Terdapat beberapa triwulan yang menunjukkan produksinya turun tetapi nilainya meningkat. Hal ini antara lain disebabkan karena sebagian besar
produksi mempunyai nilai jual yang tinggi atau sebaliknya produksi naik tetapi nilau jual ikannya turun antara lain karena sebagian besar produksi bernilai jual
rendah, atau bisa juga karena berlakunya hukum ekonomi supply and demand dimana harga naik jika produksi rendah, dan harga turun jika produksi tinggi.
Jumlah produksi hasil tangkapan ikan di Pangandaran pada tahun 2006 mengalami penurunan yang sangat drastis, hal ini dikarenakan pada tahun tersebut
tepatnya pada tanggal 17 Juli 2006 terjadi bencana tsunami yang menimpa Pantai Pangandaran yang mengakibatkan banyak armada penangkapan ikan dan alat
penangkapan ikan yang rusak atau hilang, sehingga jumlah trip penangkapan menjadi berkurang yang pada akhirnya menyebabkan jumlah produksi hasil
tangkapan ikan juga menurun. Adapun untuk produksi hasil tangkapan ikan pada tahun 2007 belum
mengalami peningkatan yang berarti dikarenakan masih banyak armada penangkapan ikan yang belum beroperasi karena masih rusak atau hilang. Selain
itu juga disebabkan karena setelah terjadinya bencana tsunami jumlah produksi tangkapan di laut sangat sedikit yang kemungkinan besar disebabkan karena
daerah penangkapan ikan masih belum dapat ditentukan dengan benar karena kondisi perairan yang berubah akibat terjadinya bencana tsunami.
5.2 Unit Penangkapan
5.2.1 Armada penangkapan
Armada penangkapan ikan yang beroperasi di Pangandaran terdiri atas 3 tiga macam yaitu perahu tanpa motor atau jukung, perahu motor tempel, dan
kapal motor. Gambar 4 memperlihatkan salah satu jenis perahu penangkapan yang digunakan di Pangandaran.
Sebagian besar nelayan Pangandaran menggunakan perahu motor tempel dari bahan fibre glass untuk kegiatan operasi penangkapan ikan yaitu sebesar
96,72. Perahu berukuran panjang, lebar, dan dalam masing – masing 7 – 9 meter, 0,6 – 1 meter dan 0,5 – 1 meter. Jenis mesin yang digunakan nelayan
diantaranya mesin yang bermerk Kubota dan Robin berkekuatan 7 PK. Mesin
yang bermerk Honda, Jhonson, Marinir, Suzuki, dan Yamaha yang berkekuatan 15 PK, serta Mitsubshi yang berkekuatan 33 PK. Tabel 15 dan Gambar 5
memperlihatkan perkembangan armada kapal di Pangandaran.
Gambar 4 Perahu Penangkapan ikan yang digunakan oleh nelayan Pangandaran Tabel 15 Perkembangan jumlah armada penangkapan ikan di Pangandaran kurun
waktu 2003-2007
Armada Tangkap Tahun
Unit 2003 2004 2005 2006 2007
Kapal Motor 4
4 4
4 4 Perahu Motor
Tempel 948
946 946
531 1.260 Perahu Tanpa
Motor 0 0
Jumlah 952
950 950
535 1.264
Sumber : HNSI Ciamis 2008
- 200
400 600
800 1.000
1.200 1.400
2002 2003
2004 2005
2006 2007
Tahun Penangkapan J
u m
la h
A rm
a da
P e
na ngk
a p
a n
I k
a n
uni t
Sumber : HNSI Ciamis 2008 diolah kembali
Gambar 5 Trend perkembangan armada penangkapan ikan di Pangandaran Meningkatnya jumlah armada penangkapan ikan di Pangandaan Tahun
2007 sebagaimana telah dikemukan pada subbab 4.2.4 dikarenakan pada tahun tersebut nelayan Pangandaran mendapatkan bantuan perahu motor tempel dari
Departemen Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia sebagai bantuan pasca tsunami yang telah membuat ratusan buah armada penangkapan ikan di
Pangandaran rusak.
5.2.2 Alat penangkapan ikan
Menurut DKP Ciamis 2007 alat penangkapan ikan yang digunakan nelayan Pangandaran berjumlah 6 enam jenis alat, yaitu jaring sirang gillnet
monofilament, jaring nilon gillnet multifilament, jaring tiga lapisciker trammel net, pancing rawai, pukat pantai, dan dogol yang disebut jogol oleh nelayan
setempat.
1. Jaring sirang
Gillnet monofilament
Jaring sirang di Pangandaran termasuk kedalam jenis gillnet monofilament. Adapun pengoperasiaannya antara lain:
y = 74,78x
2
- 427,8x + 1.381 R
2
= 73,87