20
III.
KERANGKA PEMIKIRAN
3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis
3.1.1. Konsep Usahatani
Beberapa definisi mengenai ilmu usahatani sudah banyak dikemukakan oleh mereka yang melakukan analisis usahatani diantaranya yang dikemukakan
oleh Soekartawi 2006, yakni ilmu usahatani diartikan sebagai ilmu yang mempelajari bagaimana seseorang mengalokasikan sumberdaya yang ada secara
efektif dan efisien untuk tujuan memperoleh keuntungan yang tinggi pada waktu terterntu. Dikatakan efektif apabila petani atau produsen dapat mengalokasikan
sumberdaya yang mereka miliki yang dikuasai sebaik-baiknya; dan dikatakan efisien apabila pemanfaatan sumberdaya tersebut menghasilkan keluaran output
yang melebihi pemasukan input. Soekartawi et al. 1986 menambahkan bahwa tujuan berusahatani adalah
memaksimalkan keuntungan
atau meminimumkan
biaya. Konsep
memaksimumkan keuntungan adalah bagaimana mengalokasikan sumberdaya dengan jumlah tertentu seefisien mungkin untuk mendapatkan keuntungan
maksimum. Sedangkan konsep meminimumkan biaya, yaitu bagaimana menekan biaya sekecil mungkin untuk mencapai tingkat produksi tertentu. Ciri usahatani
Indonesia adalah : 1 sempitnya lahan yang dimilik petani, 2 kurangnya modal, 3 terbatasnya pengetahuan petani dan kurang dinamis, dan 4 tingkat pendapatan
petani yang rendah. Soeharjo dan Patong 1973, menyatakan bahwa usahatani adalah
kombinasi yang tersusun organisasi dari alam, kerja dan modal yang ditujukan kepada produksi di lapangan pertanian. Definisi tersebut menunjukkan bahwa
komponen dalam usahatani tersebut terdiri dari alam, tenaga kerja, modal dan manajemen atau pengelolaan organisasi. Alam, tenaga kerja dan modal
merupakan unsur usahatani yang mempunyai bentuk, sedangkan pengelolaan tidak, tetapi keberadaannya dalam proses produksi dapat dirasakan.
Tingkat produksi dan produktivitas usahatani dipengaruhi oleh teknik budidaya, yang meliputi varietas yang digunakan, pola tanam, pemeliharaan, dan
penyiangan, pemupukan serta penanganan pasca panen. Hernanto 1996
21
berpendapat bahwa keadaan usahatani yang satu dengan yang lain berbeda dari segi luas, kesuburan, tanaman yang ditanam serta hasilnya. Setiap bagian lahan
berbeda kemampuan dan variasinya. Hal ini membuat usahatani yang ada di atasnya juga bervariasi. Oleh karena itu, manusia yang beragam menyebabkan
beragam juga putusan yang ditetapkan untuk usahataninya. Secara umum beragamnya usahatani dipengaruhi oleh aspek-aspek sosial, ekonomi dan politik
yang ada di lingkungan usahataninya. Terdapat beberapa definisi usahatani yang diambil dari buku Suratiyah
2006, yaitu : 1. Menurut Daniel, ilmu usahatani adalah ilmu yang mempelajari cara- cara
petani mengkombinasikan dan mengoperasikan berbagai faktor produksi seperti lahan, tenaga, dan modal sebagai dasar bagaimana petani memilih
jenis dan besarnya cabang usahatani berupa tanaman atau ternak sehingga emberikan hasil maksimal dan kontinyu.
2. Menurut Efferson, ilmu usahatani merupakan ilmu yang mempelajari cara- cara mengorganisasikan dan mengoperasikan unit usahatani dipandang
dari sudut efisiensi dan pendapatan yang kontinyu. 3. Menurut Vink 1984, ilmu usahatani merupakan ilmu yang mempelajari
norma- norma yang digunakan untuk mengatur usahatani agar memperoleh pendapatan yang setinggi- tingginya.
4. Menurut Prawirokusumo 1990, ilmu usahatani adalah ilmu terapan yang membahas atau mempelajari bagaimana membuat atau menggunakan
sumberdaya secara efisien pada suatu usaha pertanian, peternakan, atau perikanan. Selain itu, juga dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari
bagaimana membuat dan melaksanakan keputusan pada usaha pertanian, peternakan atau perikanan untuk mencapai tujuan yang telah disepakati
oleh petani peternak tersebut. Dari berbagai definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa dengan melalui
produksi pertanian yang berlebih maka diharapkan memperoleh pendapatan tinggi. Dengan demikian harus dimulai dengan perencanaan untuk menentukan
dan mengkoordinasikan penggunaan faktor- faktor produksi pada waktu yang akan datang secara efisien sehingga dapat diperoleh pendapatan yang maksimal.
22
Faktor- faktor yang bekerja dalam usahatani adalah faktor alam, tenaga kerja dan modal. Alam merupakan faktor yang sangat menentukan usahatani.
Yang termasuk dalam faktor alam dapat dibedakan menjadi dua, yaitu faktor tanah dan lingkungan alam sekitarnya. Faktor tanah misalnya jenis tanah dan
kesuburannya. Faktor alam sekitar yakni iklim yang berkaitan dengan ketersediaan air, suhu dan lain sebagainya. Suratiyah, 2006.
Tenaga kerja adalah salah satu unsur penentu, terutama bagi usahatani yang sangat tergantung dengan musim. Kelangkaan tenaga kerja berakibat
mundurnya penanaman sehingga berpengaruh pada pertumbuhan tanaman, produktivitas, dan kualitas produk. Tenaga kerja dalam usahatani memiliki
karakteristik yang sangat berbeda dengan tenaga kerja dalam usaha bidang lain yang bukan pertanian.
Karakteristik tenaga kerja bidang usahatani menurut Tohir 1983 adalah sebagai berikut :
1. Keperluan akan tenaga kerja dalam usahatani tidak kontinyu dan tidak merata.
2. Penyerapan tenaga kerja dalam usahatani sangat terbatas. 3. Tidak mudah distandarkan, dirasionalkan, dan dispesialisasikan.
4. Beraneka ragam coraknya dan kadang kala tidak dapat dipisahkan satu sama lain.
Modal adalah syarat mutlak berlangsungnya suatu usaha, demikian pula dengan usahatani. Menurut Vink dalam Suratiyah 2006 benda- benda termasuk
tanah yang dapat mendatangkan pendapatan dianggap sebagi modal. Dalam pengertian ekonomi, modal adalah barang atau uang yang bersamasama dengan
faktor produksi lain dan tenaga kerja serta pengelolaan menghasilkan barang- barang baru, yaitu produksi pertanian.
Pada usahatani yang dimaksud dengan modal adalah Hernanto, 1996 : 1. Tanah
2. Bangunan- bangunan gudang, kandang, pabrik, dan lain-lain 3. Alat- alat pertanian traktor, sprayer, cangkul, parang, dan lai-lain
4. Tanaman, ternak dan ikan di kolam 5. Bahan- bahan pertanian pupuk, bibit, obat- obatan
23
6. Piutang di bank 7. Uang tunai.
3.1.2. Penerimaan Usahatani