2.12. 3. Sistem Informasi Geografis Terhadap Infeksi Chlamydia di Kota Medan
Dengan menggunakan sistem informasi geografis ini, infeksi Chlamydia di Kota dapat diketahui penyebarannya serta faktor-faktor
risiko yang dapat digunakan dalam memprediksi terjadinya infeksi Chlamydia, dengan demikian dapat dilakukan tindak lanjut
penanganannya. Beberapa hasil penelitian menunjukkan adanya manfaat sistem infromasi geografis.
Hasil penelitian Michaud, et al pada tahun 2003 di Baltimore mendapatkan bahwa pemetaan pola penyakit ternyata efektif dalam usaha
eliminasi penyakit syphilis dengan cara memfokuskan penjangkauan dan screening di area geografis yang terpapar penyebaran penyakit tersebut.
Suatu penelitian infeksi menular seksual tentang penyebaran gonorrhoe di Baltimore mendapatkan bahwa daerah yang diketahui kasus
gonorrhoenya tinggi ternyata tidak menunjukkan adanya hubungan dengan infeksi gonorrhoe yang berulang Bernstein et al, 2004.
Penelitian tentang kejadian demam dengue dan deteksi vektornya di Brazil, menunjukkan adanya risiko penularan dengue secara geografis
dan temporal de Melo, et al, 2012. Penelitian SIG oleh Sithiprasasna et al 2003, menunjukkan bahwa penggunaan SIG mampu memprediksi
perubahan habitat nyamuk sebagai vektor penyakit malaria di Thailand.
Universitas Sumatera Utara
Pada penelitian ini sistem informasi geografis akan digunakan untuk mapping tingkat kerawanan infeksi Chlamydia dan mapping serta
analisis faktor risiko berdasarkan distribusi infeksi Chlamydia di Kota Medan. Mapping infeksi chlamidya ini berdasarkan peta wilayah Kota
Medan yang terbagi atas 21 wilayah kecamatan dan sarana pelayanan kesehatan primer yang terdiri dari 39 puskesmas Induk 13 puskesmas
rawat inap dan 26 puskesmas rawat jalan. Lokasi subjek penelitian yang menderita vaginal discharge akan ditentukan berdasarkan alamatnya dan
dibuat koordinatnya sesuai data yang diperoleh dari alat GPS Global Positioning System, demikian juga terhadap lokasi puskesmas di Kota
Medan. Dengan menggunakan tehnik buffer dalam sistem informasi geografis, akan diketahui zona pelayanan kesehatan puskesmas tersebut
terhadap distribusi infeksi Chlamydia di wilayah kerja puskesmas tersebut.
Universitas Sumatera Utara
2.13. Kerangka Teori