Cabai Rawit Merah Pendapatan Usahatani Cabai Rawit Merah (Capsicum frutescens) Petani Mitra PT. Indofood Fritolay Makmur dan Petani Nonmitra Di Desa Cigedug Kecamatan Cigedug Kabupaten Garut

8 II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Cabai Rawit Merah

Cabai termasuk kedalam jenis tanaman sayuran. Awalnya tanaman sayuran ini dikenal sebagai tanaman perkebunan rakyat, namun sekarang lebih dikenal dengan nama hortikultura Sunarjono 2006, diacu dalam Siregar 2008. Tanaman jenis ini dapat berbentuk perdu, rumput, semak, atau pohon akar tunggang dengan akar samping yang dangkal serta memiliki banyak cabang pada bagian batangnya. Daunnya panjang, berwarna hijau tua dengan ujung runcing oblongus acutus. Cabai memilki bunga sempurna dengan benang sari yang saling lepas. Pada umumnya bunga cabai berwarna putih dengan bentuk seperti terompet kecil. Bentuk pertumbuhannya tegak pendek, menjulang, atau menjalar dengan hasil berupa umbi, bunga, buah atau biji. Tanaman ini tersebar ke negara- negara benua Amerika, Eropa, dan Asia termasuk Indonesia. Cabai termasuk kedalam family terong-terongan dan merupakan tanaman semusim berbentuk perdu. Cabai memiliki nama ilmiah Capsicum sp. berasal dari daerah Peru benua Amerika. Menurut Pickersgill 1989 diacu dalam Inti 2000 terdapat lima spesies cabai, yaitu Capsicum annum, Capsicum frutescens, Capsicum chinense, Capsicum bacctum dan Capsicum pubescens. Diantara kelima spesies tersebut yang memiliki potensi ekonomi untuk dikembangkan adalah Capsicum frutescens atau cabai rawit merah. Spesies ini banyak banyak dibudidayakan di Indonesia bersama dengan cabai rawit hijau Capsicum annum. Keduanya memiliki karakteristik yang serupa teteap tidak sama. Varietas cabai rawit merah yang sering dibudidayakan oleh petani Indonesia adalah varietas cakra putih dengan ciri fisiologis saat muda buahnya berwarna putih kekuningan yang berubah merah cerah saat masak. Sedangkan cakra hijau merupakan varietas cabai rawit merah dimana saat tanaman muda buahnya berwarna hijau dan setelah masak berubah merah Prajnanta, 2004. Capsicum frutescens atau cabai rawit merah memiliki batang yang berbuku-buku dan bersudut, daunya tidak berbulu, berbentuk bundar telur sampai lonjong. Panjang daunnya berkisar antara 1 - 12 cm. Bunga Capsicum frutescens 9 keluar dari ketiak daun, dengan mahkota bunga berbentuk seperti bintang, berwarna putih, putih kehijauan, atau ungu. Buahnya tegak pada hibrida merunduk, berbentuk bulat telur atau lonjong. Panjang buah berkisar antara 1 – 3 cm dan lebarnya 0,25 – 1,2 cm. Buahnya muda berwarna hijau tua putih atau putih kehijau-hijauan. Buah tua yang berwarna hijau tua akan berubah warna menjadi hijau kemerah-merahan, lalu menjadi merah. Buah tua yang berwarna putih akan berubah warna menjadi kuning kemerah-merahan, setelah itu berubah warna menjadi merah menyala jingga. Selain itu, buah tua dapat juga mengalami perubahan warna dari putih kehijau-hijauan menjadi kemerah-merahan, lalu menjadi merah. Capsicum baccatum memiliki batang yang lebih pendek dari Capsicum frutescens. Bunganya memiliki mahkota yang kecil dengan panjang sekitar 1 cm. Buahnya berbentuk telur dengan bagian tengah yang mengembung. Di Indonesia keberadaan Capsicum baccatum belum diketahui. Capsicum chinense memiliki ketinggian sekitar 75 cm. Posisi bunganya tegak, setengah menggantung, atau menggantung. Mahkotanya berwarna kuning kehijau-hijauan. Buahnya tumbuh menggerombol 3-5 buah per gerombol. Tangkai buah agak besar, melengkung, dan bagian antara tangkai buah kelihatan mengerut. Buah tua berwarna jingga merah menyala. Sama halnya dengan Capsicum baccatum keberadaannya di Indonesia belum diketahui Setiadi, 1999. Bagian buah dari tanaman cabai rawit merah merupakan bagian yang biasa dikonsumsi oleh manusia. Buah cabai kaya akan kandungan gizi dan vitamin diantaranya kalori, protein, lemak, kabohidarat, kalsium, vitamin A, B1 dan vitamin C. Cabai rawit merah banyak memiliki kandungan yang bermanfaat dan tidak dimiliki oleh cabai jenis lain seperti dapat menyembuhkan sakit tenggorokan, sakit perut, iritasi kulit, dan sekaligus perangsang nafsu makan bagi sebagian orang. Cabai rawit merah segar mengandung 11.050 SI Skala Indeks vitamin A, sedangkan cabai rawit kering 1.000 SI. Sementara itu, cabai lainnya hanya 260 SI cabai hijau segar, 470 SI cabai merah segar, dan 576 SI cabai merah kering. Selain itu, cabai mengandung beberapa zat yang merangsang rasa pedas dan rasa panas seperti kapsaisin, minyak atheris dihidrokapsaisin, damar, zat warna kapsantin, karoten, kapsarubin, zeasantin, kriptosantin, lutein, dan 10 mineral tingkat kepedasan yang ada pada cabai rawit merah mencapai 50.000 – 100.000 skala Scoville, yang berarti sangat pedas. Rasa pedas itu berasal dari senyawa kimia Capsaisin Redaksi Agro Media 2011. Dalam pemanfaatannya juga buah cabai rawit merah dapat digunakan untuk beberapa keperluan antara lain masak-memasak serta sebagai bahan ramuan obat tradisional. Selain itu, buah cabai rawit merah sering dimanfaatkan sebagai pakan bagi burung oceh dan burung hias. Bubuk hasil pengolahan buah cabai rawit merah dapat pula dimanfaatkan sebagai bahan industri makanan dan minuman sebagai pengganti lada dan utuk meningkatkan selera makan dari konsumen 7 . Umumnya, para petani di Pulai Jawa mengenal tiga musim, yaitu musim labuhan saat hujan mulai turun, musim marengan saat hujan akan berakhir, dan musim kemarau. Cabai rawit merah dapat dibudidayakan pada musim marengan dan kemarau. Dalam satu tahun cabai rawit hanya dapat di tanam satu kali tetapi dengan pemanenan setiap minggunya saat musim panen. Cakra putih merupakan varietas yang banyak dibudidayakan oleh petani cabai rawit merah. Pada varietas ini pertumbuhan tanaman sangat kuat dengan membentuk banyak percabangan. Posisi buah tegak ke atas dengan bentuk agak pipih dan rasa sangat pedas. Mampu menghasilkan buah 12 ton per hektarnya dengan rata-rata 300 buah per tanaman, dipanen pada umur 85-90 HST Hari Setelah Tanam. Cakra putih ini pun tahan terhadap serangan penyakit antraksnosa Rukmana, 2002. Varietas lainnya yang ada yakni cakra hijau. Varietas cakra hijau ini mampu beradaptasi dengan baik di dataran rendah maupun tinggi. Saat tanaman muda buahnya berwarna hijau dan setelah masak berubah merah. Potensi hasilnya 600 g per tanaman atau 12 ton per hektar. Rasanya pedas, tahan terhadap serangan hama dan penyakit yang biasa menyerang cabai. Panen berlangsung pada umur 80 HST. 7 Widianto A. 2010. Karakteristiik dan manfaat cabai. http:www.scribd.com [diakses tanggal 22 Januari 2012] 11 Dari sisi harga jual cabai rawit merah dapat dikatakan lebih unggul dibandingkan dengan cabai besar serta cabai rawit hijau. Hal itu dikarenakan cabai rawit merah lebih disenangi oleh konsumen karena rasanya yang lebih pedas dibandinggkan dua jenis cabai lainnya.

2.2. Budidaya Tanaman Cabai Rawit Merah