Model Klinis dan Karakteristik Wilayah Kota Medan Jangkauan Pelayanan Kesehatan Primer terhadap Kasus Chlamydia

Pada Gambar 20 di atas dapat dilihat bahwa persentase terbanyak pasien chlamydia dengan gejala klinis lengkap terdapat pada Kecamatan Perjuangan, Medan Kota dan Medan Timur, sedangkan di kecamatan lainnya mayoritas pasien chlamydia tidak mempunyai gejala klinis lengkap.

c. Model Klinis dan Karakteristik Wilayah Kota Medan

Analisis spasial terhadap model klinis seperti pada Gambar 20 diatas dilanjutkan dengan overlay terhadap data pelayanan kesehatan dan kepadatan penduduk. Kondisi pelayanan kesehatan terdiri dari data tenaga kesehatan dan jumlah puskesmas dalam suatu wilayah kecamatan. Data kepadatan penduduk juga berdasarkan kepadatan dalam suatu wilayah kecamatan. Overlay kondisi pelayanan kesehatan dengan kepadatan penduduk ini disebut sebagai potensi risiko pelayanan terhadap kepadatan penduduk, hasilnya seperti tampak pada Gambar 21 di bawah ini. Universitas Sumatera Utara Gambar 21. Model Klinis dan Potensi Risiko Pelayanan Kesehatan terhadap Kepadatan Penduduk di Kota Medan Berdasarkan potensi risiko pelayanan terhadap kepadatan penduduk pada gambar diatas terlihat bahwa wilayah kecamatan yang dapat dikategorikan sebagai wilayah yang sangat berisiko terhadap kejadian Chlamydia adalah Kecamatan Medan Amplas, Medan Maimun, Medan Kota, Medan Perjuangan, Medan Timur dan Medan Marelan. Universitas Sumatera Utara

d. Jangkauan Pelayanan Kesehatan Primer terhadap Kasus Chlamydia

Untuk mengetahui jangkauan pelayanan puskesmas yang terdapat pada setiap kecamatan terhadap keberadaan kasus Chlamydia, dilakukan analisis spasial dengan teknik buffer. Secara teoritis umumnya puskesmas mempunyai luas wilayah kerja dengan radius 3 – 5 km. Pada penelitian ini analisa jangkauan pelayanan puskesmas terhadap kasus infeksi Chlamydia diperkirakan dengan radius jarak 1 km, 2 km dan 3 km. Hasilnya seperti pada Gambar 22 dibawah ini. Gambar 22. Jangkauan Pelayanan Puskesmas terhadap Kasus Chlamydia di Kota Medan Universitas Sumatera Utara Berdasarkan Gambar 22 di atas dapat dilihat bahwa masih terdapat beberapa kasus Chlamydia yang hanya dapat dijangkau oleh pelayanan puskesmas bila jarak jangkauannya maksimum yaitu pada radius 3 km. Penanganan kasus Chlamydia sebenarnya dapat dilakukan pada tingkat pelayanan kesehatan primer puskesmas dengan mengaplikasikan pendekatan diagnostik syndromic management yang sederhana dan pengobatan infeksi Chlamydia dapat dilakukan dengan obat-obat yang sudah tersedia di puskesmas. Universitas Sumatera Utara

BAB V PEMBAHASAN

Dokumen yang terkait

Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Yang Berobat Jalan Di Puskesmas Amplas Mengenai Kejang Demam pada Tahun 2014

0 50 80

Psychological Well-Being Pada Individu Dewasa Awal Yang Mengalami Kecacatan Akibat Kecelakaan

4 60 118

Infeksi Chlamydia Trachomatis

0 33 10

Efek domperidon terhadap produksi ASI pada ibu yang melahirkan bayi prematur: uji klinis acak tersamar ganda

4 69 78

Perencanaan lanskap kota Sintang berkelanjutan dengan pendekatan model spasial dinamik

2 19 150

PEMODELAN SPASIAL UNTUK IDENTIFIKASI BANJIR GENANGAN DI WILAYAH KOTA SURAKARTA DENGAN PENDEKATAN METODE Pemodelan Spasial Untuk Identifikasi Banjir Genangan Di Wilayah Kota Surakarta Dengan Pendekatan Metode Rasional (Rational Runoff Method).

0 1 16

Model Pendekatan Syndromic Management dan Pendekatan Analisis Spasial terhadap Infeksi Chlamydia pada Ibu yang Mengalami Vaginal Discharge di Wilayah Kota Medan

0 0 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Infeksi Chlamydia - Model Pendekatan Syndromic Management dan Pendekatan Analisis Spasial terhadap Infeksi Chlamydia pada Ibu yang Mengalami Vaginal Discharge di Wilayah Kota Medan

0 0 39

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Model Pendekatan Syndromic Management dan Pendekatan Analisis Spasial terhadap Infeksi Chlamydia pada Ibu yang Mengalami Vaginal Discharge di Wilayah Kota Medan

0 0 12

MODEL PENDEKATAN SYNDROMIC MANAGEMENT DAN PENDEKATAN ANALISIS SPASIAL TERHADAP INFEKSI CHLAMYDIA PADA IBU YANG MENGALAMI VAGINAL DISCHARGE DI WILAYAH KOTA MEDAN DISERTASI JULIANDI HARAHAP

0 0 32