Pemeliharaan Tanaman Kondisi Usahatani Cabai Rawit Merah Desa Cigedug

53 Waktu penanaman sebaiknya dilakukan pada pagi hari antara pukul 07.00- 09.00 WIB atau sore hari setelah pukul 15.00 WIB. Setelah penanaman, penyiraman dapat langsung dilakukan. Terkadang pelindung tanaman juga diperlukan untuk tanaman cabai merah, fungsinya untuk melindungi tanaman agar tanaman tidak terkena sengatan sinar matahari secara langsung serta terhindar dari terpaan air hujan dan angin kencang.

6.1.4. Pemeliharaan Tanaman

Pemeliharaan tanaman perlu dilakukan sejak tanaman ditanam hingga tanaman selesai dipanen. Adapun kegiatan pemeliharaan tanaman cabai rawit merah beserta kol dan tomat antara lain yaitu penyulaman, pemasangan ajir, pemupukan tambahan cor atau suntik, pengendalian hama dan penyakit dengan menyemprot obat-obatan yang tersedia serta penyiraman. Penyulaman tanaman pada cabai rawit merah diperlukan untuk mengganti tanaman utama yang gagal tumbuh atau mati. Proses penyulaman ini dilakukan sejak satu hingga dua minggu setelah tanam. Caranya adalah dengan mengganti tanaman yang mati dengan tanaman yang baru. Bibit yang digunakan untuk penyulaman adalah sisa bibit yang masih ada. Pemasangan ajir dilakukan saat umur cabai rawit merah atau tomat mencapai empat minggu agar tidak merusak tanaman yang masih kecil. Pemasangannya dilakukan dengan sistem ajir miring, yaitu dua bilah bambu ditancapkan secara menyilang secara sejajar pada percabangan tanaman cabai rawit merah mengikuti arah panjang bedengan. Masing-masing tanaman dipasangkan satu ajir. Antara ajir yang satu dengan ajir yang lainnya dihubungkan dengan bilah bambu memanjang atau melintang kemudian diikat dengan tali galar atau tali rafia. Pemasangan ajir itu dimanfaatkan sebagai penyangga tanaman tomat dan cabai rawit merah. Seminggu setelah penanaman, dapat pula dilakukan pemupukan tambahan. Tujuan pemupukan ini adalah agar tanaman yang ditanam baik tomat, kol maupun cabai rawit merah mendapat mendapatkan cukup nutrisi makanan yang tersedia dalam tanah tanpa terjadi perebutan makanan antara masing-masing tanaman. Proses pemupukan baik pada petani mitra maupun nonmitra dilakukan dengan teknik kocoran larutan hasil campuran pupuk dengan air dengan dosis tertentu. 54 Hal ini dilakukan agar tanah yang sudah tetutup mulsa pada permukaan mudah menyerap nutrisi pupuk. Pupuk yang biasa digunakan baik oleh petani mitra maupun oleh petani nonmitra adalah campuran dari pupuk kimia seperti TSP, KCL, KNO, dan NPK. Pada tanaman tomat dan kol biasanya cukup menggunakan larutan NPK Mutiara sebagai pupuknya. Dosis yang diberikan oleh petani mitra cenderung lebih sedikit dibandingkan dengan dosis pemakaian pupuk kimia yang digunakan oleh petani nonmitra. Pada petani mitra pemakaian pupuk kimia dibatasi sesuai dengan petunjuk dari agrofield Indofood sebagai syarat agar dapat diterima di pabrik. Sedangkan pada petani nonmitra dosis pemakaian pupuk kimia didasarkan pada pengalaman petani masing-masing. Baik pada petani mitra maupun nonmitra, aturan pemberian pupuk pada tomat dan kol yang dilakukan petani pada yaitu sebanyak 3 kali dalam satu musim. Pengecoran pada tomat dilakukan ketika tanaman tomat berusia 30 hari, 60 hari dan 90 hari sedangkan untuk kol pupuk diberikan pada saat usia tanaman kol 15 hari, 30 hari dan 45 hari. Pengecoran pupuk tambahan pada cabai rawit merah dilakukan ketika tanaman tomat dan kol telah habis di panen. Hal ini dilakukan agar cabai rawit tetap mendapatkan kebutuhan nutrisi untuk menunjang hasil panen. Pemberian obat-obatan seperti fungisida dan insektisida diberikan untuk mencegah serangan hama dan penyakit pada tanaman terutama pada tomat dan cabai rawit merah. Adapun jenis obat-obatan yang biasa digunakan oleh petani responden antara lain Dakonil, Antrakol, Prepaton, Polaram, Cekpoin, Unicef, Ekuisen, Oktanil, Manep, Bion M, Klorotaronil, Afidor, Confidor, Demolis, Gramaxon, Kolikron, Kurakron, ABSA, Napel, Supergo, Abamektin dan obat sejenis lainnya. Pada umumnya penyemprotan obat-obatan dilakukan setiap 2 minggu sekali. Namun jika memasuki musim penghujan maka untuk mencegah serangan hama dan penyakit maka penyemprotan dapat dilakukan setiap satu hingga 2 kali dalam seminggu. Rata-rata penggunaan obat-obatan pada petani mitra relatif lebih sedikit dibandingkan dengan penggunaan obat-obatan pada petani nonmitra. Hal ini terjadi karena perawatan terhadap serangan hama dan penyakit pada petani mitra dilakukan berdasarkan saran dan masukan dari agrofield Indofood sehingga 55 pemakaian obat diberikan sesuai dengan kebutuhan tanaman. Selain itu cara penanggulangan terhadap tanaman yang telah terserang hama dan penyakit benar- benar diperhatikan oleh para petani mitra, sedangkan petani nonmitra bertindak apa adanya tanpa ada target dan batasan tertentu.

6.1.5. Panen