Kesimpulan Saran Pendapatan Usahatani Cabai Rawit Merah (Capsicum frutescens) Petani Mitra PT. Indofood Fritolay Makmur dan Petani Nonmitra Di Desa Cigedug Kecamatan Cigedug Kabupaten Garut

79 VIII. KESIMPULAN DAN SARAN

8.1. Kesimpulan

1. Keragaan usahatani cabai rawit merah yang dilakukan para petani responden baik petani mitra maupun nonmitra di Desa Cigedug pada umumnya memiliki persamaan pada proses budidayanya. Namun terdapat beberapa perbedaan proses budidaya yang dapat menyebabkan tingkat produktifitas per hektar lahan. Perbedaan terdapat pada jarak tanam serta penggunaan faktor-faktor input seperti jumlah dan jenis pupuk yang digunakan, jumlah dan dosis obat-obatan yang digunakan, penggunaan tenaga kerja, perawatan dan proses pemanenan yang dilakukan. Perbedaan tersebut merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat produktifitas usahatani cabai rawit merah pada petani mitra lebih tinggi di bandingkan dengan petani nonmitra. 2. Besar penerimaan yang berasal cabai rawit merah yang dihasilkan petani nonmitra lebih sedikit dibandingkan yang dihasilkan oleh petani mitra yaitu sebesar Rp 102.516.233,43 sedangkan petani mitra mampu menghasilkan penerimaan yang berasal dari cabai rawit merah sebanyak Rp 199.793.382,50. Hal tersebut disebabkan produktivitas petani mitra lebih tinggi dibandingkan produktivitas petani nonmitra. 3. Usahatani cabai rawit merah yang dijalankan petani mitra di Desa Cigedug juga dapat disimpulkan lebih menguntungkan karena memiliki nilai pendapatan yang lebih tinggi daripada pendapatan petani nonmitra. Besar pendapatan usahatani cabai rawit merah pada petani mitra adalah sebesar Rp 224.233.027,36 sedangkan pendapatan usahatani cabai rawit merah petani nonmitra hanya sebesar Rp 120.096.125,06. 4. Nilai RC rasio petani mitra sebesar 3,69 sedangkan nilai RC rasio petani nonmitra di Desa Cigedug adalah sebesar 2,43. Nilai tersebut menunjukan bahwa kegiatan usahatani pada petani mitra lebih efisien daripada petani nonmitra. 80

8.2. Saran

Dari hasil penelitian ini terdapat beberapa saran yang dapat dikembangkan antara lain : 1. Proses kemitraan dapat menjadi pilihan untuk dilakukan bagi petani cabai rawit merah di Desa Cigedug karena lebih efisiean dan dapat memberikan keuntungan yang lebih besar dilihat dari pendapatan usahatani cabai rawit merah, kepastian harga dan pasar, kemudahan pinjaman modal dan sarana produksi pertanian serta pembinaan pada usahatani cabai rawit merah dari agrofield Indofood. 2. Peran vendor pada proses kemitraan seharusnya dapat melibatkan petani cabai rawit yang bermitra secara langsung agar margin sebesar Rp 5.000,00kg cabai rawit merah dapat pula dirasakan oleh petani cabai rawit merah yang menjadi anggota Gapoktan Cagarit dalam proses kemitraan yang dijalankan. 3. Dalam menjalankan kegiatan usahatani cabai rawit merah petani nonmitra tidak mendapatkan pembinaan dari agrofield Indofood, sehingga peran pemerintah daerah setempat melalui Penyuluh Pertanian Lapang PPL sangat dibutuhkan untuk meningkatkan produktivitas per hektar lahan usahatani cabai rawit merah yang dijalankan oleh petani nonmitra. 4. Penelitian ini belum dapat memberikan informasi mengenai seberapa besar pengaruh perubahan penggunaan faktor input produksi terhadap tingkat produktivitas cabai rawit merah sehingga masih diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh perubahan penggunaan faktor input produksi terhadap tingkat produktivitas cabai rawit merah. 81 DAFTAR PUSTAKA Ali F. 2005. Analisis Tingkat Pendapatan dan Kepuasan Petani Terhadap pelaksanaan Kemitraan Jagung Manis di Kecamatan Jampang Tengah Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. [Skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. [BPS] Badan Pusat Statistik. 2011. Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Cabai,2009-2010. http:www.bps.go.id [Diakses pada 21 Januari 2012]. [BPS] Badan Pusat Statistik. 2011. Laporan Bulanan Data Sosial Ekonomi Edisi 9 Februari 2011. http:dds.bps.go.id [Diakses pada 17 Februari 2012]. [Deptan RI] Departemen Pertanian Republik Indonesia. 2010. Luas Panen Cabai Rawit Menurut Provinsi, 2006-2010. http:www.deptan.go.id [Diakses pada 3 Februari 2012]. [Deptan] Departemen Pertanian. 2010. Produksi Cabai Rawit Menurut Provinsi, 2006-2010. http:www.deptan.go.id [Diakses pada 3 Februari 2012] [Deptan] Departemen Pertanian. 2010. Produktivitas Cabai Rawit Menurut Provinsi, 2006-2010. http:www.deptan.go.id [Diakses pada 3 Februari 2012] Dillon JL, Brian HJ. 1986. Ilmu Usahatani dan Penelitian Untuk Pengembangan Petani Kecil. Soekartawi, Soeharjo A, penerjemah; Jakarta: UI-Press. Terjemahan dari:Farm Management Research for Small Development [Diperta] Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Garut. 2009. Profil Kawasan Cabai Merah di Garut. http:www.garutkab.go.id [Diakses pada 25.Januari 2012]. [Diperta] Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat. 2010. Luas Areal Tanaman Sayuran Tahun 2005 – 2009 Menurut Kabupaten dan Kota di Jawa Barat. http:diperta.jabarprov.go.id. [Diakses pada 21 Januari 2012] [Ditjen Hortikultura] Direktorat Jenderal Hortikultura. 2008. Membangun Hortikultura Berdasarkan Enam Pilar Pengembangan. http:hortikultura.go.id [Diakses pada 22 Januari 2012]. [Ditjen Hortikultura] Direktorat Jenderal Hortikultura. 2009. Gambaran Kinerja Makro Hortikultura 2008. http:hortikultura.go.id. [Diakses pada 22 Januari 2012]. Iryanti R. 2005. Analisis Usahatani Komoditas Tomat Organik dan Anorganik Studi Kasus: Desa Batulayang, Kecamatan Cisarua, Bogor. [Skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Hernanto F. 1996. Ilmu Usahatani. Jakarta : Penebar Swadaya Khairina Y. 2006. Analisis Pendapatan Usahatani dan Pemasaran Wortel dengan Budidaya Organik Studi Kasus: Desa Citeko, Kecamatan Cisarua, Bogor. [Skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. 82 Marliana. 2008. Analisis Manfaat dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Petani Terhadap Pelaksanaan Kemitraan Lettuce Di PT Saung Mirwan. [Skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Patrick I et al. 2004. Contract farming in Indonesia : Smallholders and agribusiness working together. [Pemerintah Kabupaten Garut]. 2010. Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kabupaten Garut Tahun 2009. Pertiwi I. 2000. Analisis Pendapatan Usahatani dan Saluran Pemasaran Cabai Merah Keriting studikasus di Desa Cisarua Kabupaten Sukabumi Jawa Barat. [Skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Purnaningsih N, Sugihen BG. 2008. Manfaat Keterlibatan Petani Dalam Pola Kemitraan Agribisnis Sayuran Di Jawa Barat. Jurnal Penyuluhan Vol. 4 No. 2 . Purwadi T. 2009. Analisis Pendapatan Usahatani Pisang Ambon Melalui Program Primatani Kasus: Desa Talaga, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. [Skripsi]. Bogor: Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Setiadi. 1999. Jenis dan Budidaya Cabai Rawit. Jakarta: Penebar Swadaya Setiadi. 2005. Bertanam Cabai. Jakarta : Penebar Swadaya Siregar FM. 2008. Analisis Usahatani Cabai Merah Organik Studi Kasus Kelompok Tani Kaliwung Kalimuncar Desa Tugu Utara, Kecamatan Cisarua, Bogor. [Skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Soekartawi. 2006. Analisis Usahatani. Jakarta: UI Press. Suratiyah K. 2009. Ilmu Usahatani Cetakan Ke 3. Jakarta : Penebar Swadaya. Soeharjo A, Patong D. 1973. Sendi- Sendi Pokok Ilmu Usahatani. Bogor: Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Tohir KA 1983. Seuntai Pengetahuan tentang Usahatani Indonesia. Bagian Dua. Jakarta: PT. Bina Aksara. 83 LAMPIRAN 84 Lampiran 1. Perkembangan Konsumsi Cabai Rawit Dalam Rumah Tangga di Indonesia, 2004-2012 Tahun Konsumsi Kgkapita Pertumbuhan 2004 1,147 2005 1,272 10,91 2006 1,168 -8,20 2007 1,517 29,91 2008 1,444 -4,81 2009 1,288 -10,83 2010 1,298 0,81 Rata-rata 1,273 2,49 2011 1,307 0,66 2012 1,316 0,66 Sumber : Susenas, BPS 2012 Keterangan : angka prediksi pusdatin, Kementrian Pertanian 85 Lampiran 2. Perbandingan Besar Konsumsi Cabai Rawit dengan Cabai Merah dan Cabai Hijau Dalam Rumah Tangga di Indonesia,2004-2010 Tahun Cabai Merah Cabai Hijau Cabai Rawit Total KgKapita Pertumbuhan KgKapita Pertumbuhan KgKapita Pertumbuhan KgKapita Pertumbuhan 2004 1,361 0,240 1,147 2,748 2005 1,564 14,94 0,261 8,70 1,272 10,91 3,097 12,71 2006 1,382 -11,67 0,235 -10,00 1,168 -8,20 2,748 -10,10 2007 1,470 6,42 0,302 28,89 1,517 29,91 3,290 18,16 2008 1,549 5,32 0,266 -12,07 1,444 -4,81 3,259 -0,95 2009 1,523 -1,68 0,235 -11,76 1,288 -10,83 3,045 -6,56 2010 1,528 0,34 0,256 8,89 1,298 0,81 3,082 1,20 Rata-rata 1,482 1,935 0,256 2,108 1,305 2,965 3,038 2,41 Sumber : Susenas, BPS 2012 Keterangan : angka prediksi pusdatin, Kementrian Pertanian 86 Lampiran 3. Produksi Cabai Rawit ton Menurut Provinsi Tahun 2007-2010 Provinsi Tahun Pertumbuhan 2009 ke 2010 2007 2008 2009 2010 Aceh 11.207 10.238 14.093 28.825 104,53 Sumatera Utara 17.541 19.438 30.377 41.653 37,12 Sumatera Barat 2.826 5.132 5.745 6.665 16,01 R i a u 4.021 2.520 3.468 4.333 24,94 J a m b i 2.813 2.961 4.033 5.149 27,67 Sumatera Selatan 3.560 5.793 7.863 9.806 24,71 Bengkulu 4.979 7.541 7.562 12.694 67,87 Lampung 7.393 7.393 8.022 9.916 23,61 Bangka Belitung 2.919 2.638 2.791 2.989 7,09 Kep. Riau 1.647 1.792 1.589 1.441 -9,31 Jawa Barat 79.713 73.261 106.304 78.906 -25,77 Jawa Tengah 48.811 50.662 80.936 60.399 -25,37 DI Yogyakarta 1.825 1.617 1.892 2.056 8,67 Jawa Timur 140.552 130.490 177.795 142.109 -20,07 Banten 3.110 2.390 2.351 2.797 18,97 B a l i 14.677 14.713 14.506 11.826 -18,48 NTB 36.993 40.977 34.835 13.090 -62,42 NTT 3.923 7.072 5.639 3.331 -40,93 Kalimantan Barat 4.240 4.863 7.205 4.372 -39,32 Kalimantan Tengah 3.478 5.653 5.830 2.514 -56,88 Kalimantan Selatan 6.126 5.833 3.606 3.191 -11,51 Kalimantan Timur 7.728 9.781 8.653 7.721 -10,77 Sulawesi Utara 5.660 5.832 12.899 9.150 -29,06 Sulawesi Tengah 3.926 5.057 5.434 9.957 83,34 Sulawesi Selatan 8.721 11.443 9.660 14.429 49,37 Sulawesi Tenggara 1.489 915 2.600 4.952 90,46 Gorontalo 10.023 11.260 14.690 17.001 15,73 Sulawesi Barat 2.366 953 1.590 2.004 26,04 M a l u k u 1.908 617 245 768 213,47 Maluku Utara 554 1.081 290 362 24,83 Papua Barat 578 677 2.337 3.122 33,59 Papua 6.654 6.803 6.454 4.176 -35,30 Indonesia 451.965 457.353 591.294 521.704 -11,77 Sumber : Badan Pusat Statistik dan Direktorat Jenderal Hortikultura 2010 87 Lampiran 4. Produktivitas Cabai Rawit tonha Menurut Provinsi Tahun 2007- 2010 Provinsi Tahun Pertumbuhan 2009 ke 2010 2007 2008 2009 2010 Aceh 4,59 4,15 5,49 7,79 41,89 Sumatera Utara 6,70 7,13 8,07 8,43 4,46 Sumatera Barat 3,47 5,27 5,07 5,66 11,64 R i a u 3,74 2,48 3,14 3,57 13,69 J a m b i 2,91 3,30 3,67 3,74 1,91 Sumatera Selatan 2,64 3,79 5,22 4,78 -8,43 Bengkulu 2,43 3,38 4,52 5,89 30,31 Lampung 4,03 3,47 3,72 4,65 25,00 Bangka Belitung 3,81 3,35 4,71 5,86 24,42 Kep. Riau 5,58 6,29 3,48 3,83 10,06 Jawa Barat 12,04 10,82 14,96 9,32 -37,70 Jawa Tengah 3,80 3,79 5,28 4,38 -17,05 DI Yogyakarta 3,32 3,18 3,86 3,43 -11,14 Jawa Timur 3,96 3,51 3,79 3,24 -14,51 Banten 5,10 4,89 3,74 4,22 12,83 B a l i 5,76 7,08 5,72 4,22 -26,22 NTB 5,04 5,39 5,05 3,38 -33,07 NTT 4,93 6,65 6,16 3,85 -37,50 Kalimantan Barat 3,30 4,03 4,68 3,00 -35,90 Kalimantan Tengah 3,29 3,86 5,40 2,30 -57,41 Kalimantan Selatan 8,48 5,29 4,40 4,15 -5,68 Kalimantan Timur 4,18 4,35 4,63 4,05 -12,53 Sulawesi Utara 4,62 4,72 4,73 3,50 -26,00 Sulawesi Tengah 4,24 2,80 2,81 4,50 60,14 Sulawesi Selatan 2,42 2,86 2,61 3,72 42,53 Sulawesi Tenggara 3,05 2,40 3,50 3,99 14,00 Gorontalo 5,28 6,42 5,10 6,87 34,71 Sulawesi Barat 5,15 1,76 2,11 4,06 92,42 M a l u k u 6,04 4,90 3,95 3,04 -23,04 Maluku Utara 2,32 1,75 1,00 1,28 28,00 Papua Barat 3,42 3,11 6,81 9,16 34,51 Papua 4,49 4,37 5,55 4,93 -11,17 Indonesia 4,67 4,47 5,07 4,56 -10,06 Sumber : Badan Pusat Statistik dan Direktorat Jenderal Hortikultura 2010 86 Lampiran 5. Perkembangan Harga Rata-rata Rp Jenis Cabai Rawit Merah di Pasar Induk Kramat Jati Jakarta, 2011. Bulan Harga RpKg Cabai Keriting Cabai Merah Cabai Rawit Merah Cabai Rawit Hijau Januari 37.107 24.321 75.964 32.571 Februari 28.000 19.035 73.964 29.642 Maret 18.536 13.696 66.179 16.000 April 10.571 10.107 35.429 11.532 Mei Juni Juli Agustus September 6.268 5.582 5.218 7.158 10.932 8.660 5.936 5.775 8.272 10.275 19.107 18.536 11.768 11.329 8.957 6.464 4.786 3.536 5.236 5.612 Oktober 17.196 16.714 9.921 15.536 November 24.429 28.321 13.464 13.429 Desember 30.679 27.893 21.821 10.286 87 Lampiran 6. L uas Areal Tanam ha Cabai Rawit Tahun 2005-2009 Menurut Kabupaten dan Kota di Jawa Barat. KabupatenKota Tahun Hektar 2005 2006 2007 2008 2009 Bogor 226 322 371 286 253 Sukabumi 687 603 461 482 538 Cianjur 1061 924 1419 1482 921 Bandung 559 643 477 335 260 Garut 1314 1485 1343 1335 1463 Tasikmalaya 248 189 202 222 243 Ciamis 131 92 262 137 152 Kuningan 160 192 197 203 278 Cirebon 32 59 11 12 25 Majalengka 745 613 455 420 518 Sumedang 252 227 232 212 235 Indramayu 42 82 87 403 354 Subang 196 238 191 164 159 Purwakarta 95 203 146 175 224 Karawang 302 125 199 82 452 Bekasi 1 6 2 36 10 Bandung Barat 240 412 Bogor 15 12 12 15 26 Sukabumi 1 5 Bandung 2 7 7 7 5 Cirebon 7 10 4 2 2 Bekasi 4 5 8 4 Depok Cimahi 2 8 2 16 Tasikmalaya 2 1 3 5 1 Banjar 13 5 5 24 16 Jumlah 6095 6045 6102 6286 6567 Sumber : Badan Pusat Statistik dan Direktorat Jenderal Hortikultura 2010 88 Lampiran 7. Harga Rata-rata Mingguan Cabai Rawit Merah di Tingkat Petani dan Pasar Induk Kramat Jati. Tahun Bulan Harga di Tingkat Petani di Desa Cigedug Harga di Pasar Induk Kramat Jati 2011 Juni 10.000 18.857 9.200 16.286 9.850 18.571 9.900 20.429 Juli 9.100 14.571 8.600 12.000 8.000 10.857 7.300 9.643 Agustus 7.800 10.071 7.500 13.800 7.425 9.143 8.000 12.800 September 8.200 10.400 8.400 8.929 7.400 8.714 5.500 6.786 Oktober 5.600 8.857 5.500 10.043 7.000 10.214 7.200 10.571 November 7.100 11.429 7.325 12.429 7.300 14.286 8.125 15.714 Desember 8.000 18.429 8.500 22.714 8.500 22.857 8.100 23.286 2012 Januari 7.500 19.714 10.300 11.429 11.800 12.429 11.900 19.143 Februari 9.700 14.429 10.125 15.143 11.000 12.571 11.400 13.286 Maret 16.725 22.000 21.300 22.714 23.200 29.429 29.800 33.714 April 29.000 35.857 29.100 34.571 18.300 21.429 7.000 13.429 Mei 5.500 11.714 5.000 8.214 5.000 8.571 5.000 10.429 Rata-rata 10.397 16.685 89 Lampiran 8. Contoh Kontrak Kemitraan Gapoktan dengan PT. Indofood Fritolay Makmur. PERJANJIAN KERJASAMA ANTARA SUPPLIER CRM CAGAR INTAN DENGAN ……………………………………… TENTANG PENGANGKATAN KETUA KELOMPOK TANI Nomor :……MOU-KTCGD-CI……2011 Perjanjian kerjasama ini selanjutnya disebut “PERJANJIAN” dibuat dan ditandatangani pada hari …… tanggal ………………………………….….….2011 di …………. oleh dan antara: 1. Bubun Bunyamin : bertindak sebagai Supplier CRM Cagar Intan berdasarkan ……………………………………………..yang beralamat di Kp. Situgede No.83 RT03RW08, Kec. Cugedug, Kabupaten Garut, selanjutnya dalam Nota Kesepahaman ini disebut sebagai PIHAK PERTAMA. 2. …………….. : Selaku Ketua Kelompok Tani yang beralamat di …………………………….., selanjutnya dalam Nota Kesepahaman ini disebut sebagai PIHAK KEDUA. PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA untuk selanjutnya secara bersama- sama disebut Para Pihak. 90 Bahwa PIHAK PERTAMA adalah Organisasi tunggal yang mewadahi dan