Infeksi Chlamydia sering dijumpai pada kelompok sosio-ekonomi lemah dan pada orang yang tinggal di kota. Penelitian Nayab 2002 di
Pakistan mengenai prevalensi infeksi saluran reproduksi menunjukkan bahwa kelompok wanita dengan status ekonomi yang rendah lima kali
lebih berisiko terinfeksi dibanding kelompok wanita dengan status ekonomi yang lebih tinggi.
d. Pasangan Seksual
Memiliki pasangan seksual lebih dari satu atau berganti-ganti pasangan seksual merupakan faktor risiko untuk terinfeksi chlamidia.
Perilaku seksual pasangan yang beresiko, jenis pekerjaan yang menyebabkan pasangan meninggalkan rumah untuk beberapa waktu juga
menjadi faktor predisposisi infeksi Chlamydia WHO, 2007b.
e. Infeksi Menular Seksual
Pasien dengan penyakit menular seksual tertentu merupakan suatu faktor yang dapat meningkatkan terjadinya infeksi penyakit menular sexual
lainnya co-infeksi. Penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara adanya riwayat penyakit menular seksual lainnya
terhadap infeksi Chlamydia Mawak et al, 2011. Oleh karena itu adanya infeksi Chlamydia juga dapat digunakan sebagai prediksi atau petunjuk
adanya infeksi menular seksual lainnya.
Universitas Sumatera Utara
Ko-infeksi infeksi Chlamydia yang paling sering adalah gonorrhea. Sekitar 40 wanita dan 20 pria yang terinfeksi Chlamydia, juga
terinfeksi gonorrhea.
f. Perilaku: Pengetahuan, Sikap dan Tindakan
Seperti diketahui ranah perilaku mencakup pengetahuan, sikap dan tindakan. Perilaku kesehatan seringkali dipengaruhi komponen-komponen
tersebut. Telaah mengenai alasan di balik perilaku individu tersebut dapat dilakukan melalui pendekatan komprehensif teori perilaku individu. Salah
satunya adalah Health Belief Model HBM yang menerangkan konsep perilaku dan hal-hal yang menyebabkan seseorang melakukan suatu
tindakan. Teori Health Belief Model didasarkan pada pemahaman bahwa seseorang akan mengambil tindakan yang akan berhubungan dengan
kesehatan. Teori ini dituangkan dalam lima segi pemikiran dalam diri individu, yang mempengaruhi upaya yang ada dalam diri individu untuk
menentukan apa yang baik bagi dirinya, yaitu perceived susceptibility kerentanan yang dirasakan diketahui, perceived severity bahaya
kesakitan yang dirasakan, perceived benefit of action manfaat yang dirasakan dari tindakan yang diambil, perceived barrier to action
hambatan yang dirasakan akan tindakan yang diambil, cues to action isyarat untuk melakukan tindakan. Hal tersebut dilakukan dengan tujuan
self efficacy atau upaya diri sendiri untuk menentukan apa yang baik bagi dirinya.
Universitas Sumatera Utara
Pengetahuan dan sikap sehubungan infeksi menular seksual akan mempengaruhi tindakan seorang individu dalam mengambil langkah-
langkah pencegahan likelihood of action seperti penggunaan kondom, melakukan pemeriksaan sedini mungkin maupun mencari pengobatan.
Pada kelompok risiko rendah, umumnya pengetahuan tentang infeksi Chlamydia masih rendah. Wanita yang pernah terpapar infeksi
Chlamydia mempunyai pengetahuan yang lebih baik dibandingkan wanita yang belum pernah menderita infeksi Chlamydia. Kesadaran wanita
tentang adanya infeksi Chlamydia masih rendah dibandingkan kesadaran mereka terhadap penyakit lainnya seperti HIVAIDS dan gonorrhoe.
Penelitian tentang persepsi seseorang terhadap risiko infeksi Chlamydia genital menunjukkan hanya 18.9 responden yang merasa
terancam oleh infeksi Chlamydia, mayoritas responden tidak mengetahui apakah mereka berisiko terinfeksi atau tidak Kellock et al, 1999.
g. Pelayanan Kesehatan