Biaya Usahatani Cabai Rawit Merah Petani Nonmitra

73 diperoleh bahwa rata-rata harga cabai rawit merah yang diterima oleh petani cabai rawit merah yang tidak menjalin kemitraan adalah sebesar Rp 10.397,00kg. Harga cabai rawit merah yang berfluktuatif dapat berpengaruh secara langsung terhadap besar penerimaan usahatani cabai rawit merah pada petani nonmitra. Besar total penerimaaan yang diperoleh petani nonmitra berdasarkan harga yang berlaku adalah sebesar Rp 204.110.302,57. Sebanyak 50,23 persen penerimaan diperoleh dari hasil produksi cabai rawit merah, artinya fluktuasi harga yang terjadi di pasar dapat memberikan pengaruh terhadap nilai penerimaan usahatani cabai rawit merah petani nonmitra sebesar 25,11 persen. Sedangkan untuk produksi tomat dan kol mampu memberikan kontribusi terhadap penerimaan usahatani cabai rawit merah pada petani nonmitra sebesar 32,05 persen dan 17,72 persen. Total penerimaan yang diterima oleh petani nonmitra relatif lebih sedikit dibandingkan dengan total penerimaan yang diperoleh petani mitra. Hal tersebut dikarenakan adanya perbedaan perlakuan pada proses budidaya masing-masing petani. Petani mitra yang diberikan pengarahan dan pembinaan oleh para Agrofield Indofood relatif merawat tanamannya dengan baik. Sedangkan petani nonmitra relatif kurang merawat tanamannya dengan teratur. Perawatan yang baik akan berdampak pada produktivitas yang tinggi. Sebaliknya, perawatan yang kurang baik akan menurunkan tingkat produktivitas karena tanaman akan mudah terserang penyakit dan hama.

7.2.5. Biaya Usahatani Cabai Rawit Merah Petani Nonmitra

Biaya tunai dalam kegiatan usahatani cabai rawit merah rata-rata per hektar yang dilakukan oleh petani nonmitra adalah sebesar Rp 65.644.065,95 Salah satu biaya yang termasuk kedalam biaya tunai adalah biaya pembelian bibit cabai rawit merah sebesar 0,53 persen sedangkan biaya untuk pupuk sebesar 12,73 persen relatif lebih sedikit dibandingkan dengan biaya pupuk yang dikeluarkan oleh petani mitra. Alokasi biaya obat-obatan menjadi biaya tunai dengan alokasi kedua terbesar dalam biaya usahatani cabai rawit merah yang dilakukan oleh petani nonmitra. Besar biaya obat-obatan yang dikeluarkan petani cabai rawit nonmitra mencapai 25,90 persen dari total biaya usahatani yang dikeluarkan. Tingginya biaya obat-obatan pada kegiatan usahatani cabai rawit merah 74 disebabkan tingginya kebutuhan obat-obatan untuk mencegah tanaman terserang hama dan penyakit. Biaya untuk tenaga kerja luar keluarga merupakan biaya terbesar dalam biaya tunai yaitu sebesar 32,99 persen dari total biaya tunai usahatani. Hal ini disebabkan karena banyaknya tenaga kerja yang dibutuhkan terutama pada kegiatan pemanenan. Selain tenaga kerja luar keluarga, sewa lahan juga termasuk kedalam komponen biaya tunai. Besar biaya sewa lahan adalah sebesar 2,00 dari total biaya usahatani. Biaya yang diperhitungkan terdiri dari biaya pembuatan bibit, upah tenaga kerja dalam keluarga, dan biaya penyusutan peralatan. Alokasi biaya yang diperhitungkan pada usahatani cabai rawit merah petani nonmitra mencapai 21,87 persen dari total biaya usahatani cabai rawit merah. Jadi total biaya usahatani cabai rawit merah petani nonmitra per hektar luas lahan adalah sebesar Rp 18.370.111,55. Total biaya usahatani cabai rawit merah petani nonmitra relatif lebih sedikit dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan oleh petani mitra Indofood. Besar alokasi biaya-biaya usahatani cabai rawit merah petani non mitra per hektar di Desa Cigedug dapat dilihat pada Tabel 12.

7.2.6. Pendapatan Usahatani Cabai Rawit Merah Petani Nonmitra