Produksi dan nilai produksi hasil tangkapan ikan

4.2.4 Unit penangkapan

ikan 1. Armada penangkapan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Ciamis 2008, menyatakan bahwa jumlah armada penangkapan ikan di wilayah Kabupaten Ciamis tahun 2007 sebanyak 2.189 unit, terdiri atas kapal motor sebanyak 4 unit 0,2, perahu motor tempel sebanyak 2.071 unit 94,6 dan perahu tanpa motor sebanyak 114 unit 5,2 Tabel 9. Tabel 9 Perkembangan jumlah armada penangkapan ikan menurut kategori di Kabupaten Ciamis tahun 1999 – 2007 TAHUN Kategori Armada unit 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 Kapal Motor 23 4 4 4 4 4 4 4 4 Perahu Motor Tempel 886 951 1.142 1.244 1.510 1.548 1.548 962 2.071 Perahu Tanpa Motor 46 61 38 38 30 122 122 144 114 Jumlah 955 1.016 1.184 1.286 1.544 1.674 1.674 1.110 2.189 Pertum- buhan per tahun - 6,0 14,2 7,9 16,7 7,8 0 -5,1 49,3 Rata – rata pertumbuhan per tahun 5,7 Sumber : DKP Kabupaten Ciamis 2008 diolah kembali Rata – rata pertumbuhan armada penangkapan ikan di wilayah Kabupaten Ciamis selama sembilan tahun terakhir 1999 – 2007 adalah cukup kecil yaitu 5,7 namun pada tahun 2007 tingkat pertumbuhan armada penangkapan ikan di wilayah Kabupaten Ciamis adalah yang tertinggi yaitu sebesar 49,3. Besarnya pertumbuhan jumlah armada penangkapan ikan wilayah Kabupaten Ciamis pada tahun 2007 terutama diakibatkan oleh meningkatnya jumlah perahu motor tempel yaitu adanya bantuan perahu motor tempel ke wilayah Kabupaten Ciaamis sebanyak 1.500 unit dari Departemen Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia sebagai salah satu upaya recovery setelah terjadinya bencana tsunami yang melanda Wilayah bagian Selatan Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Barat

2. Alat penangkapan ikan

Jumlah alat penangkapan ikan yang dioperasikan dan digunakan oleh para nelayan di wilayah Kabupaten Ciamis pada tahun 2007 sebanyak 3.460 unit. Jenis alat tangkap ikan yang paling dominan adalah gill net yaitu sebanyak 2.806 unit 81,10. Alat tangkap lain adalah jaring arad, pancing rawai tetap, dogol, bagan dan trammel netciker Tabel 10 DKP 2007. Rata-rata pertumbuhan alat tangkap ikan di Kabupaten Ciamis selama tahun 1999 – 2007 menurun yaitu -1,35, dengan tingkat pertumbuhan terjadi pada tahun 2007 yaitu sebesar 60,46 sedangkan pada tahun 2001, 2003 dan 2006 mengalami pertumbuhan negatif. Tabel 10 Perkembangan alat tangkap ikan di Kab. Ciamis tahun 1999 – 2007 TAHUN Alat Tangkap 1999 2000 2001 2002 2003 Jaring Arad unit 33 36 31 31 53 Gill Net basket 841 2.503 1.686 1.686 1.309 Pancing Rawai Tetap unit 297 399 551 551 253 Dogol unit - 195 195 195 141 Bagan unit - - - 13 36 Tramell NetCiker basket 595 661 661 661 203 Jumlah 1.766 3.794 3.124 3.137 1.995 Pertumbuhan - 53,2 -21,5 0,4 -57,4 Rata-rata pertumbuhan per tahun Sumber : DKP Kabupaten Ciamis 2008 diolah kembali Lanjutan tabel 10 TAHUN Komposisi Alat Tangkap 2004 2005 2006 2007 2007 Jaring Arad unit 22 22 32 43 1,2 Gill Net basket 1.359 1.359 926 2.806 81,1 Pancing Rawai Tetap unit 242 242 153 205 5,9 Dogol unit 158 160 97 110 3,2 Bagan unit 36 36 16 20 0,6 Tramell NetCiker basket 219 219 144 276 8,0 Jumlah 2.036 2.038 1.368 3.460 100,0 Pertumbuhan 2,0 0,1 -49,0 60,5 - Rata-rata pertumbuhan per tahun -1,3 Sumber : DKP Kabupaten Ciamis 2008 diolah kembali

3. Nelayan

Jumlah nelayan yang melakukan kegiatan penangkapan ikan di wilayah Kabupaten Ciamis tahun 2007 sebanyak 6.545 orang. Berdasarkan statusnya, nelayan di Kabupaten Ciamis dibedakan menjadi dua jenis yaitu nelayan pemilik dan nelayan buruh. Adapun jumlah nelayan pemilik di Kabupaten Ciamis adalah sebanyak 4.619 orang 70,57 dan nelayan buruh sebanyak 1.926 orang 29,43 Tabel 11. Rata-rata pertumbuhan jumlah nelayan di Kabupaten Ciamis selama sembilan tahun 1999 – 2007 adalah cukup kecil yaitu 3,13. Dengan demikian pada setiap tahunnya berbeda dengan pertumbuhan armada dan alat tangkap yang mengalami pertumbuhan negatif dalam beberapa tahun, pertumbuhan nelayan ternyata hampir setiap tahun mengalami pertumbuhan positif dengan tingkat pertumbuhan terbesar terjadi pada tahun 2007 yaitu sebesar 28,20. Perkembangan jumlah nelayan di wilayah Kabupaten Ciamis kemungkinan besar disebabkan semakin sedikitnya lapangan kerja yang tersedia, sehingga pada akhirnya memilih menjadi nelayan, hal ini disebabkan oleh pada dasarnya tidak perlu keahlian dan pelatihan khusus untuk menjadi seorang nelayan. Oleh karena itu menjadi seorang nelayan menjadi pilihan terakhir sebagai pekerjaan. Hal ini juga didukung dengan berdirinya SMK Kelautan di