pelabuhan perikanan bersifat lokal, nasional maupun ekspor bergantung dari tipe pelabuhan tersebut. Pada dasarnya, pemasaran prosuk perikanan bertujuan untuk
menciptakan mekanisme pasar yang menguntungkan baik bagi para nelayan maupun pedagang.
Usaha pemasaran ikan dan hasil perikanan lainnya merupakan kegiatan yang berperan dalam pembentukan harga, peningkatan mutu, peningkatan
produksi, pengembangan modernisasi perikanan, peningkatan pendapatan, dan kesejahteraan nelayan Hartati 1996. Pemasaran biasanya tidak dilakukan oleh
satu tangan, melainkan oleh beberapa pelaku perantara yang membentuk tataniaga yang panjang, sehingga mengakibatkan biaya pemasaran yang tinggi.
Pemasaran ikan hasil tangkapan nelayan Pangandaran masih bersifat lokal. Daerah pemasarannya meliputi Ciamis, Bandung, Garut, dan Tasikmalaya.
Sebagian besar, ikan yang dipasarkan biasanya dalam bentuk ikan segar. Mekanisme pemasaran ikan di Pangandaran dimulai dari nelayan menurunkan
hasil tangkapannya ke PPI Pangandaran yang kemudian dilelang. Proses pelelangan tersebut, ikan hasil tangkapan dibeli oleh bakul-bakul yang nantinya
akan dijual lagi ke pedagang kecil atau restoran yang nantinya akan sampai ke konsumen. Selain itu, bakul juga menjual ikanya ke pengolah ikan yang kemudian
dijual ke grosir dalam bentuk ikan yang sudah diolah Aprianti 2006.
3. Pengolahan ikan
Ikan hasil tangkapan yang telah didaratkan di pelabuhan perikanan selanjutnya akan diolah menjadi beberapa produk olahan dan ada yang langsung
dipasarkan dalam bentuk ikan segar. Pengolahan terhadap ikan hasil tangkapan dilakukan untuk meningkatkan dan mengendalikan mutu ikan dalam rangka
menghindari kerusakan pasca tangkap. Menurut Lubis 2006, jenis olahan yang umumnya berada di pelabuhan perikanan di Indonesia masih bersifat tradisional
dan belum memperhatikan kualitas ikan, sanitasi dan cara pengepakan yang baik seperti pengasinan dan pemindangan. Jenis olahan lainnya yang sering dijumpai
di lingkungan pelabuhan perikanan adalah krupuk ikan dan terasi. Pengolahan ikan di PPI Pangandaran masih kurang berkembang.
Pengolahan hasil tangkapan hanya dilakukan oleh nelayan atau pedagang eceran
bila ikan hasil tangkapannya tidak habis terjual dalam keadaan segar. Cara pengolahan yang dilakukan biasanya adalah pengeringan, penggaraman dan
pengasapan. Hal ini juga disebabkan karena sebagian besar produksi ikan dipasarkan dalam bentuk segar Aprianti 2006.
2. Pengelolaan SDM pelabuhan perikanan
Pengelolaan SDM pelabuhan perikanan bertujuan untuk melancarkan kegiatan dan pelayanan di pelabuhan perikananpangkalan pendaratan ikan. Agar
tujuan tersebut dapat dicapai tentu harus didukung oleh kemampuan yang memadai dari para pengelola pelabuhan perikanan. Oleh karena itu setiap
sumberdaya manusia SDM pengelola pelabuhan perikanan harus dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan yang cukup mengenai pelabuhan perikanan
Anonim 2005. Menurut Lubis 2006 secara umum SDM pengelola pelabuhan perikanan untuk klasifikasi Pangkalan Pendaratan Ikan terdiri atas Kepala PPI,
sub bagian tata usaha, bagian pelelangan ikan, bagian fasilitas pendaratan dan bagian sarana prasarana pemukiman nelayan Gambar 2.
Pendidikan yang sesuai dengan bidang kerja SDM pengelola pelabuhan perikanan adalah syarat mutlak pengelola pelabuhan perikanan, sedangkan untuk
lebih meningkatkan kemampuannya perlu dilakukan pelatihan-pelatihan dan pembinaan teknis dari pihak terkait terutama yang bersifat teknis dan adminsitrasi
kepelabuhanan, dan ditunjang pula dengan pembinaan yang menunjang terhadap peningkatan moral SDM pengelola pelabuhan perikanan.
Sumber : Lubis 2002
Gambar 2. Bagan struktur organisasi PPI
Kepala UPT-PPI Sub Bagian Tata Usaha
Seksi Fasilitas Pendaratan
Seksi Pelelangan Ikan
Seksi Sarana dan Prasarana Pemukiman Nelayan