Penentuan Jarak dan Pola Tanam

51

6.1.3.1. Penentuan Jarak dan Pola Tanam

Penentuan jarak tanam ditentukan saat selesai dilakukan pemasangan mulsa. Berdasarkan pengalaman petani di Desa Cigedug jarak tanam yang lebar akan lebih baik untuk kesehatan tanaman. Petani mitra rata-rata menggunakan pola menyilang dengan dua lubang pada kedua sisi kanan dan kiri dengan masing jarak antar lubang 50 x 50 cm dan satu lubang yang berada di tengah kedua lubang kanan dan kiri dengan jarak antar lubang 75 x 75 cm. Petani nonmitra biasanya menggunakan pola tanam sejajar pada setiap bedengan. Jarak antar masing-masing lubang adalah 30 x 30 cm. Pola tanam antara tomat dan cabai rawit merah bersifat saling berlawanan. Apabila tomat ditanam dengan dengan pola menyilang, maka cabai rawit merah akan ditanam dengan pola lurus, begitu juga sebaliknya,tetapi dengan waktu penanaman yang bersamaan. Jarak tanam dan pola tanam yang digunakan dapat mempengaruhi produktifitas yang didapat oleh masing-masing petani. Secara umum jarak tanam yang lebar akan memberikan dampak positif terhadap kesehatan tanaman utama dan tanaman tumpang sari lain karena dapat mengurangi tingkat kompetisi masing-masing tanaman dalam memperoleh makanan, air, dan sinar matahari atau cahaya yang cukup karena tanaman akan tidak saling menaungi. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa pada petani nonmitra dengan rata-rata pola dan jarak tanam yang lebih rapat memiliki kemampuan produktifitas yang lebih kecil daripada petani mitra. Gambar 8. Jarak dan Pola Tanam Cabai Rawit, Kol, dan Tomat Merah di Desa Cigedug. Waktu dan pola penananam terhadap ketiga tanaman tumpang sari yakni tomat, kol dan cabai rawit merah merupakan salah satu faktor penting penunjang 52 keberhasilan produktifitas yang baik bagi semua tanaman. Waktu tanam tanaman cabai rawit yang dibudidayakan di dataran tinggi seperti di Desa Cigedug dapat di lakukan pada segala musim dengan tingkat risiko yang berbeda-beda. Penanaman yang dilakukan pada musim kemarau memiliki risiko kekeringan dan hama seperti lalat buah dan trip. Sedangkan penanaman yang dilakukan pada musim penghujan dapat meningkatkan risiko terserang penyakit sepertis layu fusarium, busuk batang, dan jamur. Petani mitra dituntut untuk dapat memproduksi cabai rawit merah pada setiap musim untuk menjaga keberlanjutan pasokan ke pabrik Indofood. Sedangkan petani responden yang tidak bermitra dapat memperhitungkan waktu tanam yang paling tepat agar dapat mendapat harga pasar terbaik. Pada umumnya pola tanam yang dilakukan petani cabai rawit merah baik yang bermitra maupun yang tidak bermitra di Desa Cigedug menanam cabai rawit merah terlebih dahulu. Selang satu bulan tomat baru ditanam. Sedangkan penanaman kol baru dilakukan setelah tomat selesai di panen. Pada saat itu tanaman cabai rawit merah telah berusia 4 bulan belum mencapai masa panen. Namun, ada pula yang menanam dengan waktu hampir secara bersamaan ketiga tanaman tersebut tergantung pada musim saat penanaman. Jarak dan pola tanam yang dilakukan petani Desa Cigedug dapat dilihat pada Gambar 8.

6.1.3.2. Penanaman Bibit