Jaring dogol Bagan Alat penangkapan ikan

y = 163x 2 - 653533x + 7E+08 R 2 = 69,82 500 1000 1500 2000 2500 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 Tahun Ju m la h al at t a n g kap u n it Tabel 16 Perkembangan jumlah alat penangkapan ikan di Pangandaran menurut jenis tahun 2003 – 2007 Jenis Alat Tangkap Tahun No Unit 2003 2004 2005 2006 2007 1. Pancing rawai 84 85 85 50 85 2. Pukat pantai 37 12 12 14 14 3. Gill net 843 737 737 475 1.648 4. Dogol 141 158 158 97 97 5. Tramell Net Ciker 83 94 94 52 52 6. Bagan 36 36 0 16 20 Jumlah 1.224 1.122 1.086 704 1.916 Sumber : HNSI Ciamis 2008 diolah kembali Sumber : HNSI Ciamis 2008 diolah kembali Gambar 6 Trend perkembangan jumlah alat penangkapan ikan di Pangandaran Kurun waktu tahun 2003 – 2007 y = 163x 2 – 653.533x + 7E + 08 R 2 = 69,82

5.2.3 Nelayan

Kemajuan perikanan merupakan titik tolak kemajuan daerah pesisir. Nelayan sebagai motor pengerak dalam kegiatan penangkapan ikan memiliki peranan penting dalam operasi penangkapan ikan. Tingkat pengetahuan akan metode pengoperasian alat tangkap dan keberadaan ikan merupakan hal penting harus dimiliki oleh nelayan. Selama ini nelayan Pangandaran memperoleh pengetahuan mengenai metode pengoperasian dan tentang fishing ground dari pengalaman dan coba-coba atau “try and error”. Kegiatan penangkapan ikan merupakan aktifitas yang sangat aktif di Pangandaran, hal ini terjadi karena kegiatan perikanan merupakan mata pencaharian sebagian besar masyarakat Pangadaran selain pariwisata. Nelayan di Pangandaran tidak hanya berasal dari penduduk asli setempat tetapi sebagian juga berasal dari Tasikmalaya, Cilacap, Pameungpeuk dan Sukabumi. Menurut Undang – Undang nomor 31 tahun 1999 tentang Perikanan, nelayan adalah sumberdaya manusia yang memegang peranan yang sangat penting dalam kegiatan operasi penangkapan ikan. Pada umumnya keahlian dalam operasi penangkapan ikan yang dimiliki nelayan berdasarkan pengalaman ynag telah didapatkan. Nelayan yang ada di Pangandaran berdasarkan kepemilikan alat tangkap dibedakan dua yaitu: a Juragan atau nelayan pemilik adalah golongan nelayan yang memiliki fasilitas produksi atau kapal penangkapan ikan. Nelayan ini ditunjuk sebagai ketua kelompok nelayan, masing-masing ketua kelompok memiliki anak buah kapal. Nelayan pemilik atau ketua kelompok nelayan berperan di dalam proses pendaratan. b Nelayan buruh adalah nelayan yang terjun langsung dalam operasi penangkapan ikan dan tidak memiliki alat tangkap. Mereka merupakan pihak pelaksana dan lainnya adalah adalah kapal yang menggunakan motor dalam untuk menaikkan hasil tangkapan ikan ke atas kapal. Nelayan Pangandaran tidak hanya berasal dari penduduk asli setempat sebagian juga berasal dari Tasikmalaya, Cilacap, Pameungpeuk dan Sukabumi. Perkembangan jumlah nelayan Pangandaran dapat dilihat pada Tabel 17 dan Gambar 7. 500 1000 1500 2000 2500 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 Tahun J u m la h N e la y an or a n g Nelayan Pemilik Nelayan Buruh Tabel 17 Perkembangan jumlah nelayan Pangandaran kurun waktu 2003 – 2007 Tahun Status Nelayan 2003 2004 2005 2006 2007 Nelayan Pemilik 647 674 689 874 943 Nelayan Buruh 1.369 1.435 1.794 1.890 1.923 Jumlah 2.016 2.109 4.488 4.770 4.873 Sumber : HNSI Ciamis 2008 diolah kembali Sumber : HNSI Ciamis 2008 diolah kembali Gambar 7 Trend perkembangan jumlah nelayan Pangandaran menurut status nelayan tahun 2003 – 2007 Keberadaan nelayan di Pangandaran selama kurun waktu 5 lima tahun dari 2003 – 2007 memiliki kecenderungan meningkat setiap tahun baik untuk nelayan pemilik atau pun untuk nelayan buruh dengan tingkat pertumbuhan sebesar 218,5 untuk nelayan buruh dan 105,5 untuk nelayan pemilik. Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan perikanan khusunya perikanan tangkap di Pangandaran dalam lima tahun terakhir menjadi pilihan mata pencaharian. y = 156,3x – 311.699 R 2 = 89,53 R y = 79,2x – 158.031 R 2 = 87,67 R

5.3 Jenis dan Kondisi Fasilitas PPI Pangandaran

Pendaratan ikan merupakan muara dari operasi penangkapan ikan yang dilakukan oleh nelayan. Kegiatan pendaratan ini memerlukan fasilitas-fasilitas yang mendukung agar nilai jual dari ikan hasil tangkapan nelayan tidak merosot. Menurut DKP Ciamis 2007, beberapa fasilitas pendaratan yang tersedia di Pangandaran, adalah :

5.3.1 Fasilitas pokok

Fasilitas pokok adalah fasilitas dasar yang diperlukan untuk melindungi kapal atau perahu yang mendaratkan hasil tangkapan dari gangguan alam Direktorat Jendral Perikanan 1994. Fasilitas kepelabuhanan yang bersifat pokok yang ada di Pangandaran seperti dermaga, kolam pelabuhan, break water dan alat bantu navigasi sampai saat ini belum tersedia. Fasilitas yang mungkin dapat dikatakan tersedia adalah alat bantu navigasi yang berupa lampu suar Gambar 8, itu pun hanya berfungsi untuk penanda bahwa di tempat tersebut terdapat daratan yang dapat digunakan untuk berlabuh. Bahkan kolam pelabuhan dan dermaga yang maerupakan fasilitas pokok yang paling penting hanya berupa kolam dan dermaga alam yang digunakan untuk menambatkan perahu atau armada penangkapan ikan sebagai tanda bahwa di tempat tersebut ada pangkalan pendaratan ikan. Tidak adanya atau kurangnya faslitas pokok di PPI Pangandaran mengakibatkan hasil tangkapan ikan yang didaratkan relatif sedikit karena hanya berasal dari hasil tangkapan ikan yang dilakukan armada kecil perahu sedangkan armada penangkapan ikan besar tidak dapat mendaratkan hasil tangkapannya karena terbatasnya kapasitas dan kedalaman kolam pelabuhan dan fasilitas lain untuk memudahkan kapal berlabuh. Akibatnya PPI Pangandaran sulit untuk berkembang.