurang memuaskan.

5.5. Model Prediksi Chlamydia

Dokumen yang terkait

Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Yang Berobat Jalan Di Puskesmas Amplas Mengenai Kejang Demam pada Tahun 2014

0 50 80

Psychological Well-Being Pada Individu Dewasa Awal Yang Mengalami Kecacatan Akibat Kecelakaan

4 60 118

Infeksi Chlamydia Trachomatis

0 33 10

Efek domperidon terhadap produksi ASI pada ibu yang melahirkan bayi prematur: uji klinis acak tersamar ganda

4 69 78

Perencanaan lanskap kota Sintang berkelanjutan dengan pendekatan model spasial dinamik

2 19 150

PEMODELAN SPASIAL UNTUK IDENTIFIKASI BANJIR GENANGAN DI WILAYAH KOTA SURAKARTA DENGAN PENDEKATAN METODE Pemodelan Spasial Untuk Identifikasi Banjir Genangan Di Wilayah Kota Surakarta Dengan Pendekatan Metode Rasional (Rational Runoff Method).

0 1 16

Model Pendekatan Syndromic Management dan Pendekatan Analisis Spasial terhadap Infeksi Chlamydia pada Ibu yang Mengalami Vaginal Discharge di Wilayah Kota Medan

0 0 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Infeksi Chlamydia - Model Pendekatan Syndromic Management dan Pendekatan Analisis Spasial terhadap Infeksi Chlamydia pada Ibu yang Mengalami Vaginal Discharge di Wilayah Kota Medan

0 0 39

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Model Pendekatan Syndromic Management dan Pendekatan Analisis Spasial terhadap Infeksi Chlamydia pada Ibu yang Mengalami Vaginal Discharge di Wilayah Kota Medan

0 0 12

MODEL PENDEKATAN SYNDROMIC MANAGEMENT DAN PENDEKATAN ANALISIS SPASIAL TERHADAP INFEKSI CHLAMYDIA PADA IBU YANG MENGALAMI VAGINAL DISCHARGE DI WILAYAH KOTA MEDAN DISERTASI JULIANDI HARAHAP

0 0 32