Infeksi Chlamydia Epidemiologi TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Infeksi Chlamydia

Infeksi Chlamydia trachomatis di negara-negara maju seperti Amerika Serikat dan Inggris sudah dianggap sebagai suatu masalah utama kesehatan masyarakat. Hal ini disebabkan infeksi Chlamydia ini merupakan infeksi menular seksual yang paling tinggi prevelensinya dibandingkan infeksi menular seksual lainnya. Selain itu infeksi Chlamydia ini umumnya bersifat asimptomatik sehingga penderita tidak menyadarinya dan tidak pergi untuk berobat Tolan, 2008. Infeksi Chlamydia sebagai suatu penyakit menular seksual STI = Sexually Transmitted Infection dapat melibatkan beberapa organ, yaitu cerviks, urethra, salping, uterus dan epidydimis. Infeksi Chlamydia dapat menimbukan pelvic inflammatory disease PID yang dapat menyebabkan infertilitas dan kehamilan ektopik yang bisa berakibat fatal. Di Amerika Universitas Sumatera Utara berbagai laporan infeksi Chlamydia merupakan satu penyebab tersering terjadinya infertilitas pada wanita. Sementara di Indonesia sampai saat ini belum ada data yang pasti mengenai infeksi Chlamydia serta hubungannya dengan infertilitas CDC,2007; Tolan, 2008. Dalam jangka pendek maupun jangka panjang, infeksi Chlamydia yang tidak terobati dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius, baik pada pria dan wanita, demikian juga pada bayi yang dilahirkan dari ibu yang telah terinfeksi. Infeksi Chlamydia juga dapat menyebabkan penyakit lain seperti conjunctivitis, pneumonia, Fitz-Hugh-Curtis syndrome inflamasi dari liver capsule, dan trachoma yang dapat menyebabkan kebutaan. 2.2. Mikrobiologi Chlamydia 2.2.1. Morfologi Chlamydia merupakan bakteri obligat intraselular, hanya dapat berkembang biak di dalam sel eukariot hidup dengan membentuk semacam koloni atau mikrokoloni yang disebut Badan Inklusi BI. Chlamydia membelah secara benary fision dalam badan intrasitoplasma. Chlamydia trachomatis berbeda dari kebanyakan bakteri karena berkembang mengikuti suatu siklus pertumbuhan yang unik dalam dua bentuk yang berbeda, yaitu berupa Badan Inisial yang terdiri dari Elementary Body EB dan Reticulate Body RB. Badan elementer ukurannya lebih kecil 300 nm terletak ekstraselular dan merupakan Universitas Sumatera Utara bentuk yang infeksius, sedangkan badan retikulat lebih besar 1 um, terletak intraselular dan tidak infeksius. Morfologi inklusinya adalah bulat dan terdapat glikogen di dalamnya. Chlamydia trachomatis peka terhadap sulfonamida, memiliki plasmid, dan jumlah immunotypenya adalah 15 yaitu A-C menyebabkan trachoma, D-K menyebabkan infeksi saluran genital, dan L1-L3 menyebabkan lymphogranuloma venerum Debra, 2008; CDC, 2006; Karmila, 2001.

2.2.2. Klasifikasi

Klasifikasi ilmiah dari Chlamydia trachomatis adalah sebagai berikut: ordo Chlamydiales, famili Chlamydiaceae, genus Chlamydia dan spesies Chlamydia trachomatis

2.2.3. Siklus Hidup

Secara singkat, siklus perkembangan Chlamydia trachomatis dapat dilihat dalam Gambar 2.1 dibawah ini. Chlamydia mempunyai siklus hidup yang unik, dimana terjadi pergantian antara siklus non-replicating elementary body yang infeksius dan siklus replikasi retikulat body yang tidak infeksius. Universitas Sumatera Utara Gambar 1. Siklus Perkembangan Chamydia trachomatis Elementary body merupakan bentuk pathogen mirip seperti spora. Bakteri ini akan merangsang endocytosisnya setelah kontak dengan sel host yang potensial. Sekali memasuki sel, elementary body akan bertambah banyak sebagai hasil interaksinya dengan glikogen, dan merubahnya menjadi bentuk vegetatif, relikulate body. Bentuk retikulate membelah setiap 2-3 jam dan mempunyai masa inkubasi 7-21 hari dalam sel hostnya. Setelah pembelahan, berubah kembali menjadi bentuk elementary dan dilepaskan dari sel melalui exocytosis Tolan, 2008; Karmila, 2001.

2.3. Epidemiologi

Menurut WHO 2007 diperkirakan 4 juta kasus infeksi Chlamydia dilaporkan setiap tahunnya di Amerika Serikat dengan prevalensi secara Universitas Sumatera Utara keseluruhan 5. Pada kelompok berisiko prevelensinya lebih tinggi yaitu pada kelompok remaja wanita yang seksual aktif, dengan insidensi 10. Prevalensi Chlamydia mencapai 14 pada remaja wanita Amerika Afrika usia 18-26 tahun dan 17 dari remaja ini dalam 12 bulan sebelumnya mempunyai riwayat terinfeksi gonorrhoe atau Chlamydia. Hampir 100.000 neonatus terpapar Chlamydia setiap tahunnya. Infeksi Chlamydia yang asimptomatik lebih banyak terjadi pada wanita dibandingkan pria yaitu 80 banding 50 Kohl, et al, 2003. Namun wanita lebih mungkin mengalami komplikasi jangka panjang seperti chronic pelvic pain, PID dan infertilitas. Prevalensi tertinggi terdapat pada kelompok umur remaja wanita usia 15 - 24 tahun yaitu 46 pada usia 15 -19 tahun dan 33 pada usia 20 – 24 tahun. Mukosa vagina dan jaringan cervix pada wanita yang berusia muda bersifat immature sehingga ini menyebabkan mereka lebih rentan terhadap infeksi genitalia dibandingkan wanita yang lebih tua WHO, 2007b. Infeksi Chlamydia sering dijumpai pada kelompok sosio-ekonomi lemah dan pada orang yang tinggal di kota. 2.4. Manifestasi Infeksi Chlamydia 2.4.1. Infeksi Ocular

Dokumen yang terkait

Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Yang Berobat Jalan Di Puskesmas Amplas Mengenai Kejang Demam pada Tahun 2014

0 50 80

Psychological Well-Being Pada Individu Dewasa Awal Yang Mengalami Kecacatan Akibat Kecelakaan

4 60 118

Infeksi Chlamydia Trachomatis

0 33 10

Efek domperidon terhadap produksi ASI pada ibu yang melahirkan bayi prematur: uji klinis acak tersamar ganda

4 69 78

Perencanaan lanskap kota Sintang berkelanjutan dengan pendekatan model spasial dinamik

2 19 150

PEMODELAN SPASIAL UNTUK IDENTIFIKASI BANJIR GENANGAN DI WILAYAH KOTA SURAKARTA DENGAN PENDEKATAN METODE Pemodelan Spasial Untuk Identifikasi Banjir Genangan Di Wilayah Kota Surakarta Dengan Pendekatan Metode Rasional (Rational Runoff Method).

0 1 16

Model Pendekatan Syndromic Management dan Pendekatan Analisis Spasial terhadap Infeksi Chlamydia pada Ibu yang Mengalami Vaginal Discharge di Wilayah Kota Medan

0 0 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Infeksi Chlamydia - Model Pendekatan Syndromic Management dan Pendekatan Analisis Spasial terhadap Infeksi Chlamydia pada Ibu yang Mengalami Vaginal Discharge di Wilayah Kota Medan

0 0 39

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Model Pendekatan Syndromic Management dan Pendekatan Analisis Spasial terhadap Infeksi Chlamydia pada Ibu yang Mengalami Vaginal Discharge di Wilayah Kota Medan

0 0 12

MODEL PENDEKATAN SYNDROMIC MANAGEMENT DAN PENDEKATAN ANALISIS SPASIAL TERHADAP INFEKSI CHLAMYDIA PADA IBU YANG MENGALAMI VAGINAL DISCHARGE DI WILAYAH KOTA MEDAN DISERTASI JULIANDI HARAHAP

0 0 32