Pendapatan Usahatani Cabai Rawit Merah Petani Mitra

70 Biaya pembelian bibit termasuk kedalam biaya tunai yaitu sebesar 0,86 persen. Biaya sewa lahan sebesar 1,97 persen merupakan biaya yang benar-benar dikeluarkan oleh petani mitra yang menyewa lahan untuk menjalankan usahataninya. Bagi petani mitra yang memiliki lahan sendiri biaya atas lahan yang dimilikinya dimasukkan kedalam biaya yang diperhitungkan. Upah tenaga kerja luar keluarga sebesar 43,47 persen merupakan komponen biaya tertinggi diantara komponen biaya lainnya. Tingginya biaya tenaga kerja luar keluarga disebabkan oleh intensitas kegiatan pemanenan yang dapat mencapai 48 hingga 52 kali menggunakan sistem borongan. Jadi total biaya tunai yang dikeluarkan oleh petani mitra adalah sebesar Rp. 68.681.023,27 atau sebesar 82,25 persen dari total biaya usahatani cabai rawit merah yang dilakukan oleh petani mitra. Tabel 11 menunjukkan bahwa total biaya yang diperhitungkan dalam kegiatan usahatani cabai rawit merah yang dilakukan petani mitra di lokasi penelitian rata-rata per hektar adalah sebesar Rp14.820.568,99. Biaya yang diperhitungkan ini meliputi biaya untuk bibit, tenaga kerja dalam keluarga, dan penyusutan peralatan. Biaya untuk bibit cabai rawit merah hanya 0,14 persen dari total biaya sedangkan biaya untuk tenaga kerja dalam keluarga sesuai dengan tingkat upah yang berlaku sebesar Rp. 15.000,- per HOK adalah sebesar 2,88 persen, serta besar biaya untuk penyusutan peralatan sebesar 6,22 persen dari total biaya.

7.2.3. Pendapatan Usahatani Cabai Rawit Merah Petani Mitra

Analisis pendapatan usahatani cabai rawit merah yang dilakukan oleh petani mitra meliputi analisis pendapatan atas biaya total dan analisis pendapatan atas biaya tunai. Berdasarkan hasil analisis pada Tabel 11 dapat diperoleh gambaran bahwa dari satu musim tanam selama maksimal 1,5 tahun, petani mitra memperoleh penerimaan yang berasal dari hasil produksi cabai rawit merah, tomat, dan kol adalah sebesar Rp. 307.734.619,72. Total biaya usahatani adalah sebesar Rp. 83.501.592,36. Biaya yang dikeluarkan dalam usahatani tersebut terdiri dari biaya tunai dan biaya yang diperhitungkan. Jadi, besar pendapatan petani mitra atas biaya tunai untuk satu hektar cabai rawit merah di Desa Cigedug dengan mengurangkan total penerimaan terhadap total biaya tunai adalah sebesar 71 Rp 239.053.596,34. Sedangkan pendapatan atas biaya total untuk satu hektar lahan cabai rawit adalah sebesar Rp 224.233.027,36. Hasil tersebut menunjukkan bahwa usahatani cabai rawit merah masih memberikan keuntungan bagi petani mitra di Desa Cigedug. Tabel 11 . Pendapatan Usahatani Cabai Rawit Merah Petani Mitra Di Desa Cigedug Per Hektar Luasan Lahan Untuk Satu Musim Tanam Uraian Satuan Jumlah Fisik Harga RpSatuan Nilai Total Rp A. Penerimaan Produksi Cabai Rawit Merah kg 19.979,34 10.000 199.793.382,50 64,92 Produksi Tomat kg 37.807,67 1.785 67.486.691,76 21,93 Produksi Kol kg 25.284,09 1.600 40.454.545,45 13,15 Total Penerimaan 307.734.619,72 100,00 B. Biaya Usahatani 1. Biaya Tunai a. Bibit Cabai Rawit Merah pohon 14.371 50 718.553,46 0,88 b. Bibit Tomat pohon 20.794 125 2.599.250,00 3,11 c. Bibit Kol pohon 18.542 50 927.083,03 1,11 b. Pupuk Pupuk Kandang kg 18.105,12 300 5.431.536,39 6,50 ZA kg 376,91 1.800 678.436,66 0,81 TSP kg 514,20 2.000 1.028.406,71 1,23 KCL kg 281,93 1.700 479.286,46 0,57 NPK kg 655,18 8.000 5.241.449,54 6,28 Pupuk Cair kg 0,63 17.000 10.679,10 0,01 c. Obat-obatan Obat Padat kg 59,95 130.000 7.794.071,00 9,33 Obat Cair liter 13,06 446.118 5.828.409,50 6,98 d. TKLK HOK 2.419,9 15.000 36.298.291,92 43,47 e. Sewa Lahan Rp 1.645.569,62 1,97 Total Biaya Tunai 68.681.023,37 82,25 2. Biaya Tidak Tunai Yang diperhitungkan a. Bibit Cabai Rawit Merah pohon 3.926 30 117.767,30 0,14 b. TKDK HOK 160,3 15.000 2.404.974,79 2,88 c. Penyusutan Peralatan Rp 5.193.396,52 6,22 d. Sewa Lahan Rp 7.104.430,38 8,51 Total Biaya Yang Diperhitungkan 14.820.568,99 17,75 C. Total Biaya Usahatani B1+B2 83.501.592,36 100,00 D. Pendapatan Atas Biaya Tunai A-B1 239.053.596,34 E. Pendapatan Atas Biaya Total A-C 224.233.027,36 F. RC ratio Atas Biaya Tunai AB1 4,48 G. RC ratio Atas Biaya Total AC 3,69 72 Salah satu alat untuk menganalisis efisiensi pendapatan usahatani adalah dengan menggunakan analisis imbangan penerimaan dan biaya RC ratio analysis. Dari analisis RC yang telah dilakukan menunjukkan bahwa usahatani cabai rawit merah yang dilakukan petani mitra di Desa Cigedug selama satu musim tanam memiliki penerimaan yang lebih besar dibandingkan biaya usahatani yang dikeluarkan. Hal ini ditunjukkan dari nilai RC yang lebih besar dari satu. Besar nilai RC atas biaya tunai sebesar 4,48 berarti bahwa setiap Rp 1,00 biaya tunai yang dikeluarkan maka akan memperoleh penerimaan sebesar Rp 4,48. Petani mitra di Desa Cigedug lebih banyak menggunakan faktor produksi dengan biaya tunai, daripada biaya tidak tunai. Hal tersebut ditunjukkan dari perbedaan nilai RC atas biaya tunai dan RC atas biaya total yang tidak berbeda jauh. Selisih tersebut juga dapat menunjukkan bahwa usahatani cabai rawit merah yang dilakukan petani mitra di Desa Cigedug dikelola secara komersial. Nilai RC yang ada juga dapat menunjukkan bahwa usahatani cabai rawit merah yang dilakukan petani mitra telah efisien dan menguntungkan untuk dikembangkan karena penerimaannya lebih besar dibandingkan biaya yang dikeluarkan dan masih memberikan keuntungan bagi petani cabai rawit merah yang bermitra di Desa Cigedug.

7.2.4. Penerimaan Usahatani Cabai Rawit Merah Petani Nonmitra