55
pemakaian obat diberikan sesuai dengan kebutuhan tanaman. Selain itu cara penanggulangan terhadap tanaman yang telah terserang hama dan penyakit benar-
benar diperhatikan oleh para petani mitra, sedangkan petani nonmitra bertindak apa adanya tanpa ada target dan batasan tertentu.
6.1.5. Panen
Proses panen pada tanaman cabai rawit merah akan dapat dilakukan pertama kalinya pada usia 5-7 bulan setelah masa tanam. Sedangkan tomat dan
kol mulai dapat dipanen pada usia 3 bulan setelah masa tanam. Kondisi siap panen cabai rawit merah pada dataran tinggi menjadi lebih lama dibandingkan di dataran
rendah. Tanaman cabai rawit merah pada dataran rendah mulai dapat dipanen pada usia 3-4 bulan. Setelah mencapai usia 1,5 tahun rata-rata tanaman cabai rawit
merah tidak mampu berproduksi sehingga petani memilih untuk mencabut tanaman tersebut. Selama masa produktif tanaman yaitu 1,5 tahun rata-rata cabai
rawit merah di Desa Cigedug dapat dipanen sebanyak 48 kali dengan intensitas panen setiap seminggu satu kali selama satu tahun masa panen.
Pada kondisi yang ideal, jumlah hasil panen cabai rawit merah akan mengalami peningkatan hingga mencapai panen ke -15. Kemudian biasanya akan
mengalami jumlah pemanenan yang stabil hingga panen ke-20. Kemudian secara bertahap akan mengalami penurunan jumlah panen hingga seperti kondisi awal
panen. Setiap pemanenan membutuhkan tenaga kerja dengan maksimum kekuatan setiap tenaga kerja dalam sehari adalah 10 hingga 15 kg.
Proses panen biasanya dilakukan pada pagi hari. Tenaga kerja yang digunakan adalah tenaga kerja wanita. Namun beberapa petani memberikan upah
borongan untuk proses pemanenannya. Cara pemetikan buah hendaknya dilakukan dengan mengikutkan tangkai buahnya. Tujuannya agar buah tidak cepat
busuk setelah dipanen. Tingkat kematangan buah sewaktu panen pun dapat disesuaikan dengan kebutuhan. Petani dapat memanen dua jenis panenan, yakni
panen hijau atau panen merah. Para petani yang melakukan kemitraan mempunyai aturan tersendiri dalam
proses pemanenan. Tujuannya adalah untuk memenuhi kebutuhan dari pabrik Indofood sesuai dengan kualitas dan kualitas yang telah disepakati kedua belah
pihak. Ciri-ciri buah yang menjadi spesifikasi pabrik antara lain harus merupakan
56
panen merah atau minimal lebih dari 70 persen telah berwarna merah, Warna cabai rawit merah yang digunakan untuk pabrik akan mempengaruhi warna dari
produk yang dihasilkan yakni sambal. Buah cabai rawit merah hasil panen petani mitra tidak boleh busuk atau terkena hama patek dan tidak boleh terlihat bekas
pestisida. Petani langsung melakukan proses penyortiran sendiri di kebun sebelum hasil panen diberikan kepada Gapoktan Cagarit sebagai vendor Indofood yang
berada di desa untuk kembali dilakukan penyortiran dan “pemipilan” atau
pembuangan tangkai cabai agar menjadi siap olah di pabrik. Bagi petani nonmitra, proses pemanenan tidak ada aturan khusus yang
mengikat. Petani hanya perlu memanen sesuai dengan kebutuhan. Setelah dipanen buah cabai rawit merah langsung dikemas menggunakan karung bekas pupuk
dengan ukuran 45-50 kg per karung. Kemudian dijual kepada “calo” atau
tengkulak untuk selanjutnya didistribusikan ke pasar lokal atau pasar induk. Proses penyortiran dilakukan oleh petani nonmitra dilakukan saat pemanenan
dikebun. Buah yang dipanen hanya buah yang sehat sedangkan buah yang terkena hama dibiarkan begitu saja di pohon.
6.1.6. Pemasaran Hasil Panen