Pelayanan Kesehatan Sanitasi Pendekatan Syndromic Management Infeksi Menular Seksual

Pengetahuan dan sikap sehubungan infeksi menular seksual akan mempengaruhi tindakan seorang individu dalam mengambil langkah- langkah pencegahan likelihood of action seperti penggunaan kondom, melakukan pemeriksaan sedini mungkin maupun mencari pengobatan. Pada kelompok risiko rendah, umumnya pengetahuan tentang infeksi Chlamydia masih rendah. Wanita yang pernah terpapar infeksi Chlamydia mempunyai pengetahuan yang lebih baik dibandingkan wanita yang belum pernah menderita infeksi Chlamydia. Kesadaran wanita tentang adanya infeksi Chlamydia masih rendah dibandingkan kesadaran mereka terhadap penyakit lainnya seperti HIVAIDS dan gonorrhoe. Penelitian tentang persepsi seseorang terhadap risiko infeksi Chlamydia genital menunjukkan hanya 18.9 responden yang merasa terancam oleh infeksi Chlamydia, mayoritas responden tidak mengetahui apakah mereka berisiko terinfeksi atau tidak Kellock et al, 1999.

g. Pelayanan Kesehatan

Penanggulangan infeksi menular seksual sering sebenarnya dapat dilakukan oleh pelayanan kesehatan tingkat dasar, namum penderita lebih memiliki preferensi untuk mencari pengobatan dari pelayanan kesehatan swasta yang dipercaya lebih bermutu tenaga kesehatannya, mudah terakses, dan tidak terstigmatisasi dibanding memanfaatkan pelayanan kesehatan primer seperti puskesmas WHO, 2007a. Universitas Sumatera Utara

h. Sanitasi

Penelitian di Vietnam, tentang infeksi saluran reproduksi menyatakan wanita Vietnam percaya terjadinya infeksi tersebut oleh karena sanitasi air yang jelek dan higiene personal yang kurang Nguyen, 2002. Higiene personal dapat mempengaruhi lingkungan vagina, sehingga memudahkan infeksi secara endogen. Suatu penelitian di Pakistan menemukan bahwa wanita dengan higiene yang baik saat menstruasi dan frekuensi mandi yang lebih sering, secara signifikan resiko infeksi saluran reproduksinya lebih rendah Nayab, 2002.

2.11. Pendekatan Syndromic Management Infeksi Menular Seksual

World Health Organization WHO telah memperkenalkan suatu pendekatan dalam menegakkan diagnosa dan pengobatan terhadap infeksi menular seksual yang disebut sebagai syndromic management atau syndromic case management WHO, 2007c. Syndromic management ini merupakan pendekatan sindromik yang menggunakan suatu alur diagnostik flowchart berdasarkan gejala-gejala atau keluhan pasien dan tanda-tanda dari hasil pemeriksaan. Pendekatan ini sangat mudah, oleh karenanya dapat digunakan pada sarana pelayanan kesehatan primer dimana tenaga kesehatan maupun fasilitas laboratorium yang tersedia masih terbatas. Universitas Sumatera Utara Beberapa gambaran kunci dalam syndromic management adalah: a. Bersifat problem oriented merespon apa keluhan pasien. b. Sangat sensitif dan dapat mendiagnosa adanya infeksi campuran. c. Dapat digunakan sebagai dasar pengobatan saat pasien pertama kali datang. d. Membuat pelayanan infeksi menular seksual mudah diakses di tingkat pelayanan primer. e. Menggunakan langkah-langkah yang logis berdasarkan flowchart. f. Melakukan edukasi dan konseling. Tujuan syndromic management ini adalah mengidentifikasi satu dari tujuh sindroma yang terdapat pada tabel dibawah ini dan penanganannya WHO, 2007d. Universitas Sumatera Utara Tabel 2. Tanda dan Gejala Utama Infeksi Menular Sexual dan Penyebabnya Sindroma Gejala Tanda Penyebab Paling Umum Vaginal discharge Unusual vaginal discharge Vaginal itching Dysuria pain on urination Dyspareunia pa in during sexual intercourse Abnormal vaginal Discharge Vaginitis: – Trichomoniasis – Candidiasis Cervicitis: – Gonorrhoea – Chlamydia Urethral discharge Urethral discharge Dysuria Frequent urination Urethral discharge if necessary ask patient to milk urethra Gonorrhoea Chlamydia Genital ulcer Genital sore Genital ulcer Syphilis Chancroid Genital herpes Lower abdominal pain Lower abdominal pain Dyspareunia Vaginal discharge Lower abdominal tenderness on palpation Temperature 38° Gonorrhoea Chlamydia Mixed anaerobes Scrotal swelling Scrotal pain and Swelling Scrotal swelling Gonorrhoea Chlamydia Inguinal bubo Painful enlarged inguinal lymph nodes Enlarged inguinal lymph nodes Fluctuation Abscesses or fistulae LGV Chancroid Neonatal conjunctivitis Swollen eyelids Discharge Baby cannot open eyes Oedema of the eyelids Purulent discharge Gonorrhoea Chlamydia Universitas Sumatera Utara Berikut merupakan salah satu contoh flowchart atau alur diagnostik yang digunakan dalam syndromic management, diantaranya terhadap sindroma vaginal discharge. Gambar 3. Alur Diagnostik Sindroma Vaginal Discharge Namun pendekatan syndromic management untuk menegakkan diagnosa dan pengobatan terhadap infeksi menular seksual dalam aplikasinya masih banyak diperdebatkan kegunaannya Clark et al., 2009. Beberapa penelitian menunjukkan kelemahan pendekatan tersebut, sehingga penelitian lainnya mencoba memodifikasi pendekatan syndromic management agar menemukan suatu pendekatan yang lebih tepat dalam menegakkan diagnosa dan pengobatan infeksi menular seksual maupun terhadap infeksi Chlamydia. Universitas Sumatera Utara Untuk menegakkan diagnosis infeksi Chlamydia ini, berbagai pendekatan melalui penelitian-penelitian telah dilakukan untuk mendapatkan cara yang terbaik dalam menegakkan diagnosa dengan pendekatan yang sederhana dan tanpa pemeriksaan laboratorium yang sulit dan mahal. Penelitian di India, menggunakan pendekatan secara algoritme berdasarkan adanya keluhan vaginal discharge, risiko pasangan dan penilaian discharge ternyata tidak bermanfaat dalam memprediksi infeksi Chlamydia karena sensitivitasnya hanya 5 meskipun spesifisitasnya 93 Vishwanath et al., 2000. Sedangkan penelitian di Peru, skreening untuk Chlamydia dan atau gonorrhoe dengan menggunakan pendekatan syndromic management yang meliputi keluhan dysuria dan atau genital discharge pada wanita, memiliki nilai sensitivitas dan spesifisitas yang rendah yaitu 48,1 dan 44,4 Clark et al., 2009. Berdasarkan konsep diatas, maka pendekatan syndromic management pada penelitian ini adalah suatu pendekatan diagnostik terhadap adanya infeksi Chlamydia berdasarkan gejala dan tanda yang meliputi ada tidaknya gejala gatal, nyeri perut bawah, sakit saat hubungan seksual, bau vaginal discharge, warna vaginal discharge, konsistensi vaginal discharge dan pemeriksaan spekulum untuk menilai ada tidaknya radang pada vagina dan cerviks. Penelitian di Turki dengan menggunakan algoritme syndromic management WHO tanpa pemeriksaan spekulum mendapatkan nilai sensitifitas 9 dan spesitifitas 96, tetapi bila disertai pemeriksaan spekulum diperoleh nilai sensitivitas 47 dan spesifisitas 56 Ronsmans et al., 1996. Universitas Sumatera Utara Tanda utama adanya infeksi Chlamydia adalah adanya vaginal discharge WHO, 2007b. Vaginal discharge tersebut umumnya bersifat berbau, mucopurulen dan berwarna kekuningan seperti mukus yang berasal dari cerviks yang terinfeksi. Penelitian infeksi Chlamydia di India mendapatkan 58 subjek mengalami vaginal discharge dan 32 mengalami sakit perut bagian bawah Patel et al.,2010.

2.12. Sistem Informasi Geografis dan Kesehatan Masyarakat

Dokumen yang terkait

Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Yang Berobat Jalan Di Puskesmas Amplas Mengenai Kejang Demam pada Tahun 2014

0 50 80

Psychological Well-Being Pada Individu Dewasa Awal Yang Mengalami Kecacatan Akibat Kecelakaan

4 60 118

Infeksi Chlamydia Trachomatis

0 33 10

Efek domperidon terhadap produksi ASI pada ibu yang melahirkan bayi prematur: uji klinis acak tersamar ganda

4 69 78

Perencanaan lanskap kota Sintang berkelanjutan dengan pendekatan model spasial dinamik

2 19 150

PEMODELAN SPASIAL UNTUK IDENTIFIKASI BANJIR GENANGAN DI WILAYAH KOTA SURAKARTA DENGAN PENDEKATAN METODE Pemodelan Spasial Untuk Identifikasi Banjir Genangan Di Wilayah Kota Surakarta Dengan Pendekatan Metode Rasional (Rational Runoff Method).

0 1 16

Model Pendekatan Syndromic Management dan Pendekatan Analisis Spasial terhadap Infeksi Chlamydia pada Ibu yang Mengalami Vaginal Discharge di Wilayah Kota Medan

0 0 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Infeksi Chlamydia - Model Pendekatan Syndromic Management dan Pendekatan Analisis Spasial terhadap Infeksi Chlamydia pada Ibu yang Mengalami Vaginal Discharge di Wilayah Kota Medan

0 0 39

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Model Pendekatan Syndromic Management dan Pendekatan Analisis Spasial terhadap Infeksi Chlamydia pada Ibu yang Mengalami Vaginal Discharge di Wilayah Kota Medan

0 0 12

MODEL PENDEKATAN SYNDROMIC MANAGEMENT DAN PENDEKATAN ANALISIS SPASIAL TERHADAP INFEKSI CHLAMYDIA PADA IBU YANG MENGALAMI VAGINAL DISCHARGE DI WILAYAH KOTA MEDAN DISERTASI JULIANDI HARAHAP

0 0 32