65
Tabel 9 . Penggunaan Tenaga Kerja Usahatani Cabai Rawit Merah Petani
Nonmitra Per Ha Luasan Lahan Untuk Satu Musim Tanam Di Desa Cigedug Tahun 2011
No Kegiatan
Usahatani Penggunaan Tenaga Kerja HOK
Total HOK
Dalam Keluarga Luar keluarga
L P
L P
1 Persiapan
Lahan
35,9 7,9
264,4 63,0
371,2 16,69
2 Penanaman
4,2 0,9
7,4 9,0
21,6 0,97
3 Penyulaman
18,9 2,6
24,1 9,2
54,8 2,46
4 Pemasangan
Ajir
11,5 2,8
26,6 18,3
59,2 2,66
5 Pemupukan
71,0 12,7
123,9 114,3
321,9 14,47
6 Pemeliharaan
171,7 3,0
264,3 0,0
438,9 19,74
7 Pemanenan
28,5 4,9
56,5 866,5
956,4 43,00
Total
341,7 34,8
767,3 1.080,3
2.224,1 100,0
Nilai Tenaga Kerja
5.125.323 521.963,8 11.509.0 16.205.178 33.361.508,9
Sumber : Data Primer Diolah
Pemakaian tenaga kerja dalam keluarga relatif lebih sedikit dibandingkan dengan pemakaian tenaga kerja luar keluarga. Hal ini disebabkan karena petani
mitra lebih memilih untuk memperkerjakan tenaga kerja luar keluarga untuk kegiatan usahataninya dibandingkan menggunakan tenaga kerja upah sebagai
bentuk dampak sosial dari kegiatan usahatani yang dijalankan.
7.1.4. Alat-Alat Pertanian
Alat-alat pertanian yang digunaan dalam kegiatan usahatani cabai rawit merah meliputi cangkul, Parang atau golok, plastik mulsa, ajir bambu, drum,
ember, jirigen, handsprayer, pembolong mulsa, tali galarrafia, mesin penyemprot obat, dan mesin air. Berdasarkan Tabel 10 dapat diketahui bahwa total nilai
penyusutan peralatan pertanian yang digunakan dalam usahatani cabai rawit merah pada luasan seluas 1 ha adalah sebesar Rp 5.193.396,00 per tahun. Nilai
biaya penyusutan dapat diperloleh menggunakan metode garis lurus dengan asumsi peralatan tersebut tidak dapat digunakan lagi setelah melewati umur
teknis. Alat-alat pertanian tidak selalu dibeli oleh petani cabai rawit merah setiap
kali musim tanam, karena setiap alat yang digunakan memiliki umur teknis lebih dari dua tahun sedangkan musim tanam hanya berlangsung selama 1,5 tahun.
66
Jumlah penggunaan alat-alat pertanian dalam kegiatan budidaya cabai rawit merah tergantung pada luas lahan yang digarap oleh petani.
Tabel 10. Penggunaan Peralatan Usahatani Cabai Rawit Merah Untuk Satu
Musim Tanam Di Desa Cigedug Per Ha Luasan Lahan No
Jenis Alat
Jumlah Buah
Harga Rp
Nilai Rp Umur
Teknis Tahun
Penyusutan RpTahun
1 Cangkul
19 50.000
950.000 5
171.000 2
Arit 9
25.000 225.000
5 40.500
3 Mulsa
13 450.000
5.850.000 1,5
3.510.000 4
Ajir 19.565
100 1.956.521
3 586.956
5 Drum
4 250.000
1.000.000 15
60.000 6
Ember 19
7.000 133.000
5 23.940
7 Jirigen
4 25.000
100.000 5
18.000 8
Hand sprayer 4
450.000 1.800.000
10 162.000
9 Mesin Obat
1 3.500.000
3.500.000 10
315.000 10 Mesin air
1 2.500.000
2.500.000 10
225.000 11
Pembolong mulsa
3 50.000
150.000 5
27.000 12 Tali
9 10.000
90.000 1,5
54.000 Jumlah
18.254.521 5.193.396
Sumber : Data Primer Diolah
Petani cabai rawit merah di Desa Cigedung cenderung menggunakan cangkul sebagai alat untuk mengolah lahan pertaniannya. Handtracktor atau
traktor sejenisnya tidak digunakan oleh petani cabai rawit di Desa Cigedug karena dianggap tidak efektif untuk mengolah lahan yang hanya memiliki rata-rata luas
lahan sebesar 0.61 ha. Parang atau golok biasanya digunakan petani untuk membersihkan atau menyiangi gulma dan rumput-rumput pada saat pengolahan
tanah dan perawatan tanaman. Penggunaan mulsa pada lahan cabai rawit merah berguna untuk
mengurangi penguapan air dan pupuk serta mencegah gulma tumbuh selama masa tanam berlangsung. Ajir bambu yang di bantu dengan tali galar digunakan sebagai
penyangga tanaman cabai rawit merah dan tomat yang telah dewasa. Tanaman cabai rawit merah yang telah dewasa dapat dikatakan lebih rimbun sehingga
memiliki luas tajuk yang lebih besar dibandingkan jenis tanaman cabai lainnya sehingga membutuhkan ajir sebagai penyangga.
67
Drum, ember dan jirigen digunakan oleh petani sebagai alat untuk menampung dan mengangkut air baik untuk kegiatan pemupukan, penyemprotan
obat maupun penyiraman jika diperlukan. Kapasitas drum yang diunakan dapat menampung air berkisar 200 hingga 220 liter. Sedangkan handsprayer digunakan
sebagai alat untuk menyemprotkan obat-obatan dengan kapasitas angkut sebanyak 16 liter air. Pembolong mulsa digunakan oleh melubangi mulsa agar lebih rapih,
teratur dan efisien. Tidak semua petani menggunakan mesin air dan mesin obat dalam
kegiatan usahataninya. Petani yang menggunakan mesin air dan mesin obat adalah petani yang memiliki luas lahan garapan yang luas. Hal ini bertujuan untuk
memenuhi kebutuhan air yang cukup banyak dan mengefisienkan tenaga kerja pada kegiatan penyemrpotan obat.
7.2. Analisis Pendapatan Usahatani Cabai Rawit Merah