Analisis Spatial Infeksi Genital Chlamydia di Kota Medan Pola Penyebaran Kasus Chlamydia di Kota Medan

4.4. Analisis Spatial Infeksi Genital Chlamydia di Kota Medan

Analisis spasial merupakan salah satu cara yang paling berguna dalam epidemiologi dalam mengidentifikasi area geografis dan kelompok populasi yang memiliki risiko tinggi terhadap suatu penyakit, menganalisis risiko dan penyebaran penyakit. Pemetaan pola penyakit efektif dalam usaha eliminasi penyakit dengan cara penjangkauan dan skrining di area gografis yang terpapar penyebaran penyakit tersebut. Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa hasil analisis spasial ini dapat dikomunikasi bagi pengambilan keputusan untuk pencegahan, pemberian informasi dan intervensi kesehatan serta pemantauan penyakit. Pada penelitian ini sistem informasi geografis akan digunakan untuk mapping tingkat kerawanan infeksi Chlamydia dan analisis faktor risiko berdasarkan distribusi infeksi Chlamydia di Kota Medan. Mapping infeksi Chlamidya ini berdasarkan peta wilayah Kota Medan yang terbagi atas 21 wilayah kecamatan. Untuk pengumpulan data spasial dilakukan kunjungan rumah baik terhadap subjek penelitian dari data sekunder maupun data primer, sehingga dapat diperoleh koordinat lokasi rumah untuk pemetaan wilayah berdasarkan kecamatan dengan menggunakan alat Global Positioning System GPS yaitu Garmin’s eTrex. Beberapa data sekunder lainnya berdasarkan wilayah kecamatan digunakan dalam analisis spasial ini, seperti data kepadatan penduduk, jumlah tenaga kesehatan dan jumlah puskesmas. Universitas Sumatera Utara

a. Pola Penyebaran Kasus Chlamydia di Kota Medan

Pada penelitian tahap I yang merupakan data primer diperoleh kasus infeksi Chlamydia yang positif sebanyak 38 kasus, dimana proporsi penyebarannya di wilayah Kota Medan berdasarkan kecamatan seperti tampak pada Tabel 19 dibawah ini. Tabel 19. Distribusi Penyebaran Kasus Infeksi Chlamydia trachomatis Berdasarkan Data Primer di Kota Medan Kecamatan Jumlah Kunjungan Jumlah Kasus + Proporsi kasus Medan Tembung Medan Perjuangan Medan Selayang Medan Helvetia Medan Amplas Medan Timur Medan Maimun Medan Marelan Medan Denai Medan Sunggal Medan Johor Medan Kota Medan Petisah Medan Tuntungan Medan Area Medan Barat Medan Baru Medan Polonia Medan Belawan Medan Labuhan Medan Deli 11 8 12 4 6 6 5 1 11 10 9 8 3 14 6 6 2 3 5 5 4 2 3 3 3 1 3 2 1 1 3 2 2 1 2 13,2 10,8 5,3 0,0 7,9 7,9 7,7 0,0 2,6 7,9 5,3 2,6 2,6 7,9 5,3 5,3 2,6 0,0 0,0 0,0 5,3 Total 130 38 100 Berdasarkan Tabel 19 diatas proporsi kasus Chlamydia di Kota Medan dijumpai jumlah kasus yang terbanyak terdapat di Kecamatan Medan Tembung diikuti oleh Kecamatan Medan Perjuangan. Secara Universitas Sumatera Utara geografis penyebaran kasus Chlamydia tersebut dapat dilihat pada peta berikut. Gambar 13. Pola Penyebaran Kasus Infeksi Chlamydia di Kota Medan Berdasarkan Data Primer Berdasarkan hasil nilai NNA nearest neighborhood analysis didapatkan nilai R= 0,86522 dengan nilai Z value = -1,58945, yang artinya bentuk penyebaran terdistribusi secara random karena nilai R yang mendekati random R = 1,00. Pada peta juga terlihat bahwa hampir seluruh wilayah Universitas Sumatera Utara di Kota Medan ditemukan kasus Chlamydia, tetapi tidak ada kasus Chlamydia yang mengelompok. Pada penelitian tahap II yang menganalisa data sekunder, diperoleh jumlah kasus positif Chlamydia sebanyak 74 kasus, sedangkan pada tahap I dengan menggunakan data primer diperoleh jumlah kasus positif Chlamydia sebanyak 38 kasus, sehingga jumlah seluruh kasus sebanyak 112 kasus positif Chlamydia dengan pemeriksaan PCR. Dari 74 kasus yang positif infeksi Chlamydia pada tahap II ini, proporsi penyebarannya di wilayah Kota Medan berdasarkan kecamatan seperti tampak pada Tabel 20 dibawah ini. Tabel 20. Distribusi Penyebaran Kasus Infeksi Chlamydia trachomatis Berdasarkan Data Sekunder di Kota Medan Kecamatan Jumlah Kunjungan Jumlah Kasus + Proporsi kasus Medan Tembung Medan Perjuangan Medan Selayang Medan Helvetia Medan Amplas Medan Timur Medan Maimun Medan Marelan Medan Denai Medan Sunggal Medan Johor Medan Kota Medan Petisah Medan Tuntungan Medan Area Medan Barat Medan Baru Medan Polonia Medan Belawan Medan Labuhan Medan Deli 32 17 13 8 10 9 6 6 12 12 8 8 10 5 8 8 6 5 2 3 2 12 8 7 6 5 4 3 4 4 3 3 3 3 2 2 1 1 1 1 1 16,2 10,8 9,5 8,1 6,8 5,4 4,1 5,4 5,4 4,1 4,1 4,1 4,1 2,7 2,7 1,4 1,4 1,4 1,4 1,4 0,0 Total 190 74 100 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan Tabel 20 diatas tampak bahwa terutama terdapat dua wilayah kecamatan dengan jumlah kasus infeksi genital Chlamydia terbanyak yaitu Kecamatan Medan Tembung diikuti oleh Kecamatan Medan Perjuangan, dimana ternyata kedua kecamatan ini juga yang mempunyai jumlah kasus terbanyak pada penelitian data primer diatas. Secara geografis penyebaran kasus Chlamydia tersebut dapat dilihat pada peta berikut. Gambar 14. Pola Penyebaran Kasus Infeksi Chlamydia di Kota Medan Berdasarkan Data Sekunder Berdasarkan hasil nilai NNA nearest neighborhood analysis didapatkan nilai R= 0,783382 dengan nilai Z value = -3,54068, yang artinya bentuk penyebaran terdistribusi secara merata ke arah bentuk atau kecenderung Universitas Sumatera Utara ke arah mengelompok. Pada peta juga terlihat bahwa hampir seluruh wilayah di Kota Medan ditemukan kasus Chlamydia, tetapi ada kasus Chlamydia yang mengelompok pada bagian tengah wilayah Kota Medan. Berdasarkan data primer dan data sekunder tersebut, maka secara keseluruhan pola penyebaran kasus Chlamydia di Kota Medan dengan jumlah 112 kasus positif Chlamydia seperti tampak pada Gambar 15 dibawah ini. Gambar 15. Pola Penyebaran Kasus Infeksi Chlamydia di Kota Medan Universitas Sumatera Utara Berdasarkan hasil nilai NNA nearest neighborhood analysis didapatkan nilai R= 0,778479 dengan nilai Z value = -4,4 yang artinya bentuk penyebaran terdistribusi secara merata ke arah bentuk atau kecenderung ke arah mengelompok. Pada peta juga terlihat bahwa hampir seluruh wilayah di Kota Medan ditemukan kasus Chlamydia, tetapi ada kasus Chlamydia yang mengelompok pada bagian tengah wilayah. Dengan demikian pola penyebaran kasus infeksi Chlamydia di Kota Medan adalah terdistribusi merata di seluruh wilayah Kota Medan, namun terdapat pola yang mengelompok di bagian tengah Kota Medan seperti tampak pada Kecamatan Medan Perjuangan.

b. Model Klinis dan Penyebaran Kasus Chlamydia

Dokumen yang terkait

Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Yang Berobat Jalan Di Puskesmas Amplas Mengenai Kejang Demam pada Tahun 2014

0 50 80

Psychological Well-Being Pada Individu Dewasa Awal Yang Mengalami Kecacatan Akibat Kecelakaan

4 60 118

Infeksi Chlamydia Trachomatis

0 33 10

Efek domperidon terhadap produksi ASI pada ibu yang melahirkan bayi prematur: uji klinis acak tersamar ganda

4 69 78

Perencanaan lanskap kota Sintang berkelanjutan dengan pendekatan model spasial dinamik

2 19 150

PEMODELAN SPASIAL UNTUK IDENTIFIKASI BANJIR GENANGAN DI WILAYAH KOTA SURAKARTA DENGAN PENDEKATAN METODE Pemodelan Spasial Untuk Identifikasi Banjir Genangan Di Wilayah Kota Surakarta Dengan Pendekatan Metode Rasional (Rational Runoff Method).

0 1 16

Model Pendekatan Syndromic Management dan Pendekatan Analisis Spasial terhadap Infeksi Chlamydia pada Ibu yang Mengalami Vaginal Discharge di Wilayah Kota Medan

0 0 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Infeksi Chlamydia - Model Pendekatan Syndromic Management dan Pendekatan Analisis Spasial terhadap Infeksi Chlamydia pada Ibu yang Mengalami Vaginal Discharge di Wilayah Kota Medan

0 0 39

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Model Pendekatan Syndromic Management dan Pendekatan Analisis Spasial terhadap Infeksi Chlamydia pada Ibu yang Mengalami Vaginal Discharge di Wilayah Kota Medan

0 0 12

MODEL PENDEKATAN SYNDROMIC MANAGEMENT DAN PENDEKATAN ANALISIS SPASIAL TERHADAP INFEKSI CHLAMYDIA PADA IBU YANG MENGALAMI VAGINAL DISCHARGE DI WILAYAH KOTA MEDAN DISERTASI JULIANDI HARAHAP

0 0 32